Langgur, Tual News – Sekretaris Majelis Pekerja Klasis PP Kei – Kecil dan Kota Tual, Pendeta Yan Tipialy, S.Th dalam pembukaan MPPD XXXII Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku ( AMGPM) di Gereja Sinar Kasih Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei – Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Minggu ( 26 /11/2023) berharap AMGPM sebagai garda terdepan harus menjadi spirit falsafah adat dan budaya Kei yakni Ain Ni Ain ( katong semua satu – red).
” Ini menjadi catatan FKUB, karena Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual memiliki spirit tinggi Ain Ni Ain, Ain Fangnanan Ain dan Vuut Anmehe Ngifun, Manut Anmehe Ni Tilur ( satu orang punya anak cucu – red), namun yang terjadi saat ini di lapangan adalah Ain Fedan Ain ( satu bunuh satu- red ), ” Ungkapnya.
Menurut Pendeta Tipialy, berbagai kejadian pembunuhan, konflik dan pertikaian di tanah adat Kei, bukan hanya menjadi tantangan bagi para tokoh agama, namun itu juga menjadi pekerjaan rumah AMGPM.
” Banyak kejadian itu, orang muda ada didalamnya, jadi sekarang bagaimana peran AMGPM sebagai pemberi solusi, ” pintanya.
Sementara dalam rangka menghadapi Pemilu 2024, Pendeta Tipialy menghimbau warga GPM menggunakan hak politik dengan baik dan benar, serta dilarang golput.
” Mari kita gunakan hak politik dengan baik dan benar, jangan sampai karena uang merah dan biru, kita saling berkelahi, ” himbaunya.
Dia mengajak agar warga jemaat GPM, boleh berbeda pilihan politik, namun semangat Ain Ni Ain harus dijaga dan dipelihara secara baik.
Konflik Israel – Palestina Bukan Konflik Agama
Pada kesempatan ini, Sekretaris Majelis Pekerja Klasis PP Kei – Kecil dan Kota Tual, Pendeta Yan Tipialy, S.Th, kembali menegaskan konflik Israel dan Palestina, bukan konflik agama.
” Konflik Israel dan Palestina bukan konflik agama, yang terjadi disana adalah persoalan kemanusiaan, ” Tegasnya.
Untuk itu, Pendeta Tipialy mengajak semua umat beragama berdoa untuk penghentian perang dan perdamaian antara Negara Israel dan Palestina.
” Kita semua berdoa agar kedua negara hentikan perang dan menempuh perdamaian, bayangkan anak – anak jadi korban, akibat tragedi kemanusiaan Israel dan Palestina, ” pintanya.
Pendeta Tipialy mengajak umat beragama untuk tidak terpengaruh dengan konflik kemanusiaan Israel dan Palestina.
” Mari kita jaga persatuan dan persaudaraan serta kerukunan umat beragama yang terjalin baik, biarlah urusan itu ditangani Pemerintah Indonesia dengan mengirim bantuan kemanusiaan ke sana, ” ajaknya.