, , ,

Bedah Buku As SDM Polri, Meritokrasi Jabatan Fungsional Polri

Img 20240528 wa0147

Jakarta,,Tual News  – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) melalui Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Pol Dedi Prasetyo meluncurkan Buku Meritokrasi Jabatan Fungsional di Lingkungan Polri guna Mewujudkan SDM Unggul sebagai panduan komprehensif..

Buku ini mengulas konsep, implementasi, serta tantangan meritokrasi dalam jabatan fungsional di lingkungan Polri.

Pada acara Bedah Buku yang diadakan  SDM Polri di Ballroom Sheraton Hotel Jakarta, Selasa (28/5/2024),  penulisannya, Irjen Pol Dedi Prasetyo menguraikan secara jelas bagaimana meritokrasi dapat diterapkan secara efektif guna meningkatkan kualitas dan kinerja SDM Polri.

“Buku ini dapat jadi panduan dan referensi dalam upaya kita bersama untuk terus memperkuat dan memperbaiki sistem Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan umumnya untuk organisasi pemerintah lainnya, organisasi swasta, dan seluruh Stakeholder, ” Jelas Irjen Dedi.

Bahkan, buku ini kata Irjen Dedi menjadi wujud nyata komitmen Polri untuk terus berinovasi dan memperbaiki diri dalam rangka mewujudkan organisasi yang profesional, akuntabel, dan terpercaya.

” Meritokrasi adalah sebuah prinsip yang menekankan penilaian dan penghargaan terhadap individu harus didasarkan pada kemampuan, kinerja, dan prestasi. Dalam konteks Polri, penerapan meritokrasi adalah langkah penting untuk memastikan setiap anggota memiliki kesempatan yang adil untuk berkembang dan meraih posisi sesuai  kompetensi mereka, ” Terangnya.

Irjen Dedi mengakui, buku ini memberikan panduan komprehensif tentang bagaimana prinsip-prinsip meritokrasi dapat diterapkan secara efektif di lingkungan Polri.

Prof. Dr. Albertus Wahyurudhanto, M.Si. memberikan apresiasi kepada AS SDM Polri yang telah menciptakan buku yang penting berjudul “Meritokrasi Jabatan Fungsional di lingkungan Polri Guna Mewujudkan SDM Unggul”.

“Seperti kita ketahui,  Personel Polri Republik Indonesia ini sangatlah banyak dan menjadi problem pada saat mencari jabatan sesuai  pangkatnya. Meritokrasi adalah kesempatan kepada personel untuk memimpin dan mendapatkan jabatan sesuai berdasarkan kemampuan dan prestasi, ” Kata Albertus.

Dijelaskan, buku ini juga menjadi motivasi dan inspirasi kepada Personel kalau jabatan ditentukan dari kemampuan dan prestrasi Personel tersebut.

” Meritokrasi ini juga bertujuan untuk menghilangkan bottleneck dalam Jabatan Kepolisian,” ungkap Albertus Wahyurudhanto.

Diakui, buku tersebut menjadi motivasi dan inspirasi kalau jabatan dapat didapatkan melalui kemampuan seseorang.

” Meritokrasi memiliki kelemahan antara lain ketidaksetaraan awal yang dimaksud adalah saat menjadi Polisi dapat melalui pendidikan berbeda-beda,  ada pendidikan Akpol, Bintara, dan Tamtama, ini perlu adanya kajian supaya semua lulusan  dapat merasakan keadilan dan kesetaraan dalam jabatan, ” Terangnya.

Selain itu, Albertus menilai yang kedua soal ketidaksetaraan dan  ke tiga adalah kecenderuangan mengaktifkan aspek kemanusiaan.

Menurut Prof Dr. Wibowo, S.E., M.Phil, yang adalah Guru Besar SDM Univ Prof. Dr. Moestopo melihat dalam buku ini intinya harus adanya kesetaran dalam keberagaman dengan kesadaran penuh dengan adanya keberagaman jenis anggota (ras, suku dan agama).

“Kita perlu lakukan peninjauan terkait hambatan-hambatan apa saja yang akan kita temui saat penerapan dan pemberian reward,  terutama masalah adanya sebagian orang dari internal dan external yang tidak mendukung adanya perubahan perlu dicarikan solusi yang tepat, ” pintanya.

Wibowo berharap harus dicarikan penyelesaian terhadap setiap masalah yang  dihadapi.

” Kita harus segera menyesuaikan terkait masalah-masalah politik yang ada saat ini, kedepan akan ada perubahan dinamika pimpinan politik, apakah nanti para pimpinan yang baru ini mau meneruskan apa-apa yang sudah dilaksanakan  pemimpin lama atau malah memiliki program-program  baru,  namun bagaimanapun itu tetap anggota Polri harus dapat menyesuaikan dengan sistem yang ada,” jelasnya.

Dia minta harus dipikirkan dan bicarakan yaitu penerapan masalah jabatan fungsional dan struktural yang mana  harus dipikirkan bersama, agar kedua jabatan ini dapat berjalan  baik, dan tidak ada masalah dalam penempatan anggota dalam sebuah jabatan tersebut.

Sementara itu Irjen. Pol. (Purn) Dr. E Winarto Hadiwasito, seorang profesional di bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), menilai, buku berjudul “Meritokrasi Jabatan Fungsional di Lingkungan Polri guna Mewujudkan SDM Unggul” karya Irjen. Pol. Dedi Prasetyo  menjadi forum penting,  di mana berbagai pihak, termasuk tenaga profesional seperti Hadiwasito, memberikan analisis mendalam terhadap pemikiran yang diusung dalam buku tersebut.

“Saya melihat bahwa dampak dari karya tersebut dapat menjadi katalisator untuk perubahan dalam masyarakat,” Ujarnya.

Kata Winarto, keberadaan ilmu pengetahuan dalam kehidupan masyarakat merupakan fondasi penting bagi kemajuan dan transformasi yang signifikan.

” Oleh karena itu, partisipasi aktif dalam menghasilkan dan menyebarkan pengetahuan dianggap sebagai upaya penting dalam mewujudkan SDM unggul,” Jelas  Winarto Hadiwasito.

Dia mengakui buku ini juga terletak pada pendekatan meritokrasi yang diusung oleh Dedi Prasetyo.

” Meritokrasi, yaitu memberikan kesempatan kepada individu untuk memimpin dan menduduki jabatan fungsional berdasarkan prestasi, dinilai sebagai langkah penting dalam menata kembali paradigma kelembagaan di Polri, ” katanya.

Hal ini bagi Winarko,  menggambarkan pergeseran dari penilaian berdasarkan pangkat atau kelas sosial, menuju penilaian yang lebih berorientasi pada kinerja dan kompetensi.

Dalam Bedah Buku Meritokrasi Jabatan Fungsional di Lingkungan Polri guna Mewujudkan SDM Unggul ini, penulis Irjen Pol. Prof. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum, M.Si, M.M., menjawab seluruh pertanyaan para peserta yang hadir dengan antusias dan seobjektif mungkin serta memberikan motivasi kepada seluruh peserta.

Terakhir, buku ini juga menyoroti pembangunan Pusat SDM Unggul Polri sebagai langkah strategis dalam mengembangkan kompetensi dan keterampilan anggota Polri.

Pusat ini diharapkan dapat menjadi tempat pelatihan dan pengembangan yang menyediakan program-program berkualitas tinggi, sehingga setiap anggota Polri dapat menghadapi tantangan di lapangan dengan lebih baik.

” Harapannya, kehadiran buku ini menjadi bagian dari upaya Polri dalam mewujudkan visi bersama yakni Polri yang lebih unggul, profesional, dan terpercaya, ” Tegas Irjen Dedi.