Tual News – Upacara Detik – Detik Proklamasi 17 Agustus 2020 yang dilaksanakan di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual, Propinsi Maluku, harus diwarnai aksi demonstrasi puluhan warga Pengungsi Lupus, pasalnya selama dua tahun hidup mereka terlantar dan menderita digubuk pengungsi, akibat tidak ada perhatian Pemerintah Kota Tual dan DPRD setempat dalam menyiapkan tempat atau rumah layak huni bagi para pengungsi.
Pantauan tualnews.com, para pengungsi melaksanakan aksi demo damai dipertengahan Wearhir, Kecamatan Dullah Selatan, Kota Tual, Senin ( 17/08/2020 ), pukul 10.00 WIT .
Aksi warga pengungsi Lupus dijaga ketat aparat keamanan dari Polres Maluku Tenggara. Koordinator aksi demo pengungsi Lupus, Yusein Al-Hamid dan Jalil Yamlean dalam orasinya,menyesalkan sikap Pemerintah yang tidak memperhatikan nasib pengungsi Lupus yang sudah dua tahun hidup menderita ditempat pengungsi, termasuk tidak ada tindaklanjut proses hukum atas para pelaku pembakaran rumah warga Lupus di Desa Dullah oleh Polres Maluku Tenggara.
Dua Tahun Air Mata Pengungsi Lupus Kota Tual Termakan Janji Pemerintah
“ Ini persoalan harga diri, karena ada pihak –pihak yang bermain dengan masalah ini “ Kesalnya.
Sementara itu para Ibu warga pengungsi Lupus dengan tetesan air mata mengaku sudah dua tahun hidup menderita dan tidak memiliki tempat tinggal yang layak, akibat janji manis Pemerintah.
“ Katong pu rumah seng ada, sudah dua tahun terlalu cukup “ seru para Ibu pengungsi Lupus.
Walikota Bantah Janji Bantu Pengungsi Lupus Tual 15 M
Ketua DPRD Maluku Tenggara, Minduchri Kudubun, yang lewat dan sempat turun menenangkan para pengungsi, ikut terharu dengan tetesan air mata para pengungsi Lupus.
“ Kami dua tahun hidup menderita di tempat pengungsi dan ini sudah cukup “ Ujar salah satu Ibu pengungsi dengan air mata kepada Ketua DPRD Malra.
Warga pengungsi ini bahkan menyebut Walikota Tual, Adam Rahayaan, S.Ag, tak punya kepedulian dalam memperhatikan nasib pengungsi Lupus yang selama ini menderita.
“ Rumah kami rusak dan terbakar habis, kami hidup menderita di kamar kontrakan kecil, tidur diatas tanah, bahkan ada warga pengungsi yang harus menumpang dirumah keluarga “ Lapornya.
Kirab Merah Putih APEC & OMK Langgur Ajak Pemuda Bersatu di HUT RI 75
Para pengungsi Lupus menilai Pemerintah membohongi mereka dengan janji manis yang tidak ada realisasi.
“ Kami warga Lupus manusia, bukan binatang, dua tahun menderita ditempat pengungsi sudah cukup “ teriak para pengungsi.
Pegawai PN Tual Ditemukan Meninggal Di Kamar Kost
Aksi demo warga Pengungsi Lupus yang rencananya akan menuju Kantor Walikota Tual, untuk menyampaikan aspirasi tersebut kepada Walikota Tual, Adam Rahayaan, S.Ag dan Wakil Walikota Tual, Usman Tamnge, SE, namun atas koordinasi Kapolres Malruku Tenggara, AKBP Alfaris Pattiwael, S.I.K, M.H, aksi ini berhasil diredam.
Para perwakilan pendemo, diterima Kapolres Malra untuk beraudensi menyampaikan aspirasi. Kapolers Pattiwael, berjanji akan segera menangkap para pelaku pembakaran rumah para pengungsi Lupus Kota Tual, dua tahun lalu.
Selain itu Walikota Tual, Adam Rahayaan, S.Ag juga menghubungi langsung koordinator aksi demonstrasi via telpon seluler, agar Selasa ( 18/8/2020 ), siap menerima aspirasi warga pengungsi Lupus.
Para pengungsi warga Lupus yang tinggal menyebar di Desa Sathean, Dian Pulau Kabupaten Maluku Tenggara dan Desa Mangon dan Fiditan, Kota Tual akhirnya membubarkan diri dengan damai, setelah mendengar penjelasan Koordinator aksi demo, Yusein Al-Hamid, pukul 14.00 WIT
( TN )