, , ,

Buktikan Toleransi, Orang Muda Katolik Marfun Pikul Batu dan Pasir Masuk Hutan Bangun Masjid

Img 20240707 wa0040

Langgur, Tual News- Orang Muda Katolik Stasi Marfun, Paroki Rumaat di Desa / Ohoi Marfun, Kecamatan Kei Kecil Timur, Kabupaten Maluku Tenggara patut diacungi jempol dan diberikan apresiasi positif.

Pasalnya, ditengah arus globalisasi, anak muda Katolik yang tinggal di kampung yang berada di hutan ini, menunjukan semangat kebersamaan, kekeluargaan, persaudaraan dan gotong royong,  turun lapangan untuk bekerja keras membantu kelancaran pembangunan tempat ibadah umat Islam yakni Masjid Tua tempat bersejarah yang berlokasi di pertengahan hutan Ohoi Marfun dan Ohoi Semawi, tepatnya tanah Vuar.

Ini masjid tua indar alam ukuran 4 x 6 m2 yang baru selesai ditutup keluar besar islam - kristen minggu kemarin
Ini Masjid Tua Indar Alam Ukuran 4 X 6 M2 Yang Baru Selesai Dibangun Keluarga Besar Islam – Kristen, Ohoi Marfun, Semawi, Wain Dan Ohoi Ngadi Kota Tual Minggu Kemarin

Berdasarkan laporan yang diterima Media Tual News, OMK Ohoi Marfun benar – benar menunjukan semangat toleransi antar umat beragama,  seperti yang sudah ditunjukkan para Leluhur Kei tempo dolo hingga saat ini.

Bayangkan, lokasi Masjid Tua peninggalan para Leluhur Kei tempo dulu yang berada di pertengahan hutan, harus dilalui dengan berjalan kaki sepanjang satu kilo meter.

Namun karena semangat cinta kasih dan persaudaraan sejati yang ditunjukkan OMK Ohoi Marfun menjadi inspirasi bagi para generasi muda di Kepulauan Kei, untuk tetap menjaga tatanan kehidupan orang Kei, sesuai falsafah Adat Kei, AIN NI AIN ( KATONG SEMUA SATU – RED ).

Masjid Tua yang dibangun sejak tahun 2020 oleh keluarga besar Islam – Kristen Ohoi Marfun, Ohoi Semawi, Ohoi Wain dan Ohoi Ngadi Kota Tual pada bulan Mei  tahun 2024 jatuh dan ambruk, akibat termakan rayap.

Akhirnya melalui niat baik dan tulus salah satu putera terbaik Ohoi Marfun yang juga seorang Jurnalis dan Pemimpin Media Tual News, Nerius Rahabav, akhirnya membangun dan merenovasi kembali Masjid Tua dipertengahan hutan yang dikenal dengan Indat Alam itu dengan membeli bahan material seperti daun zeng, paku, semen, pasir dan batu tella.

Orang muda katolik stasi marfun selama dua hari memikul batu tella dan pasir masuk lokasi masjid indar alam
Orang Muda Katolik Stasi Marfun Selama Dua Hari Memikul Batu Tella Dan Pasir Masuk Lokasi Masjid Indar Alam Berjalan Kaki Sepanjang 1 Km.

Putera Ohoi Marfun yang beragama Katolik itu, ditengah penderitaan hidup , akibat himpitan ekonomi yang memprihatinkan di daerahnya,  bisa mendatangkan daun zeng sebanyak 60 lembar, paku , semen, pasir dan batu tella 500 buah untuk membangun tempat ibadah para Leluhur Kei tempo dulu, sekaligus sebagai tempat perlindungan bagi makam Hi. Muhhamad Alifuru yang ada didalam lokasi Masjid serta satu buah batu cadas umat Islam.

Masjid Tua ukuran 4 x6 M2, sudah ditutup  atap daun zeng oleh keluarga besar Islam – Kristen dari Ohoi Marfun, Semawi, Wain dan Desa Ngadi Kota Tual minggu kemarin.

Saat ini tinggal tumpukan batu tella dan pasir yang belum diangkut dari jalan masuk lokasi Masjid, berjarak satu kilo meter.

Dua Hari OMK Marfun Pikul Tella dan Pasir Masuk Lokasi Masjid

Sementara itu sejak Sabtu – Minggu ( 6 – 7 / 7/2024), OMK Ohoi Marfun dibawa pimpinan Noris Rahabav dkk sejak pagi hingga sore hari tidak mengenal lelah.

Ini bukti makam hi. Muhhamad alifuru di lokasi masjid indar alam si pertengahan hutan marfun - semawi bersama batu cadas
Ini Bukti Makam Hi. Muhhamad Alifuru Di Lokasi Masjid Indar Alam Di Pertengahan Hutan Marfun – Semawi Bersama Batu Cadas Bertuliskan Arab.

Anak muda Katolik ini berjumlah tujuh orang nekad berjalan kaki sepanjang satu kilo meter melewati hutan belantara memikul batu dan pasir yang ada di jalan utama masuk lokasi Masjid Indar Alam ditengah hutan untuk percepatan dan penyelesaian pekerjaan pembangunan.

Kisah anak OMK Marfun, membawah tumpukan batu tella dan pasir yang sudah diisi dalam karung, melewati jalan setapak hutan, mengingatkan kisah perjalanan hidup para Leluhur Kei tempo dulu, tidak kenal lelah dan terus bersemangat berjalan kaki sepanjang masa hidupnya, karena belum ada kendaraan roda dua dan empat seperti saat ini.

Berdasarkan laporan yang diterima Media ini, dari Noris Rahabav, menyebutkan pada hari pertama, tujuh rekannya ini sudah berhasil memikul sebagian pasir dan batu tella berjumlah 500 buah masuk lokasi masjid tua Indar Alam.

” Kemudian di hari minggu ( 7 / 7 / 2024), setelah pulang ibadah hari minggu di gereja, kami kembali ke lokasi memikul habis batu tella dan pasir ke tempat lokasi masjid Indar Alam, tepat pukul 15.00 WIT, ” Ungkapnya.

Dia mengaku bersama tujuh rekannya, Senin ( 8 / 7 / 2024 ) akan hadir di lokasi masjid Tua Indar Alam untuk membantu tukang bangunan bekerja sama menyusun batu tella keliling Masjid dan menyelesaikan pekerjaan serta membersihkan lokasi tersebut menjadi bersih, indah serta nyaman.