Tual News – Peringatan HUT Nen Ditsakmas, Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, tanggal 07 September 2020, baru berlalu, namun dibalik perayaan Tokoh Perempuan Kei secara sederhana itu, warga masyarakat mulai mempertanyakan komitmen perempuan Kei untuk menutup tempat prostitusi di Bumi Larvul Ngabal seperti yang diikrarkan Perempuan Kei pada peringatan HUT Nen Ditsakmas 07 September 2019 lalu.
“ Hari Nen Ditsakmas tanggal 07 September 2020, kami selaku warga masyarakat mempertanyakan dimana komitmen perempuan Kei seperti yang diikrarkan pada hari lahir tokoh Perempuan Kei yang diperingati tahun 2019 lalu “ Tanya warga Ohoi Semawi, A. Ditubun kepada tualnews.com, Selasa ( 08/9/2020 ).
HUT Nen Dit Sakmas, Perempuan Kei Minta Tempat Prostitusi Ditutup
Kata Ditubun, ikrar Perempuan Kei yang dibacakan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Maluku Tenggara, Ny. Eva Hanubun pada peringatan HUT Nen Ditsakmas tanggal 07 September 2019, masih teringat dan selaku warga masyarakat harus mempertanyakan sampai sejaumana realisasi ikrar Perempuan Kei yang didengungkan itu.
Ketua KPU Benarkan Komisioner AR Dianiaya di Kota Tual
“ Waktu itu Ketua Tim Penggerak PKK Malra dengan penuh semangat tinggi berikar, kalau kami Perempuan Evav menolak berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan dan meminta Pemkab Malra bersama DPRD menutup tempat prostitusi yang ada diwilayah Malra, karena perempuan Kei agung dan luhur “ Tandas Ditubun yang mempertanyakan realisasi ikar Perempuan Kei tersebut.
Bahkan dirinya juga mempertanyakan kinerja Bupati Malra, M. Thaher Hanubun dan DPRD Maluku Tenggara, dalam menindaklanjuti aspirasi perempuan Kei, melalui ikrar yang dibacakan tahun 2019 lalu.
“ Apakah Bupati Malra bersama para Wakil Rakyat sudah buat Peraturan Daerah ( Perda ) tentang tanda larangan Sasi ( Hawear-red ), sesuai permintaan Perempuan Kei, dalam melindungi harkat dan martabat masyarakat, terutama perempuan Kei ? “ Tanya Ditubun.
Bupati Malra Lantik Kepala Desa Ohoiluk Menuai Masalah ?
Dia berharap ikrar perempuan Kei yang merupakan komitmen bersama yang dibacakan di Makam Nen Ditsakmas, jangan hanya sebatas retorika, tapi harus direalisasikan, agar harkat dan martabat perempuan Kei yang luhur dan mulia tetap dijaga, dipelihara dan dihormati sepanjang masa. ( TN )