Langgur, Tual News – Penjabat Bupati Maluku Tenggara, Drs Jasmono, M.Si mengakui, sesuai data Badan Pertanahan Nasional ( BPN), Kabupaten Maluku Tenggara rentan rawan pangan, paling tertinggi di wilayah Kei Besar.
Pengakuan ini disampaikan Pj. Bupati Malra dalam amanatnya, ketika membuka Persidangan ke 47 Klasis GPM Kei Besar, Minggu ( 14 /4/2024) di Ohoi Ohoirenan, Kecamatan Kei Besar Selatan.
” Perlu di ketahui, sesuai data BPN, Malra masuk dalam rentan rawan pangan, namun lebih tepatnya pada wilayah Kei Besar memiliki rentan paling tinggi, jika di bandingkan Kei Kecil, ” Ungkapnya.
Menurut Jasmono, masuknya Kabupaten Malra sebagai daerah rentan terhadap rawan pangan, sesuai rilis data Badan Pangan Nasional (BPN) sejak tahun 2023.
” Kondisi ekonomi global, nasional dan regional sangat berdampak pada daerah-daerah beberapa tahun terakhir ini, akibatnya pertumbuhan ekonomi agak lambat, termasuk di Kabupaten Malra, ” Jelasnya.
Ketidak pastian ini, kata Pj. Bupati Malra, juga sebagai akibat dari instabilitas geo politik seperti terjadinya perang Rusia-Ukraina, Israel-Palestina, dan adanya ketegangan laut Cina Selatan.
” Hal ini termasuk stabilitas geo ekonomi perang dagang Amerika-Cina juga mengakibatkan lambatnya perekonomian makro dan mikro terhambat, ” Terangnya.
Jasmono minta persoalan rentan rawan pangan merupakan masalah sangat urgen dan merupakan isu sentral yang harus menjadi perhatian untuk diatasi bersama-sama.
” Pangan kita memang tersedia, namun sebagian besar berasal dari luar daerah, sebab pangan lokal kita masih terbatas, ” katanya.
Untuk Pj. Bupati Malra berharap, partisipasi dan dukungan Warga GPM Kei Besar untuk ikut mendiskusikan persoalan ketahanan pangan.
” Potensi ekonomi dan pangan yang besar di wilayah Kei Besar, kiranya dapat diusahakan, dikelola, diprogramkan, dan dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi warga, ” Harap Pj. Bupati Malra.