Tual News – Kepulauan Kei di Maluku tak hanya dikenal dengan wisata pantai indah surga tersembunyi dunia seperti Pantai Ngur Bloat (Pasir Panjang) yang m memiliki pasir halus dan panorama indah saja, namun di tanah Larvul Ngabal juga memiliki aneka kuliner yang wajib dinikmati pengunjung wisatawan.
Wisata pantai dan kuliner yang indah itu dapat dinikmati di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara yang masuk dalam wilayah Kepulauan Kei, Maluku.
Salah satu kuliner yang wajib dicoba adalah anggur laut atau dalam bahasa setempat disebut Lat.
Dulunya, anggur laut ( lat – red ) hanya disajikan sebagai kuliner yang diolah mentah dengan berbagai rempah seperti cabai, parutan kelapa, jeruk, dan berbagai rempah lainnya. Namun, lat kini bisa diolah menjadi berbagai produk. Salah satunya produk kecantikan, seperti lulur dan sabun pencuci muka.
Lat juga bisa diolah menjadi selai dan permen jelly.
Olahan aneka produk berbahan dasar lat itu diungkapkan akademisi Universitas Pattimuta (Unpatti), Dr. Alfonsina M Tapotubun, M.P. berdasarkan hasil riset dan penelitian Fakultas Perikanan dan Keluatan Unpatti di Kepulauan Kei.
“Banyak orang kini telah mengenal khasiat apa saja yang terkandung dalam anggur laut ini, karena anggur laut bisa diolah menjadi produk kecantikan, bahan makanan dll,” ungkap Tapotubun.
Menurut Tapotubun yang juga salah satu Dosen di Universitas Pattimura Ambon, lat sebenarnya telah diincar dunia saat ini, terutama Jepang, China dan Korea menyebutnya sebagai makanan kecantikan.
“ Di Kei tuan rumah sendiri belum terlalu eksplor anggur laut, pada hal ini makanan ini yang diincar dunia sebagai produk kecantikan,” Terang Tapotubun kepada Tual News.com saat diwawancarai belum lama ini.
Tapotubun mengatakan, di Kepulauan Kei rata-rata punya pantai yang menghasilkan anggur laut ( lat – red ), terutama di Desa Letman, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara.
“Rata-rata di Kepualaun Kei punya pantai yang menghasilkan lat, tetapi Ohoi (desa) Letman yang punya lat paling banyak dan sering ditemukan sepanjang tahun,” sebut Tapotubun.
Tapotubun mengaku, produk yang dihasilkan dari lat sudah dimulai sejak tahun 2012 seiring dengan pelatihannya.
Kata dia, bahan ini merupakan tahun terakhir untuk menghasilkan UKM dari Ohoi (desa) Ngilngof.
“Kita telah melatih masyarakat untuk membuat jus dari lat berdasarkan hasil penelitan Unpatti di Ngilngof dan juga telah menghasilkan salei yang diaplikasikan di Enbal Rol Salei Lat,” kata Tapotubun.
Senada dengan itu, Ir. Theodora E.A.A. Matrutty, M.Si. menyebutkan, bukan hanya anggur laut atau lat saja yang bisa diproses menjadi produk layak guna, melainkan sisik ikan juga bisa dibuat menjadi kerajinan tangan.
“Kita membuat kerajinan tangan dari sisik ikan kaka tua dan kakap merah menjadi anting dan kalung,” katanya.
Matrutty berharap, hasil penilitian Fakultas Perikanan Unpatti bisa menghasilkan produk-produk yang bersaing di kanca nasional.
“Kita berharap dari hasil penelitian ini bisa di teruskan oleh masyarakat dan UMKM di desa-desa di Kepulauan Kei,” Harap Matrutty