Korea Selatan, Tual News – Ketua International Women’s Peace Group (IWPG), Hyun Sook Yoon menegaskan, para wanita di dunia, tergabung dalam IWPG terus mengawal Declaration of Peace and Cessation of War (DPCW) yaitu Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang, agar segera diwujudkan menjadi sebuah undang-
undang (UU) di Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
“Peran perempuan sangat penting mewujudkan perdamaian. Para wanita memiliki keunggulan tersendiri untuk mengatasi konflik, ” Tegas Ketua IWPG dalam Siaran Pers yang diterima tualnews.com, Kamis ( 21 /9/2023).
Menurut Yoon, DPCW harus dikawal, sebab para wanita dunia mampu menyerukan pembentukan sistem perdamaian dunia dengan cara menarik.
Penegasan itu disampaikan Yoon pada konferensi pers World Peace Summit Heavenly Culture, World Peace,
Restoration of Light (HWPL) atau Budaya Surgawi, Perdamaian Dunia, Pemulihan, di Incheon, Korea Selatan, Senin (18/9/2023).
Pada kesempatan itu, turut hadir Ketua HWPL, Man Hee Lee dan General Director International Peace Youth Group (IPYG), Young Min Chung.
Untuk diketahui, peringatan 9 tahun pembentukan HWPL World Peace Summit, berlangsung selama 4 hari, dihadiri 1.800 peserta dari seluruh dunia.
Yoon selaku pimpinan tertinggi IWPG mengakui, visi dan misi IWPG adalah melindungi kehidupan yang berharga dan mewariskannya kepada generasi akan datang, melalui hati seorang ibu.
“Jadi, seluruh ibu di dunia mendukung agar PBB segera mewujudkan DPCW menjadi UU yang wajib ditaati oleh semua negara dan semua manusia, ” Jelasnya.
Kata Yoon, atas dukungan perempuan dunia kepada DPCW, akan menjadi kebijakan dan hukum internasional yang mengikat secara hukum.
” Jika sudah terwujud, IWPG akan memantau, apakah deklarasi ini diterapkan di setiap negara. Jika Wanita bergerak sendiri-sendiri, realisasi DPCW akan lama, ” Katanya.
Namun, dia mengaku perdamaian dunia melalui DPCW dapat dicapai lebih cepat, jika semua wanita di dunia bekerja sama.
DPCW dideklarasikan pada 14 Maret 2000, setelah tiga putaran diskusi ekstensif dan menyeluruh.
Dikatakan, DPCW lahir untuk melengkapi hukum internasional yang sudah ada sebelumnya, yang masih memberi peluang terjadinya perang.
” DPCW yang terdiri dari 10 pasal dan 38 klausul, berisi klausul anti perang yang memblokir terjadinya perang, agar
sama sekali tidak terjadi, “Tandasnya.
Menurut Hyun Sook Yoon, salah satu proyek inti IWPG adalah budaya perdamaian di desa global.
“Kami akan terus berusaha menghapus diskriminasi, konflik dan perang, yang hingga kini masih merajalela,” Terangnya.
Dikatakan, IWPG melakukan berbagai cara unik untuk menanamkan perdamaian hati manusia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut.
” Salah satunya, menggelar lomba melukis bagi anak-anak di berbagai negara, dengan tema perdamaian, ” Ungkap Yoon.
Tahun 2023 ini, kata dia, sejumlah 10.000 anak-anak menjadi peserta.
” Hal ini bertujuan, agar sejak dini semangat perdamaian sudah melekat di hati anak-anak, ” Kata Yoon.
Selain itu, IWPG juga mengadakan pendidikan pengajar perdamaian secara gratis kepada para wanita, sehingga bisa mengajarkan perdamaian itu kepada banyak orang.
“Selain sistem hukum yang mendukung perdamaian, diperlukan gerakan cepat secara global untuk menyebarkan budaya cinta damai dan menghentikan perang untuk selama-lamanya di dunia ini, ” Pintanya.
Dalam gerakan mewujudkan perdamaian dunia itu, kata Yoon, IWPG memiliki empat kekuatan utama, yaitu kekuatan melindungi kehidupan (strength that protects lives), kekuatan yang memulihkan kedamaian (strength that restores peace), kekuatan membangkitkan wanita (strength that awakens woman), dan kekuatan menggerakkan hati (strength that moves heart).