Tual News – Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Walikota Tual periode 2024-2029 yakni Hari Adiyaksa Soeharto Tamher – Aliah Sayuti Lestari Asyatri atau dikenal dengan akronim HATI pada debat kedua KPU Kota Tual, Senin malam ( 11 / 11 / 2024) pukul 20.00 WIT di gedung LPTQ Kota Tual benar – benar menunjukkan jati diri sebagai putera – putri Kei dengan menggunakan busana adat Kei berwarna kuning keemasan.
Tampak paslon Hari – Aliah sangat cerah menggunakan pakaian adat Kei, yang sesuai tema debat publik kedua KPU Kota Tual yakni ” Kota Tual Yang Sejahtera Dan Damai Dalam Keberagaman Berbasis Budaya Lokal, ”
Menurut Cawalkot Tual, Aliah Sayuti Lestari Asyatri, konsep dasar paslon HATI pada debat publik kedua KPU Kota Tual adalah tentang kebudayaan dan pariwisata yang merupakan indikasi kebutuhan masyarakat.
“Kita tetap pada konsep budaya dan pariwisata sebagai indentitas orang Kei, sehingga kita komitmen besarkan konsep pangan lokal, hingga baju yang kami berdua pakai malam ini merupakan bentuk dari kondisi yang ada di kota Tual,” sebutnya.
Aliah mengaku busana adat Kei yang dipakai paslon HATI adalah buatan tangan dari putra terbaik dari Kei dari Kota Tual yang akan dipromosikan hingga dunia internasional.
“Budaya merupakan bentuk dari hasil karya anak negeri yang ingin bangun daerah ini. Melalui desain ini kita patut membanggakan diri bahwa kita juga punya anak muda yang bisa setara dengan disainer, kelak kami akan perkenalkan baju Kei ini ke Nasional hingga mancanegara,” Terangnya.
Paslon HATI optimis baju dari hasil disainer anak Kei ini akan dia bawah ke Nasional hingga mancanegara, bila perlu kelak nantinya akan berkolaborasi dengan disainer terkenal Indonesia.
“Nantinya kami akan perkenalkan budaya kita dengan baju adat hasil dari putra terbaik kita yakni Muhamad Fata Difinubun,” Ujarnya.
Kata Aliah sebagai satu – satunya Nen Dit Sakmas yang mewakili kaum perempuan maju sebagai Calon Wakil Walikota Tual ini, budaya orang Kei salah satunya adalah Maren, nantinya akan dikemas secara apik sehingga bisa dikenal lebih luas.
“Budaya Maren ini merupakan budaya yang unik dan tak ada di daerah lain, maka budaya ini akan kita kemas secara apik dan menarik sehingga bisa dikenal secara luas lagi,” pintanya.
Aliah mengakui, budaya dan literasi merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
” Literasi juga bisa membangun jaringan dari pusat hingga daerah dan literasi dapat menumbuhkan semangat untuk membaca, ” katanya.
Paslon HATI berkomitmen akan tanamkan budaya literasi sejak usia dini hingga saat ini, sehingga bisa dikenal dan di adikan sebagai salah satu budaya literasi di Kei.