Jakarta, Tual News -Pemerintah Jepang melalui Tokyo Electric Power Company (Tepco) memulai pembuangan air limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima, Kamis, 24 Agustus 2023.
Pembuangan ini dilakukan pasca 12 tahun gempa dan tsunami yang memicu terjadinya gempa dan tsunami yang memicu bencana nuklir terburuk di dunia.
Dalam siaran Pers WALHI yang diterima media ini, Senin ( 18 /9/2023) menyebutkan, terdapat lebih dari satu juta metrik ton air radioaktif yang dialirkan menuju ke laut Pasifik.
Pembuangan limbah nuklir tersebut menuai kecaman dari berbagai negara seperti Korea Selatan dan Cina, organisasi lingkungan hidup serta dari jutaan masyarakat global.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengecam proses pembuangan limbah nuklir yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang.
” Pembuangan limbah nuklir yang mengandung zat radioaktif dalam jangka panjang akan merusak ekosistem laut dan mempengaruhi kehidupan biota laut yang selama ini jadi salah satu sumber pangan masyarakat di sekitar laut pasifik maupun di wilayah lain di dunia, ” Ungkap WALHI.
Kata WALHI, terdapat risiko penularan ke manusia yang berdampak pada kesehatan melalui konsumsi pangan laut yang berasal dari wilayah pembuangan limbah nuklir.
“Upaya pembuangan limbah nuklir telah didorong Pemerintah Jepang sejak tahun 2021 dan terus mendapatkan penolakan dari berbagai negara seperti China, Korea Selatan dan mayoritas negara-negara pasifik, ” Ujarnya.
Pembuangan limbah nuklir yang dilakukan oleh Jepang pada 24 Agustus lalu, kata WALHI akan dilakukan lagi dalam waktu terdekat mengancam ekosistem laut hingga beberapa generasi mendatang.
” Jepang sama sekali tidak mempertimbangan keresahan dan protes dari ilmuwan, organisasi lingkungan dan jutaan warga dunia” kata Abdul Ghofar, Juru Kampanye Polusi dan Urban Eksekutif Nasional Walhi.
Protes keras terhadap pembuangan limbah nuklir Jepang juga disampaikan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI).
Menurut Hendra Wiguna, Ketua Umum Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia, sayap kepemudaan KNTI, pembuangan limbah nuklir oleh pemerintah Jepang akan menimbulkan dampak pada lingkungan laut dan kesehatan masyarakat.
” Ini juga akan berdampak buruk bagi perekonomian di negara-negara penghasil ikan, ” Jelasnya
Menurut Hendra, nelayan sebagai garda depan perekonomian pesisir laut akan menjadi kelompok paling terdampak.
“Sudah dipastikan, keburukan yang dibuang ke laut akan kembali kepada kita. Karena laut sumber kebaikan, sumber kemakmuran bersama, ” Sorotnya.
Sudah seharusnya, kata dia, seluruh bangsa menjaga laut, agar pangan terjaga untuk selama-lamanya.
Sementara itu, masyarakat global pada 15-16 September 2023, melakukan aksi serentak Global Candlelight Action di 12 kota di tujuh negara untuk mendesak Pemerintah Jepang menghentikan pembuangan air limbah nuklir secara keseluruhan di masa mendatang.