Tual News – Dalam rangka meningkatkan kompetensi Kepala Sekolah dan Guru TK / Paud, SD dan SMP, Yayasan pendidikan Katolik di Keuskupan Pontianak, Amboina serta Keuskupan Merauke bekerja sama dengan Kemdikbudristek berkolaborasi bersama mewujudkan program organisasi penggerak ( POP ).
POP adalah dua dari program Sekolah penggerak dan guru penggerak Kemdikbudristek RI dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Kolaborasi empat yayasan pendidikan katolik dalam mewujudkan POP sudah berjalan selama tiga tahun sejak tahun 2021 hingga saat ini.
Ketua Konsorsium Yayasan Pendidikan Sekolah Bruder Pontianak, Bruder Alexius Harnoto Trilaksono, MTB, kepada tualnews.com, di lokasi wisata Ohoilir Sabtu ( 17/6/2023) mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada Kemdikbudristek atas penunjukan empat yayasan pendidikan katolik dalam konsorsium POP, dalam rangka meningkatkan kompetensi para Kepsek dan guru TK/Paud, SD dan SMP.
” Kami dari Yayasan Pendidikan Sekolah bruder Pontianak, selama tiga tahun berkonsorsium bersama Yayasan Perguruan Masyarakat Kalbar, Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Amboina, dan Yayasan persekolahan Katolik Keuskupan Agung Merauke ikut seleksi dan ditunjuk bekerja sama dengan ,Kemdikbudristek wujudkan POP sejak tahun 2021 hingga saat ini, ” Ungkapnya.
Menurut Bruder Alexius, pihaknya mengajukan program peningkatan kompetensi para kepsek dan guru pada jenjang pendidikan TK /Paud, SD dan SMP dan disetujui Kemdikbudristek..
” Program bersama ini telah kami jalankan sejak tahun 2021, 2022 dan 2023, ” Ujarny.
Dikatakan, karena ditahun 2021dan 2022, ada di masa pandemi covid – 19, sehingga program peningkatan kompetensi Kepsek dan guru dilaksanakan secara daring, nanti di tahun 2023, digelar secara hibrid.
” Untuk jenjang Paud, SD dan SMP di Kalbar dan Merauke digelar secara online, sedangkan di Ambon, Kei dan Kepulauan Tanimbar dilaksanakan tatap muka langsung, ” Jelas Bruder Alexius.
Kata dia, untuk menyukseskan POP, konsorsium terus membangun kerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat, baik di Kota Pontianak, Singkawang, Ambon, Langgur, Saumlaki dan Merauke.
” Kami berterimakasi kepada Kemdikbudristek, karena selama tiga tahun POP berjalan baik, menyambangi wilayah 3T ( terluar, tertinggal dan terjau), ” Terang Ketua Yayasan Sekolah Bruder Pontianak.
Dia berharap, Sekolah sasaran POP, terus berliterasi dan kolaborasi mewujudkan peningkatan mutu pendidikan melalui literasi, pendidikan carakter bagi peserta didik maupun spirit peningkatan kompetensi kepsek dan guru.
Bruder Alexius sangat mengharapkan di tahun 2045, melalui POP tidak ada anak Indonesia dari Sabang hingga Merauke yang tertinggal dalam dunia pendidikan.
Menyoal pengalaman selama tiga tahun dalam melihat perkembangan Sekolah Katolik yang bernaung pada Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Amboina, Bruder Alexius mengaku sangat luar biasa.
” Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Amboina sangat luar biasa, ditengah tantangan banyak Sekolah tersebar pada ratusan pulau, dengan kendala transportasi, ” Salutnya.
Kata dia, Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Amboina sangat luar biasa dalam meningkatkan mutu dan kompetensi para kepsek dan guru, serta peserta didik, terbukti mempersiapkan para kepsek dengan berbagai pelatihan pendidikan peningkatan mutu, dalam menjawab tantangan pendidikan ke depan.
” Kami berharap POP kerja sama Kemdikbudristek RI tetap berlangsung terus, untuk menjawab kebutuhan pendidikan disini akan program merdeka belajar, ” Harap Bruder Alexius.
Sementara itu Perwakilan Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Amboina, RD Agus Arbol mengaku bersyukur, sebab dilibatkan dalam proyek besar .Kemdikbudristek.
” Jadi program ini ada tiga yakni sekolah penggerak, guru penggerak dan organisasi penggerak. Kami empat yayasan dan tiga provinsial Keuskupan Indonesia berkolaborasi bersama dalam menyukseskan program organisasi penggerak ( POP), ” Jelasnya.
Menurut Arbol, tujuan POP hanya ada dua yakni mempersiapkan guru – guru dan para kepala sekolah TK/Paud, SD dan SMP memiliki kompetensi profesional, sehingga mereka dapat melaksanakan actifitas belajar mengajar dengan baik dan benar.
” Sedangkan tujuan kedua, mendidik Kepsek sebagai seorang aktor manajerial yang baik dan benar, ” Ujarnya.
Dikatakan, output dari POP sangat besar, namun pemerintah membatasi program ini untuk beberapah sekolah sebagai model, yang dilaksanakan baik secara online dan offline.
” Kami melihat sekolah sasaran POP, kepsek dan para guru sangat antusias, olehnya itu kami berharap kegiatan ini dilanjutkan tahun mendatang untuk menyasar sekolah lainya, ” Harap Romo Agus.
Diakui, sekolah Katolik yang bernaung di Yayasan Keuskupan Amboina berjumlah 165 sekolah, sedangkan POP baru menyasar 30 sekolah.
” Kami minta pemerintah suport kegiatan seperti ini dilanjutkan, sebab sangat bermanfaat bagi peningkatan kompetensi para kepsek dan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan, ” Pintahnya.
Untuk diketahui Anggota Konsorsium yang bekerja sama dengan Kemdikbudristek RI dalam menyukseskan POP adalah, Yayasan Perguruan Masyarakat Kalimantan Barat, Yayasan pendidikan katolik keuskupan Amboina, Yayasan pendidikan persekolahan katolik keuskupan Agung Merauke Papua Selatan dan Yayasan Pendidikan Sekolah Bruder Pontianak.