Diduga Hasil Periksa Kesehatan Caba PK TNI AD Gel II Kodam XV / Pattimura Penuh Rekayasa 

Img 20241206 wa00161

Ambon, Tual News   – Patut diduga  penerimaan Caba PK TNI AD Gelombang II Kodam XV / Pattimura tahun 2024,  penuh rekayasa dan permainan kotor panitia, untuk menggagalkan  peluang anak-anak daerah di Provinsi Maluku yang bercita – cita  menjadi Anggota TNI – AD.

Hal itu terbukti dan dialami  langsung salah satu casis atas nama Bryan Tuabara, yang digugurkan di tahapan kesehatan oleh panitia penerimaan melalui RS TK II Prof dr. J.A Latumeten Ambon.

Hasil pemeriksaan kesehatan yang dikeluarkan panitia penerimaan (kiri) dan hasil pemeriksaan kesehatan yang dikeluarkan rs siloam sebagai pembanding (kanan)
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Yang Dikeluarkan Panitia Penerimaan (Kiri) Dan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Yang Dikeluarkan Rs Siloam Sebagai Pembanding (Kanan)

Kepada wartawan Kamis  (5/12/2024),  Diana Putnarubun mengaku sangat kecewa dengan hasil pemeriksaan kesehatan tersebut.

Kata Putnarubun, dari hasil pemeriksaan terhadap anaknya Bryan, oleh panitia seleksi menjelaskan kalau terjadi infeksi pada saluran urine sehingga  digugurkan dan tidak bisa melanjutkan seleksi  tahap selanjutnya.

,” Anak saya dituduh suka konsumsi minuman keras ( miras ), faktanya tidak pernah, dan juga  katanya urine bermasalah,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, sebagai orang tua  tidak puas dengan hasil tes kesehatan yang dikeluarkan panitia seleksi, sehingga  membawa anak Bryan untuk melakukan tes kesehatan  di RS Siloam Kota Ambon.

” Dari hasil pemeriksaan kesehatan anak saya di RS Siloam  sangat mengejutkan kami keluarga, ” Sesalnya.

Putnarubun mengakui, hasil pemeriksaan kesehatan yang diperoleh dari RS Siloam Ambon berbeda jauh dengan hasil yang didapatkan pada pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pihak media RS dr.  Latumeten Ambon

” Hasil tes yang dilakukan pihak RS Siloam negatif seluruhnya,  tidak ada tanda-tanda infeksi saluran urine anak Bryan. Setelah diperiksa, semua bagus.  Dokter telepon ke saya selaku orang tua, mengatakan ibu punya kecil hasil kesehatan bagus sekali,” Ungkapnya.

Diana menjelaskan, setelah mendapat hasil kesehatan dari RS Siloam, anak Bryan didampingi pamannya langsung mendatangi Kesdam  mengkonfirmasi hasil yang diperoleh dari RS Siloam dengan hasil dari RST.

Namun kata dia,  pernyataan salah satu dokter di RST,  kalau hasil yang sudah diperoleh tersebut tidak dapat dirubah lagi

,”Dari keterangan Dokter Mirna kalau tidak salah, dia bilang  bagaimanapun hasil itu tidak bisa dirubah karena sudah dikirim ke pusat,” Ujar Ibu Diana penuh kecewa.

Ibu Diana mengungkapkan kalau dirinya sangat kecewa, sebab hanya  dalam jangka waktu satu hari,  hasil pemeriksaan kesehatan anaknya Bryan yang dilakukan di RS Siloam  sangat berbeda dengan hasil pemeriksaan di RS Dr Latumeten Ambon.

,” Beta selaku orang tua sangat  kecewa, karena anak saya  punya semangat sangat luar biasa,  karena sejak  dari kecil dia punya niat jadi TNI, mungkin karena katong ini tidak ada biaya ( uang – red )  ya,” tuturnya sambil  menahan tangis.

Ia menambahkan,  waktu pelaksanaan Pantoher daerah, kelompok anaknya ditemui Panglima pada saat itu dan ditanyakan kelebihan atau bakat dari anak-anak tersebut.

Dari kelompok itu, kata Ibu Diana terdapat lima orang anak yang mempunyai bakat tinju, bela diri dan beberapa lainnya  yang mengangkat tangan saat itu

Sementara anak  Bryan mempunyai kelebihan berbahasa inggris dan pada saat itu sempat diwawancarai  Panglima menggunakan bahasa Inggris.

,”Setelah itu Panglima tanya identitas orang tua, dia jawab bapak polisi, lalu panglima tanya bapak polisi,  kenapa mau tes tentara, dia bilang dia punya cita-cita ,” ujar  Ibu Diana mengisahkan.

Diakui,  hati anaknya sudah besar  dan punya semangat tinggi, karena setelah diwawancarai  Panglima, anak Bryan mengakui dirinya mendapat pujian kalau speak berbahasa inggris  sangat luar biasa.

Dengan kejadian ini, Ibu Diana  sangat kecewa, sebab anak-anak  berprestasi harus digagalkan untuk mencapai cita-cita dengan berbagai alasan yang diduga  dibuat-buat.

Dirinya berharap  Panglima Kodam XV/Pattimura dan Panglima TNI  melihat apa yang dialami anaknya dengan dugaan  kecurangan yang sudah dilakukan terhadap anak Bryan untuk menggapai cita-cita sebagai seorang Anggota TNI.

Sementara itu, sebelum berita dinaikan Kapendam XV/Pattimura coba dikonfirmasi pihak media,  namun tidak dapat dihubungi.

Sementara Kasipendam XV Pattimura, Kukuh ketika dihubungi via Wahtsaap untuk dikonfirmasi terkait adanya dua hasil tes yang berbeda jauh , hanya meminta untuk menanyakan hal itu  langsung ke pihak panitia.

Seharusnya sebagai Kasipendam harus memfasilitasi pihak media untuk bertemu  panitia, namun tidak dilakukan.

“Maaf pak,  saya ini cuma bawahan dan tidak membidangi tentang itu, coba ditanyakan ke panitianya mungkin lebih paham ,” Tutur Kukuh dalam chatingannya

Ketika ditanyakan kira-kira siapa yang bisa dihubungi, namun  Kukuh sebagai Kasi Pendam mengakui kalau tidak paham, bahkan  ironisnya meminta  media  menanyakan kepada keluarga yang memberikan informasi

“Maaf pak saya juga kurang paham  bagian panitianya, tanyakan saja kepada orang yang memberi informasi itu, mungkin lebih paham,”ujarnya.

Sampai berita ini dinaikan Kapendam tidak dapat dihubungi , seharusnya sebagai Kasi Pendam Kukuh harus berkoordinasi dengan Kapendam, namun terkesan tidak dilakukan sama sekali.

Bukan saja pertama kali hal yang sama dilakukan Kasi Pendam, beberapa kali dilakukan bahkan membuat pihak Kodam seperti kebakaran jenggot ketika pemberitaan dipublikasikan media.

Bahkan,  Kapendam sendiri mengeluarkan pernyataan agar pemberitaan harus dikonfirmasi terlebih dahulu sebelum diterbitkan, namun konfirmasi tersebut hanya sampai sebatas Kasi Pendam saja.