Kadis Kesehatan Malra Benarkan Seorang Dokter Alami Kekerasaan di Puskesmas Mun

Img 20241209 wa0026

Langgur, Tual News- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara, Muhsin Rahayaan membenarkan seorang dokter perempuan yang bertugas di Puskesmas Mun, Kecamatan Kei Besar Utara Barat, Kabupaten Maluku Tenggara mengalami tindakan kekerasan.

” Benar, seorang dokter perempuan alami kekerasan di Puskesmas Mun, kami sudah ambil langkah cepat dan tangani dengan menjemput dokter yang bersangkutan dan sementara mendapat perawatan di  RSUD Karel Sadsuitubun Langgur, sebab dokter  alami tekanan psikologis, ” Ungkap Kadis Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara yang dikonfirmasi via telepon selulernya, Senin  ( 9 / 12 / 2024 ).

Rahayaan mengakui kronologis kasus kekerasan terhadap dokter itu terjadi, Jumat dini hari ( 6/ 12 / 2024 ) sekitar pukul 03.30 WIT.

Diakui, jumat malam dokter yang berada dirumah dinas dokter di Puskesmas Mun mengalami pemadaman listrik.

” Setelah dokter berjalan keluar rumah dinas untuk mengecek, ternyata bukan mati lampu, namun meteran listrik jatuh, karena depan gereja Puskesmas Mun, listrik PLN menyala, ” Ujarnya

Kata Kadis Kesehatan, sang dokter kemudian menyalakan senter  telepon selulernya ( HP )  untuk mengecek meteran listrik, tiba – tiba ada orang tak dikenal ( OTK) datang menyekap dan  menyerang dokter.

” Lalu dokter berusaha keras  melawan dan  melepaskan diri dari OTK itu dan bersuara minta pertolongan warga sekitarnya, ” Jelasnya.

Diakui mendengar teriakan dokter,  OTK yang mengancam dokter dengan pisau dapur melarikan diri melalui pintu belakang rumah dinas.

Rahayaan mengatakaan akibat kejadian itu, dokter Puskesmas Mun mengalami trauma dan pihaknya langsung menjemput dokter tersebut.

” Kami baru selesai rapat zoom meeting bersama Kementerian Kesehatan RI dan Polres Malra terkait masalah ini, ” Kata Kadis Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara.

Menyoal apakah oknum pelaku OTK yang melakukan kekerasan terhadap dokter di Puskesmas Mun sudah diamankan Polres Maluku Tenggara, Kadis Kesehatan mengaku belum mengetahui secara pasti.