Tual News – Anggota DPRD Kabupaten Seram Bagian Timur ( SBT ), Costansius Colatfeka kepada tualnews.com, Minggu ( 12 /11/2023) mendesak Kapolres Tual, AKBP Prayudha Widiatmoko S.I.K dan jajaranya segera menangkap pelaku tindak pidana penganiayaan dan kekerasan menyebabkan korban SK ( 17 ) meninggal dunia di pertigaan SPBU BTN UN Indah Kota Tual, minggu dini hari, pukul 02.30 WIT.
” Saya minta polisi segera tangkap pelaku, karena korban diduga dianiaya hingga meninggal dunia di TKP, ” Pintahnya.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD SBT ini mengaku korban meninggal dunia itu adalah keponakanya.
” Saya menduga kuat korban meninggal dunia, akibat penganiayaan dan tindakan kekerasan, terbukti dari dokumentasi foto yang saya terima di SBT, minggu pagi pukul 05.00 WIT, ” Ungkapnya.
Kolatfeka sangat menyesalkan Hukum Adat Kei Larvul Ngabal yang sangat dihormati dan dijunjung tinggi masyarakat adat Kei, terutama menghargai serta menghormati perempuan, namun masih terjadi tindak kekerasan terhadap perempuan.
” Saya prihatin orang Kei sangat hormati harkat dan martabat perempuan, namun dengan kejadian keponakan saya ini sebagai korban penganiayaan dan kekerasan patut disesalkan, ” Sorotnya.
Dia menegaskan, menaruh kepercayaan kepada Kapolres Tual dan jajaranya dalam waktu dekat serta tidak terlalu lama segera menangkap pelaku pembunuhan terhadap korban yang adalah asal SBT.
” Saya berharap polisi segera tangkap pelaku, dengan seluruh kekuatan instrumen yang ada, ” Harap Sius.
Minta Pemkot Tual Tekan Angka Kekerasan Terhadap Perempuan
Selain itu Anggota DPRD SBT ini juga minta Pemkot Tual, para tokoh adat, agama dan masyarakat terus melakukan sosialisasi dalam rangka menekan angka kekerasan terhadap perempuan.
” Selaku Wakil Rakyat asal SBT, sesalkan Kota Tual sebagai salah satu Kota beradat, beradab dan kota toleransi umat beragama, masih terdapat kekerasan terhadap perempuan hingga meninggal dunia, ” Kesalnya.
Dia berharap semua stakeholder bersama Pemkot Tual harus mengambil langkah cepat dan terukur dalam mengurangi angka kekerasan terhadap perempuan di Kota Tual sebagai Kota Maren.
” Korban perempuan SK adalah ponakan kandung saya, secara emosional keluarga tentu memiliki hubungan kultural, karena bapak korban asal SBT, namun mama korban asal Ohoi Letvuan, Kecamatan Hoat Sorbay, Kabupaten Maluku Tenggara, juga punya hubungan keluarga di pulau UT, hingga pulau Dullah, ” Ujarnya.
Menurut Kolatfeka, kejadian pembunuhan terhadap korban sangat tidak berprikemanusian dan masuk kejadian luar biasa, karena dari hasil identifikasi korban dianiaya dengan benda tumpul.
” Secara pribadi dan atas nama keluarga memberikan apresiasi serta kepercayaan sungguh kepada polisi untuk bekerja menangkap pelaku, ” Tegasnya.
Kolatfeka kembali minta dan mendesak Polres Tual untuk segera menangkap pelaku, sehingga tidak menimbulkan riak – riak berkelanjutan yang menganggu kamtibmas.
” Korban perempuan ini, bapak asal SBT, tapi mama dari Kei, Desa Letvuan. Orang Kei dan Teor punya karakter sama, ketika anak perempuan diperlakukan seperti itu pasti semua orang marah, ” Tandas Kolatfeka.
Untuk mengantisipasi emosional ini berkelanjutan, dirinya berharap kinerja polisi harus cepat tangkap pelaku.
” Saya juga minta keluarga korban menahan diri dan beri kepercayaan penuh kepada polisi, apalagi di akhir tahun, memasuki momentum pemilu 2024, sehingga kita semua harus jaga kamtibmas aman dan damai, ” pintah Anggota DPRD SBT.
Sementara itu puluhan keluarga korban asal SBT usai menyambangi Mapolres Tual membuat laporan polisi ( LP ), minggu siang, langsung menuju RSUD Karel Sadsuitubun Langgur, untuk mengurus jenazah dan akan diantar pulang ke Teor, SBT menggunakan kendaraan laut Speadbot dari pantai wisata pasir panjang Desa Ngilngof menuju Teor sore ini.