Tual News – Menteri Kelautan dan Perikanan ( KKP) , Sakti Wahyu Trenggono menjadikan Kota Tual dan Kepulauan Aru di Maluku sebagai lokasi modeling penangkapan ikan terukur (PIT).
” Pelaksanaan modeling ini melibatkan 187 kapal perikanan asal Pantai Utara (Pantura), ” Ungkap Sakti.
Menteri Trenggono menjelaskan, pelaksanaan modeling PIT menerapkan prinsip-prinsip penangkapan ikan berkelanjutan dan ekosistem bisnis perikanan hulu hilir.
” Kami sudah menyiapan berbagai infrastruktur untuk mendukung modeling, mulai dari sistem pengawasan pergerakan kapal berbasis satelit, aplikasi e-PIT, penguatan sumber daya manusia (SDM), hingga ekosistem industri hilir perikanan, ” Jelasnya.
Menteri KKP mengakui PIT belum 100 persen dijalankan, namun akan dimulai dengan baik.
” Kami harap dengan jalanya PIT, ekonomi akan tumbuh, dan syukur-syukur bisa naik terus,” ujar Menteri Trenggono di Kota Tual, Senin ( 2 / 6 / 2024 ).
187 Kapal Pelaksana Modeling PIT
Menteri KKP mengungkapkan, untuk mendukung pelaksanaan PIT, terdapat 187 kapal ikan yang akan menjadi bagian pelaksanaan modeling PIT di Kota Tual dan Kepulauan Aru.
” Ratusan kapal ini beroperasi di perairan laut Arafura, laut Aru dan laut Timor bagian Timor yang jadi area wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 718, ” Ujarnya.
Kata Menteri KKP, ratusan kapal perikanan asal Pantura bertonase besar akan berangkat dan mendaratkan ikan hasil tangkapannya di pelabuhan perikanan yang telah ditetapkan KKP.
” Tidak ada lagi kapal kembali ke Pulau Jawa, ” katanya.
Menteri KKP mengakui, pelaksanaan modeling PIT di Kota Tual, kegiatan perikanan dipusatkan di Pelabuhan Perikanan (PP) Tual dan PPN Tual sebagai penyangga kegiatan administrasi perizinan kapal perikanan.
” Sedangkan di Kepulauan Aru akan dipusatkan di PP Benjina, ” Tegasnya.
Sakti Wahyu Trenggono berharap dengan berjalannya PIT, akan ada 5-6 kali pertumbuhan.
” Karena produktivitasnya ada di sini, lalu dikembangkan dan pengolahannya di sini, bahkan tenaga kerjanya juga bisa diambil dari sini, sehingga nanti multiplier effect-nya besar sekali, ” harapnya.
Plt Dijen Perikanan Tangkap TB Haeru Rahayu menambahkan, implementasi modeling bertujuan hubungkan sektor hulu (penangkapan) dengan hilir (pengolahan dan pemasaran).
” Kemudian mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi dan efisiensi penangkapan ikan, menjaga mutu ikan hasil tangkapan serta memperkuat hilirisasi produk, memberikan mutliplier effect untuk ekonomi lokal, ” Terangnya.
Penerapan modeling PIT, kata Dirjen, diproyeksikan menambah produksi tangkapan dengan estimasi mencapai 4.578 ton per bulannya, nilai transaksi sebesar Rp48,4 miliar.
” penyerapan tenaga kerja yang diutamakan masyarakat lokal. Tidak hanya itu, peningkatan aktivitas perikanan akan memperluas kesempatan ekspor langsung hasil perikanan dari Maluku, “pungkasnya.
Selain itu, kata Dirjen juga sudah terjalin kerjasama dengan nelayan kecil sehingga hasil tangkapannya juga terserap.
Implementasi modeling PIT di Tual dan Kepulauan Aru diperkirakan akan berlangsung satu tahun, disertai monitoring dan evaluasi setiap bulannya.