Tual News – Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Maluku Tenggara, Propinsi Maluku, Adolof Markus Teniwut, dalam Rapat Dengar Pendapat ( RDP ) bersama Tim Gustu Covid-19 Malra dan keluarga pasien meninggal positif Virus Corona minta Pimpinan DPRD Malra meminta pertanggungjawaban Bupati Malra, M. Thaher Hanubun yang adalah Koordinator Ketua Tim Gustu atas penggunaan anggaran Covid-19 Kabupaten Maluku Tenggara, sebesar Rp 50 millyar, ditengah keluhan keluarga pasien meninggal Covid-19 membeli obat – obatan, tisu dan pampers diluar.
“ Kami Komisi II DPRD lakukan on the spot langsung ke RSUD Karel Sadsuitubun Langgur, tanggal 15 dan 24 Juli 2020, saya tanya kepada Dokter, alat ventilator ada empat, hanya satu buah tersedia tapi tak bisa digunakan, karena tidak ada konektor, lalu ini kerja apa, sidang dan bicara disini lain, kesana buat lain ? “ Tanya Teniwut.
Politisi Partai PKB Malra itu mengaku, saat reses Komisi II DPRD hanya ditemukan satu dos obat, dan Alat Pelindung diri ( APD ) standar yang diberikan Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) kepada pihak Rumah Sakit.
“ Dengan kondisi ini saya menilai RSUD Karel Sadsuitubun Langgur tidak layak jadi RS rujukan pasien Covid-19, apalagi tanggal 15 Juli 2020, ketika kami berkunjung lihat pasien Virus Corona disana, ternyata para pasien Covid-19 ini santai main telpon seluler (HP ) dan lulur badan “ Ungkapnya.
Kata Teniwut, fakta dan temuan yang ditemui ini nyata terjadi di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur.
“ Kemarin saya bilang, agar Tim Covid-19 harus melibatkan semua komponen baik wartawan, OKP, tokoh perempuan, agama, adat dan pemuda, agar Kadis Kesehatan hanya urus obat – obatan, dan fasilitas alkes RS, namun akibat kerja sendiri sehingga terjadi seperti ini “ Kesalnya.
Ketua Komisi II DPRD Malra minta penjelasan Jubir Covid-19, terkait kunjungan kerja mereka di Pemkot Tual saat bertemu Sekda Kota Tual yang menyebutkan ada dua alat PCR buatan Hongkong dan Jerman.
“ Kata Sekda Kota Tual, alat PCR Hongkong hasilnya positif covid-19, sedangkan alat PCR dari Jerman hasinya negatif. Itu katanya, sekarang jadi tanda tanya terkait hasil SWAB/PCR pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Malra dan Kota Tual ? “ Ujarnya.
Teniwut berharap jangan ada dusta dibalik penanganan dan pencegahan Covid-19 di Kabupaten Malra, sebab setiap orang Kei sangat menghargai dan menghormati perempuan.
“ Kita orang Kei rela mati demi saudari perempuan, olehnya itu saya minta jangan ada dusta diantara kita “ Pintahnya dalam logat Bahasa Kei. ( TN )