Tual News – Bakal Calon Wali Kota Tual periode 2024-2029, Drs Hi. Mohammad Roem Ohoirat ( MRO) mengakui jika terpilih jadi Wali Kota Tual, November 2024 mendatang, dirinya fokus program unggulan bidang Kelautan dan perikanan, yang selama ini belum dikelola maksimal mengurangi angka kemiskinan, demi mensejahterakan masyarakat pesisir Kota Tual.
” Kota Tual memiliki potensi SDA kelauatan dan perikanan sangat besar dan potensial, namun selama ini, sektor ini tidak pernah digarap dengan baik, ” Sorot Ohoirat yang sejak kecil tumbuh dan besar, serta menamatkan pendidikan di bumi Maren, Rabu ( 8 /5/2024).
Menurut Balon Wali Kota Tual MRO, selama ini alokasi APBD Kota Tual untuk sektor kelautan dan perikanan hanya sebesar Rp 6 – 7 miliar per satu tahun anggaran.
” Jika Tuhan dan Leluhur Kei, merestui saya terpilih Wali Kota Tual periode 2024-2029, saya akan tingkatkan anggaran alokasi APBD di sektor kelautan dan perikanan, lalu sambangi setiap Desa / Ohoi bantu masyarakat pesisir setiap Ohoi / Finua satu buah kapal ikan nelayan beserta peralatan jaring bobo, ” Terangnya.
Selain itu, kata MRO, dirinya siapkan konsep program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dan PP Kecil, seperti pengembangan budidaya rumput laut, kearifan lokal meti kei dll.
” Saya fokus, program KKP, tapi juga sektor pertanian, perkebunan dan pendidikan juga sudah dibuat program unggulan, ” Tandasnya.
Komitmen Kamtibmas Aman dan Damai Kota Tual
Balon Wali Kota Tual, MRO juga mengaku prihatin dengan kondisi Kamtibmas bumi Maren Kota Tual yang selama ini intensitas konflik tinggi di masyarakat.
” Saya terpilih jadi Wali Kota Tual periode 2024-2029, komitmen jamin Kamtibmas Kota Tual aman, kondusif dan damai buat masyarakat, ” Tegasnya.
Menurut MRO, tidak selamanya aparat keamanan, Polri – TNI terus disalahkan dengan gangguan kamtibmas, akibat intensitas konflik tinggi di Kota Tual.
” Kamtibmas aman, kondusif dan damai bukan tanggungjawab aparat keamanan, itu adalah tanggungjawab bersama, termasuk Pemerintah Daerah, ” Ujarnya.
MRO berkomitmen, jika terpilih menjadi Wali Kota Tual, tidak ada lagi konflik, pemasangan tanda larangan adat kei ( Sasi) fasilitas pemerintah dan tidak ada pemalangan jalan oleh masyarakat.
” Saya pastikan, kalau ada yang pasang Sasi di fasilitas pemerintah dan palang jalan, saya sendiri yang turun cabut tanda larangan adat Kei ( Sasi ), ” Tegas Balon Wali Kota Tual MRO untuk kedua kalinya.
Diakui, intensitas konflik pemuda dan masyarakat tinggi di Kota Tual, sebab pemerintah daerah tidak mampu menyelesaikan akar masalah konflik yang timbul dan terjadi selama ini, akibatnya setiap terjadi konflik aparat keamanan, Polri – TNI hanya diibaratkan sebagai pemadam kebakaran.