, , ,

Tinggal Dua Digit, Malra Capai Angka Stunting Nasional, Sekolah Lansia Hanya di Ohoi Wearlilir

Img 20240528 wa0027

Langgur, Tual News – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana bekerjasama Pemerintah Daerah, Dinas Kesehatan serta tim Penurunan Stunting Kabupaten Malra menghadirkan Kepala BKKBN RI di bumi Larvul Ngabal, sebagai bukti nyata, kalau Kabupaten Maluku Tenggara, dibawa kendali Pj. Bupati Malra, Drs. Jasmono M.Si, berhasil dalam menurunkan angka Stunting.

” Tinggal dua digit, Kabupaten Maluku Tenggara mencapai angka stunting target Nasional tahun 2024 yaitu 14 %, ” Ungkap Kepala  DPKKB Malra, Drs. Hi. Thalib Renhoran, usai mengikuti rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) BKKBN RI bersama Pemerintah Daerah, mitra dan stakeholder di Aula Kantor Bupati Malra Senin, (27/5/2024).

Penempatan kepala bkkbn ri dan pj. Bupati malra saat launching sekolah lansia di ohoi wearlilir, senin 27 mei 2024
Penjemutan Kepala Bkkbn Ri Dan Pj. Bupati Malra Saat Launching Sekolah Lansia Di Ohoi Wearlilir, Senin 27 Mei 2024

Renhoran mengakui dari kunjungan Kepala BKKBN RI, Dr. ( H.C ) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG ( K ), memacu semangat dan memberikan kontribusi positif,  kalau penurunan angka stunting di Kabupaten Maluku Tenggara saat ini melalui program keluarga berencana ( KB ), lewat program besarnya yakni pembangunan kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana), berkontribusi positif terhadap perkembangan pembangunan BKKBN.

” Hal ini terbukti, Kepala BKKBN RI berikan apresiasi atas kinerja dan capaian-capaian, seperti materi paparan yang disampaikan dalam rapat TPPS bersama Pemkab Malra, ” Salutnya.

Kepala BKKBN RI Akui Malra Terbaik Dari 11 Kab / Kota Maluku

Renhoran menjelaskan, Kepala BKKBN RI, mengakui pencapaian kontrasepsi prevalensi red atau Cipiare di Kabupaten Maluku Tenggara, terbaik pertama, jika dibandingkan 11 Kabupaten / Kota lain di Provinsi Maluku.

“Untuk perkawinan usia dini, Kabupaten Malra berhasil menekan usia perkawinan usia dini dibawa 24 tahun menjadi 24 tahun keatas, ” Ungkapnya.

Selain itu kata dia, terhadap angka stunting di Kabupaten Malra sebagaimana arahan Kepala BKKBN RI, terbukti hasil ESGE menunjukkan angka 34%.

” Namun jika disandingkan  EPPGM (elektronik pencatatan pelaporan berbasis gizi masyarakat), faktanya, Kabupaten Malra jauh lebih baik, karena ada di angka 16 %, ” Terangnya.

Untuk itu, kata Renhoran, penekanan prevelensi stunting di Kabupaten Maluku Tenggara,  secara umum dari kunjungan Kepala BKKBN RI, memberikan sebuah apresiasi, namun  disisi lain ikut memberikan sebuah support dan dukungan sangat positif kepada dinas teknis untuk tetap bersemangat seets bersinergi bersama  OPD lain untuk bisa menekan prevalensi stunting jauh lebih baik lagi.

Pj. Bupati malra bersama kepala ohoi wearlilir saat launching sekolah lansia di ohoi wearlilir, senin 27 mei 2024
Pj. Bupati Malra Bersama Kepala Ohoi Wearlilir Saat Launching Sekolah Lansia Di Ohoi Wearlilir, Oleh Kepala Bkkbn Ri, Senin 27 Mei 2024

Kepala BKKBN RI Launching Sekolah Lansia di Ohoi Wearlilir

Thalib mengaku, kunker Kepala BKKBN RI selama berada di Kota Langgur, Kabupaten Malra, selain rapat TPPS, ada beberapa agenda penting yang dilaksanakan antara lain, Kepala BKKBN melaunching sekolah lansia di Ohoi Wearlilir, Kecamatan Kei Kecil, Senin ( 27 / 5 / 2024).

” Kabupaten Maluku Tenggara adalah kab / kota kedua di Maluku, yang launching sekolah lansia setelah Kota Ambon, ” Ujarnya.

Thalib menjelaskan, Kepala BKKBN RI saat melaunching sekolah lansia di Ohoi Wearlilir, didampingi Pj. Bupati Malra, Drs. Jasmono M.Si.

Kata Renhoran,  Kepala BKKBN RI, Dr. (H.C) Hasto Wardoyo, Sp.OC (K) juga termasuk salah satu akademisi, Mantan Bupati Kulon Progo dan juga konsultan, sehingga akan melakukan kuliah umum kepada seluruh mahasiswa / i Perguruan Tinggi Negeri dan swasta di Kabupaten Malra.

“Kuliah umum Kepala BKKBN RI akan berlokasi di Kimson Center hari ini, Selasa ( 28 /5/2024, ” Jelasnya.

Kata Renhoran, kuliah umum itu bertemakan ” Mahasiswa Peduli Stunting “.

” Kenapa ? tema Mahasiswa peduli stunting diangkat, karena usia remaja tingkat mahasiswa / i, rentan perkawinan usia muda, sehingga dari aspek kesehatan reproduksi harus disosialisasikan, agar mereka bisa memahami usia benar berdasarkan aspek kesehatan reproduksi, seperti kapan menikah? dan kapan melahirkan?,” Pungkas Renhoran.