Tual News – Penjabat Bupati Kabupaten Maluku Tenggara, Drs. Jasmono, M.Si menyatakan kesiapan Pemkab Malra menyambut program Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP) untuk pengembangan budidaya rumput laut ramah lingkungan.
” Kami sudah siapkan infrastruktur pendukung, menyambut program Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono untuk pengembangan modeling budidaya rumput laut ramah lingkungan di Kabupaten Malra, ” ungkapnya.
Kata Jasmono, kunjungan berharga Menteri KKP di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual sebagai bukti Pempus ingin mengeksplorasi dan memaksimalkan potensi kelautan dan perikanan di Kepulauan Kei.
Pj. Bupati Malra berterimakasih kepada Menteri KKP bersama jajaranya, sebab hanya dua Kabupaten di Indonesia ditetapkan Kementerian KKP sebagai modeling budidaya rumput laut ramah lingkungan yakni Kabupaten Maluku Tenggara dan Ndao, NTT.
” Menteri KKP sudah lihat langsung potensi besar budidaya rumput laut di Malra, sehingga implementasi program ini akan segera dipercepat, ” katanya.
Untuk menuju ke situ, kata Penjabat Bupati Maluku Tenggara, pemerintah daerah telah melakukan berbagai persiapan matang.
“Kami telah bangun komunikasi, koordinasi, serta bekerja sama KKP siapkan infrastruktur yang diperlukan, termasuk pembangunan laboratorium kultur jaringan dan persiapan lokasi modeling pengembangan rumput laut,” Terangnya.
Jasmono mengakui, modeling pengembangan rumput laut di Kabupaten Malra yang masuk APBN 2024, mencakup 100 hektar.
” Melalui model pengembangan ini, kita berharap para nelayant kembangkan budidaya rumput laut lebih efektif, dan akhirnya meningkatkan kesejahteraan rakyat,” harapnya.
Diakui, Pempus melalui KKP sudah siapkan anggaran di APBN 2024 antara Rp. 15 – 20 M untuk mendukung modeling budidaya rumput laut di Malra.
Menyoal penetapan lokasi, Jasmono mengaku untuk pembangunan laboratorium kultur jaringan direncanakan di Kecamatan Hoat Sorbay.
” Sementara modeling rumput laut akan dikembangkan di sekitar Ohoi Dudunwahan dan Ohiloider Tawun, ” Ujarnya.
Pj. Bupati Malra menekankan pentingnya dukungan seluruh elemen masyarakat, khususnya para nelayan, untuk menyukseskan program modeling budidaya rumput laut.
KKP : Dua Model Rumput Laut Ramah Lingkungan di NTT dan Maluku
Seperti diberitakan Media Tual News sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), memastikan menambah dua pemodelan budi daya rumput laut ramah lingkungan tahun 2024 di Rote Ndao, NTT dan Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku masing-masing seluas 50 hektare (Ha).
Hal ini diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggon, seperti dikutip tualnews.com, dari finance detik. com, Kamis ( 22/5/2024).
Sebelumnya telah ada di Wakatobi, Sulawesi Tenggara dengan luas yang sama.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan penambahan dua pemodelan budi daya rumput laut ramah lingkungan akan dilakukan di 2024.
” Kehadirannya dinilai akan bermanfaat tingkatkan pendapatan petani rumput laut, menambah kesempatan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, ” kata Trenggono di Hotel Merusaka Nusa Dua, Bali, Rabu (22/5/2024).
Kata Trenggono, pada 2024, KKP berencana mengembangkan pemodelan (budidaya rumput laut) di dua lokasi tambahan, Rote Ndao dan Maluku Tenggara masing-masing seluas 50 Ha.
Menteri KKP menargetkan produksi di setiap lokasi itu sebesar 2.187 ton rumput laut basah per tahun.
“Melengkapi pemodelan budi daya rumput laut, kami juga menerapkan strategi revitalisasi untuk meningkatkan budi daya rumput laut yang sudah ada dengan penyediaan bibit dan pembibitan kultur jaringan,” Terangnya.
Adanya pemodelan budi daya rumput laut, kata Menteri KKP, diperkirakan akan menghasilkan peningkatan produktivitas budi daya rumput laut.
” Di Wakatobi, pemodelan budi daya rumput laut gunakan batok kelapa dan tanpa botol plastik sehingga tidak mencemari perairan, ” Ungkapnya.
Trenggono mengakui, tahun 2022, budi daya rumput laut Indonesia mencapai 9,23 juta ton yang didominasi varian Cottonii, Sargassum, Gracilaria, Halyminea dan Gelidium amansii.
” Saat ini inisiatif pemodelan budi daya rumput laut difokuskan pada varian Eucheuma Cottonii, guna tingkatkan produksi rumput laut nasional, ” pungkasnya.
Kata Menteri KKP, inisiatif ini berfungsi sebagai model praktik terbaik dalam budi daya rumput laut.