Webinar Kebangsaan “Tuhan atas Sejarah Bangsa-Bangsa”

Img 20230701 wa0048

Tual News – Minggu, 25 Juni 2023, pukul 15.00 WIB, telah terselenggara webinar kebangsaan dengan tema “Tuhan atas Sejarah Bangsa-Bangsa”.

Berdasarkan Rilis Pers yang diterima tualnews.com, Sabtu ( 1 /7/2023), Webinar ini terselenggarakan berkat kolaborasi bersama Komunitas Karya Kata Nusantara (Kakara), Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Sulawesi Selatan (GAMKI Sulsel), Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT), dan toko buku BPK Gunung Mulia (BPK).

Img 20230701 wa0047

Webinar ini dihadiri umat Kristen dari berbagai lintas organisasi dan
persekutuan Kristen.

Narasumber dalam webinar tersebut S.P. Tumanggor, yang adalah seorang penulis Kristen dan sudah memiliki banyak pengalaman dalam dunia literatur Kristiani menegaskan banyak hal terkait tema webinar ini.

Tumanggor yang juga sempat terlibat dalam projek Program Penerjemahan Alkitab dari Lembaga Alkitab Indonesia, dalam webinar itu mengatakan umat Kristen tentu setuju dengan ide Allah sebagai “Tuhan atas Sejarah Bangsa-Bangsa”.

Namun, kata Tumanggor, terdapat pemaknaan yang keliru/tidak tepat diantara umat Kristen mengenai hal ini.

” Pertama, karena pengajaran gereja terlalu menekankan kisah bangsa Israel, terkesan bangsa Israel lah lakon utama di Alkitab, dan bangsa-bangsa lain hanya pelengkap penderita saja, ” Ujarnya.

Img 20230701 wa0045

Selain itu kesalahan pemaknaan kedua, menurut Tumanggor yaitu saat orang Kristen mengamini ide Allah sebagai “Tuhan atas Sejarah Bangsa-Bangsa”, namun sebagian umat Kristen memahami bahwa dia seakan hanya berminat pada riwayat keselamatan rohani saja, tidak pada sejarah yang mencakup aspek kehidupan luas seperti politik, sosial, ekonomi, budaya, teknologi, dsb.

Padahal kata Tumanggor, di masa lalu terdapat orang-orang Kristen yang mengerti makna Allah sebagai Tuhan atas Sejarah Bangsa-Bangsa.

” Sepatutnya orang Kristen masa kini, mengerti pemahaman yang terdapat di Kitab Suci mengenai ini, ” Jelasnya.

Dikatakan, berdasarkan Kisah Para Rasul 14:16-17, disebutkan Allah ibarat matahari yang menyinari bangsa-bangsa. Tetapi bangsa-bangsa menuruti jalannya masing-masing.

” Ini sejatinya,  menunjukkan bahwa sekalipun bangsa-bangsa di seluruh dunia tidak mengenal Allah (melalui Kristus), mereka bisa tetap mengenal hukum yang adil, falsafah yang luhur, arsitektur yang baik, tari-tarian yang indah, dst, ” Paparnya.

Kata Tumanggor, kita harus melihat bangsa-bangsa memiliki dua sisi yang bertolak belakang. Di satu sisi ada kejahatannya (karena mereka tidak mengenal Allah), namun di sisi lain ada kebaikannya (karena Allah tetap memimpin/memandu bangsa-bangsa).

” Tidak ada bangsa-bangsa yang 100% jahat, ” Katanya.

Kata dia, penulis ternama C.S. Lewis pernah mengungkapkan fenomena yang menunjukkan bukti mengenai hal tersebut.

” C.S. Lewis menyatakan bahwa kalau orang mau repot- repot membandingkan ajaran moral seperti dari bangsa-bangsa Mesir, Babel, India, dst., maka umat Kristen bisa terkejut melihat betapa miripnya ajaran-ajaran moral itu dengan ajaran moral dari orang Inggris (yang saat itu umumnya Kristen), ” Jelasnya.

Tumanggor minta sebagai orang Kristen Indonesia, harus bisa bersaksi hal serupa.

” Jika kita melihat langsung ke daerah pedalaman tempat masyarakat suku Nusantara berada, maka umumnya kita akan disambut dengan keramahan khas Nusantara. Kita terbiasa dengan budaya yang baik, ramah, dan tolong menolong, ” Terangnya.

Ini bagi Tumanggor, tentu menjadi bukti nyata bagaimana Allah bisa memberikan panduannya kepada bangsa bangsa/suku-suku bangsa.

” Kiprah Allah sebagai Tuhan atas Sejarah Bangsa-Bangsa pun membuat kita mengerti bahwa Dia juga Raja atas Bangsa-Bangsa, ” Tegasnya.

Hal ini kata Tumanggor, seperti ada dalam Mazmur 47:9 dan Yeremia 10:7, menyebutkan Dia memerintah sebagai Raja atas Bangsa-Bangsa dan Dia merupakan Raja Bangsa-Bangsa.

” Sebagai Raja, Dia meminati seluruh aspek bidang kehidupan seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, teknologi, militer, dll. Bukan hanya kerohanian saja, ” Pungkasnya.

Tumanggor mengatakan, menjelang tahun 2024, bangsa Indonesia akan menghadapi suatu hajatan penting bagi
kelangsungan bangsa masa depan, yaitu pemilihan presiden.

” Sinambung dengan bahasan ini, bisa umat Kristen bayangkan bahwa Allah tentu sangat bergairah dengan hajatan ini dan memiliki kehendak agar umat-Nya pun turut mengerti bahwa Dia peduli akan bangsa Indonesia, ” Pesanya.

Dia mengingatkan bahwa dalam Daniel 2:21 dan 4:17, disebutkan bahwa Dia memecat raja dan mengangkat raja. Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan
manusia dan memberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

” Umat Kristen Indonesia harus peduli kepada bangsanya, karena Allah pun peduli kepada Bangsa Indonesia, ” Pintah Tumanggor dalam webinar itu.

Dikatakan, karena Allah adalah Tuhan atas Sejarah Bangsa-Bangsa, tidak heran jika umat kristen mendapati banyak kisah di Alkitab mengenai bangsa-bangsa lain, selain Israel.

” Sebagai contoh, untuk menggenapi nubuat nabi, Allah memakai bangsa Romawi melalui kebijakan pencacahan jiwanya (dalam peristiwa seputar kelahiran Yesus). Begitupun saat Allah menggunakan bangsa Persia (dan membangkitkan Koresh) untuk menunjukkan keberadaan-Nya yang Mahatinggi melalui kejayaan bangsa Persia masa itu dan untuk memulangkan bangsa Israel kembali ke tanah perjanjian, ” Papar Tumanggor.

Kata dia, ini yang jarang
dimengerti oleh umat Kristen kebanyakan dan perlu patut mulai dimengerti dan dipelajari dari Alkitab.

” Sebagai orang Kristen yang baik, ada dua hikmah yang patut dicamkan ke setiap kita. Pertama, tidak lagi menyempitkan luasnya daulat atau minat Allah atas bangsa-bangsa dan atas segala bidang kehidupan. Jangan lagi berkepribadian ganda,  karena Allah bisa tersinggung, ” Ujarnya

Tumanggor mengajak umat kristen terlibat atas pemerintahan dan tuntunan Allah atas bangsa-bangsa, khususnya atas bangsa kita sendiri yaitu melalui pengidentikkan diri dengan dinamika sejarah dan pergumulan hidup bangsa (susah senang, mujur malangnya) melalui kasih dan doa, serta melalui berkarya di segala bidang kehidupan sesuai dengan panggilan masing-masing, tanpa terganggu lagi dengan pikiran bahwa Allah hanya menyukai karya agamawi dan rohani saja.

” Sebagai orang Kristen, kita perlu memahami bahwa Kitab Suci adalah buku untuk segala bidang kehidupan dan bukan hanya rohani saja.Marilah kita kerjakan karya keselamatan kita sampai pada puncak sejarah nantinya, ” Harap Tumanggor.

Untuk diketahui pada acara webinar ini juga ada peluncuran buku terbaru karya narasumber S.P. Tumanggor, dengan judul “Kiranya Bangsa-Bangsa Bersyukur #2”.

Buku ini merupakan sekuel dari “Kiranya Bangsa-Bangsa Bersyukur #1”, yang keduanya merupakan terbitan dari Penerbit Karya Kata Nusantara (Kakara).

Buku ini akan memuat ulasan lebih lengkap dan menyeluruh atas tema bahasan di webinar tersebut.

Secara terpisah, Ericko Sinuhaji dari Kakara mengakui acara webinar ini memberikan pencerahan dan pendalaman pemahaman akan bagaimana umat Kristen sepatutnya mengimani Allah, dari yang sebelumnya di pahami sebagai Raja atas kita sebagai pribadi, namun kemudian menjadi mengerti bahwa Dia adalah juga
Raja atas bangsa-bangsa.

” Umat Kristen memiliki peran dalam menyatakan dan memberikan kesaksian mengenai Allah sebagai Raja Bangsa-Bangsa atas dunia saat ini melalui kasih dan karya dalam segala bidang kehidupan, sesuai dengan panggilan kita masing-masing dari Allah. Kita perlu menjadi umat Kristen yang meminati segala bidang kehidupan persis seperti Tuhan kita yang meminati semuanya itu, ” Jelas Sinuhaji.

Tentang Kakara

Kakara merupakan komunitas pemuda Kristen yang rindu melihat kekristenan
menyumbangkan hal-hal baik bagi keindonesiaan.