Tual News – Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku ( GPM ), Pdt. E. T. Maspaitella, jumat ( 10/3/2023) menyambangi warga kompleks Yarler terdampak konflik antara dua kelompok warga di Kota Tual, beberapa waktu lalu.
Turut mendampingi kunjungan Ketua Sinode GPM Maluku, yaitu Ketua Klasis GPM Tual, Pendeta. I. K. Koljaan,S,Th, Sekretaria klasis Pdt. Y. Y. Tipialy, S.Th, Ketua Majelis Jemaat Tual, Pdt. T. Latumahina, S. Th dan para Majelis yakni Poly Rahayaan, Zeth Songupnuan, Yan Rahandra dan Dafid Betaubun.
Ketua Majelis Jemaat Tual, Pdt. T. Latumahina, S. Th, dalam laporan tentang situasi para pengungsi Yarler UN, Kecamatan Dulah Selatan Kota Tual berjumlah 118 Kepala Keluarga ( KK) di Yarler, dengan jumlah jiwa, 493 orang.
” Dari jumlah itu, umat protestan sebanyak 94 KK, 396 jiwa, katolik 20 KK, 72 jiwa dan umat Islam 4 KK, 20 jiwa, ” Lapor Latumahina.
Pendeta Latumahina menerangkan, untuk kerusakan rumah warga akibat konflik tersebut yakni rumah rusak berat, 67 rumah dan rusak sedang 18 rumah, serta rumah rusak ringan 3 rumah.
” Para pengunsi korban konflik tinggal secara terpisah, baik di seputaran Un , Ohoi Taar, Ohoijang dan Langgur, ” Jelasnya.
Ketua Sinode GPM Maluku, dalam pertemuan bersama warga Yarler, lebih banyak mendengar berbagai keluhan masyarakat terdampak konflik.
Ketua pemuda Yarler, Hence Balubun melaporkan kepada Ketua Sinode GPM Maluku, kalau Pemkot Tual sudah datang menemui warga Yarler dan keluarga korban konflik.
” Pemkot Tual sudah turun temui warga dan telah melakukan pendataan terhadap rumah-rumah warga yang rusak berat, sedang dan ringan untuk dibangun kembali, ” Lapor Ketua Pemuda Yarler.
Menurut Balubun yang menjadi perhatian utama bagi warga korban konflik adalah, harus ada penanganan khusus.
” Kami sebagai warga terdampak konflik, membutuhkan penanganan khusus. Jujur, kami sangat trauma untuk kembali ke rumah, karena masih dihantui rasa takut, sehingga hal ini harus diperhatikan pemerintah,” Ungkapnya.
Ketua Sinode GPM Maluku, Pdt. E. T. Maspaitella pada kesempatan itu mengaku, Pemkot Tual telah melakukan penanganan warga Yarler terdampak konflik secara cepat dan tepat.
” Kita berharap, pemerintah secara cepat melakukan penanganan bagi warga Yarler, sebab kalau terlalu lama di tempat pengungsian, akan menambah beban sosial baik untuk warga Yarler dan keluarga, namun juga beban pemerintah, ” Harapnya.
Maspaitelka meminta pemerintah cepat mengambil langka-langka penanganan relokasi rumah bagi warga terdampak konflik di Yarler.
Dia menjelaskan, untuk kebutuhan warga, pihak Gereja telah menyediakan kebutuhan sehari-hari kepada warga Yarler.
” Kebutuhan warga, kita harus saling membantu untuk mereka, ini juga adalah hal yang sangat penting, sebab mereka kehilangan segalahnya, termasuk peralatan hidup yang ada dalam rumah semuanya musna, ini hal-hal yang harus jadi perhatian, ” Terangnya.
Ketua Sinode GPM Maluku, menegaskan GPM akan membantu pemerintah, dalam mengambil langka bersama untuk pemulihan para pengungsi di Yarler.
Maspaitella mengajak warga GPM untuk hidup dalam kedamaian dan menyelesaikan konflik melalui pendekatan komunikasi, berlandaskan adat dan budaya sebagai orang basudara AIN NI AIN, di Kepulauan Kei.
” Saya ajak, mari kita bersama-sama menumbuhkan spirit damai, sebab mubazir kalau kita banggakan budaya orang Kei yang luhur yaitu Ain Ni Ain, namun kita tidak bisa mengalahkan diri sendiri dengan menyelesaikan konflik itu melalui komunikasi sebagai orang basudara, ” Ajak Ketua Sinode GPM Maluku.
Maspaitella mengingatkan warga Maluku, agar cerdas dalam melihat berbagai persoalan yang muncul dan berkembang di masyarakat.
” Kita semua mengetahui bersama pemicu konflik itu hanya tindakan kriminal seseorang dan dibiarkan menjadi konflik komunal. Ini supaya semua masyarakat, terutama kita orang Maluku harus cerdas melihat hal-hal seperti ini, agar persoalan kriminal murni lalu menjadi konflik komunal, tidak lagi terjadi di kalangan masyarakat, ” Pintah Maspaitella kepada wartawan Tual News.com Jumat (10/3/2023)
Dia menjelaskan, pihak TNI Polri harus dapat melakukan penanganan dan memberikan kedamaian kepada mereka yang terdampak konflik.
” TNI – Polri harus memfasilitasi suasana hidup aman, supaya masyarakat memiliki percaya diri, ” Ujarnya.
Ketua Sinode GPM Maluku berharap di masa pra paskah, hal ini bisa menjadi renungan untuk semua umat kristiani, Katolik dan Protestan, memikul salib yesus dengan setia dan rendah hati, sebab kemuliaan yang kita peroleh dari kebangkitan Yesus Kristus.
” Bagi saudara kita yang beragam muslim, sebentar lagi akan memasuki bulan puasa ramadhan, amal dan ibadah puasa akan menjadi iman yang penuh berkah supaya jadi manusia fitrah, ” Harap Ketua Sinode GPM.