Setara Institute: Mantra Presisi Jadi Pemicu Pulihkan Kepercayaan Rakyat Terhadap Polri

Img 20230704 wa0014

Tual News – Ketua Lembaga Setara Institut, Hendardi mengaku tren peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap Polri hingga di angka 76 persen adalah capaian kolektif institusi Polri yang ditopang berbagai satuan kerja dibawah kepemimpinan presisi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

“Genap satu tahun dari berbagai prahara di tubuh Polri, mantra Presisi telah menjadi pemicu dan pemacu kinerja Polri memulihkan kepercayaan rakyat. Tentu ini adalah kado terbaik di Hari Bhayangkara 1 Juli 2023,” kata Hendardi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/7/2023).

Menurut Hendardi, meskipun angka tersebut berpredikat cukup dan tren yang terus meningkat, namun dia berharap Polri terus mampu mendorong kepercayaan publik hingga di atas 80 persen di waktu mendatang.

Hendardi menuturkan, sebagai sebuah persepsi, hasil survei memang mampu menyajikan generalisasi gambaran untuk mengukur sebuah kinerja.

” Hasil survei tentu menuntut kajian dan pemetaan lanjutan, sehingga diketahui secara detail titik-titik mana yang membutuhkan akselerasi penanganan sehingga mempercepat dan meningkatkan kepercayaan publik, ” Ujarnya.

Kata Hendardi, dalam setahun menangani berbagai tantangan, Kapolri telah membuktikan disiplin tinggi anggota, monitoring kinerja yang ketat, transformasi berbagai layanan, memastikan kesetaraan hukum, dan menjaga stabilitas keamanan secara humanis.

” Saya yakin Bapak Kapolri mampu mengubah wajah institusi Polri menjadi lebih baik,” katanya.

Lebih lanjut, Hendardi mengatakan, sejumlah agenda di tahun politik akan menjadi penentu utama integritas Polri dalam menjalankan tugas menjaga keamanan dan ketertiban, melindungi dan melayani masyarakat, dan melakukan penegakan hukum.

“Polri juga akan diuji dengan banyak irama politik diruang publik, baik menggunakan instrumen hukum, trial by the mob dalam kasus-kasus yang diorkestrasi pihak tertentu, termasuk mengantisipasi perilaku para conflict entrepreneur yang menghendaki gangguan keamanan, mendapat ruang melakukan politisasi berbagai hal sehingga mampu melimpahkan benefit dan insentif politik elektoral,” Jelas Hendardi.