Moral Pelajar Rusak, Lem Aibon Berserahkan di Taman Baca Kota Tual

Bungkusan lem atau sejenisnya yang ditemukan berserahkan di taman baca kota tual, kamis 14 september 2023
Bungkusan lem atau sejenisnya yang ditemukan berserahkan di Taman Baca Kota Tual, Kamis 14 September 2023

Tual News- Moralitas para generasi muda di Kota Tual, khususnya para pelajar saat ini dalam kondisi memprihatinkan, hal ini terbukti, Kamis siang ( 14 /9/2023), pukul 13.30 WIT,  Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Pemkot Tual, Moksen Renwarin menemukan sejumlah plastik yang diduga lem aibon atau sejenisnya berserakan di lokasi taman baca Kota Tual, tepatnya di depan Kantor Walikota Tual.

Wartawan tualnews.com, pasca menerima laporan kejadian ini langsung mendatangi TKP, dan terbukti bungkusan plastik lem aibon atau sejenisnya berwarna kuning ditemukan pada beberapah titik di lokasi taman baca Kota Tual tersebut.

Ini bukti lem aibon sejenisnya ditemukan berserahkan di taman baca kota tual, kamis 14 september 2023
Ini Bukti Lem Aibon Sejenisnya Ditemukan Berserahkan Di Taman Baca Kota Tual, Kamis 14 September 2023

Didalam ruangan taman baca yang pintu terbuka terdapat sedikitnya lima bungkusan plastik kuning  dan alat pengisap yang diduga sebagai lem aibon atau sejenisnya.

Sementara diluar ruangan ditemukan tiga plastik kuning dan sedotan, serta tumpukan sampah yang sudah dibakar.

Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Tual, Moksen Renwarin mengaku sangat menyesalkan kejadian ini.

Ini bukti plastik kuning lem aibon atau sejenisnya diluar taman baca kota tual, kamis 14 september 2023
Ini Bukti Plastik Kuning Lem Aibon Atau Sejenisnya Diluar Taman Baca Kota Tual, Kamis 14 September 2023

” Ngelem adalah sebuah cara yang dilakukan dengan menghirup aroma lem untuk mendapatkan sensasi mabuk, ” Sesalnya.

Kata Renwarin, aktivitas mabuk lem ini umumnya digunakan remaja atau anak-anak sekolah sebagai alternatif, untuk mabuk kepayang.

” Saya yakin ini adalah perbuatan anak – anak kita, khususnya para pelajar, mereka nikmati lem aibon atau sejenisnya, karena bisa peroleh dengan harga yang lebih murah, bila dibandingkan membeli beli obat terlarang, seperti ganja dll, ” Ungkapnya.

Ini lokasi taman baca kota tual milik kantor dispersip kota tual
Ini Lokasi Taman Baca Kota Tual Milik Kantor Dispersip Kota Tual

Dia meminta DPRD Kota Tual dan semua komponen masyarakat segera menyikapi kejadian yang terjadi, sebab merusak mental para generasi muda di Kota Tual, sebagai generasi penerus bangsa,  akibat penggunaan lem aibon atau sejenisnya yang sudah merajalela di Kota Tual.

Ada Apa didalam Lem Aibon

Seperti dikutip tualnews.com, dari laman BNNP Maluku menyebutkan, zat yang terkandung dalam lem Aibon dan sejenisnya bukan hanya dapat memabukkan dan merusak sel-sel saraf otak penggunanya.

Menurut dr. Munawar Kholil, Lem aibon atau sejenisnya,jika digunakan dalam jangka waktu lama, dapat membuat penggunanya tidak normal dan sakit hingga kemudian meninggal dunia.

Kata dokter Kholil, dalam lem Aibon terkandung zat Lysergic Acid Diethyilamide atau LSD.

” Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009,LSD merupakan Narkotika Golongan I. Zat tersebut sejenis zat hirup yang sangat mudah ditemui di produk lem perekat, ” Ungkapnya.

Pengaruhnya, kata dokter sangat luar biasa bagi penggunanya.

” Ketika mengisap aromanya, zat kimia tersebut memengaruhi sistem saraf dan melumpuhkan, ” Jelasnya.

Dokter Kholik mengaku, zat yang dihirup dalam lem Aibon menjadikan penggunanya merasa bahagia hingga aktivitas sang pengguna akhirnya berkurang lantaran halusinasi yang dialami.

” Efeknya dapat menjadi nikmat yang luar biasa, sangat tenang dan mendorong perasaan nyaman. Sering kali ada perubahan pada persepsi, pada penglihatan, suara, penciuman, perasaan, dan tempat, ” Ujarnya.

Kata dia, dari beberapa literatur yang dihimpun, zat LSD pertama kali dibuat secara sintetis sekitar tahun 1940.

” Zat tersebut digunakan untuk menghilangkan hambatan yang merintangi pada kasus kejiwaan, ” Katanya.

Diakui, halusinasi dengan menghirup ini juga dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, seperti kaktus peyote yang dipakai oleh pribumi Meksiko selama beberapa ratus tahun dalam kegiatan keagamaan dan hiburan.

” Halusinasi atau halusinogen juga dikenal sebagai psychedelic yang dapat membuat susunan saraf pusat pengguna berubah dan sering radikal. Akibatnya, keadaan kesadaran pengguna juga dapat mengacaukan perasaan kenyataan waktu dan emosi,” Terang Dokter Kholij.

Dikatakan, LSD sensitif terhadap udara, sinar matahari, dan klorine, terutama dalam bentuk solutio atau cairan tanpa warna.

” Zat ini akan bertahan selama satu tahun jika dijauhkan dari cahaya dan dijaga suhunya tetap berada di bawah temperatur rendah, ” kata dokter.

Dijelaskan, penggunaan jangka panjang, juga dapat mengakibatkan sorot balik dan halusinasi yang dapat terjadi berhari-hari, berminggu-minggu, hingga berbulan-bulan.

” Namun, dari beberapa literatur belum dijumpai bukti ketergantungan fisik dari gejala putus zat, meski dipakai secara berkesinambungan, ” Bebernya.

Namun, kata dokter Kholik, diduga dapat terjadi ketergantungan kejiwaan bagi penggunanya.

” Efeknya mungkin sama dengan pengguna narkoba, seperti hilangnya kendali emosi, disorientasi, depresi, kepeningan, perasaan panik yang akut dan perasaan tak terkalahkan, ” Pungkasnya.

Bahkan, kata dokter, hal ini dapat mengakibatkan pengguna menempatkan diri dalam bahaya fisik.

” Secara umum zat yang terkandung dalam penyalahgunaan lem dapat merusak kesehatan penggunanya. Bau lem yang dihirup lewat saluran pernapasan berpengaruh pada bagian pernapasan sebelum akhirnya sampai ke otak dan menyebabkan halusinasi, ” Urainya.

Dia mengaku ada zat adiktif berbahaya yang terkandung dalam lem tersebut.

” Mereka yang menyalahgunakan akan merasa nyaman, tenang, dan berhalusinasi. Sejauh ini, masyarakat belum banyak yang mengetahui zat berbahaya dalam lem, yang sering dihirup beberapa anak jalanan dan remaja, ” Ungkapnya dokter Kholik.

Berbeda dengan narkotika yang sudah banyak tersebar informasinya dan berpengaruh terhadap kesehatan, menurut dokter, penyalahgunaan lem belum terlalu mendapat perhatian, padahal efeknya hampir sama dengan menggunakan narkotika.

” Seperti halnya rokok, lem mungkin terdapat zat boncengan lainnya yang belum diketahui efeknya bagi jantung, paru-paru, atau alat vital tubuh lainnya, ” Tandas dokter.

Ngelem kata Kholik, termasuk aktivitas napza, yaitu zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik ditelan melalui mulut, dihirup melalui hidung, maupun disuntikkan melalui urat darah.

” Zat-zat kimia itu dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Pemakaian lem secara terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan fisik dan atau psikologis, ” Tegasnya.

Selain itu, kata dokter risiko yang pasti terjadi adalah kerusakan pada sistem saraf dan organ-organ penting lainnya, seperti jantung, paru-paru, dan hati.