Tual News – Wartawan Media Online info maluku.com, Farhat Rettob yang menjadi korban dalam bentrokan antar dua kelompok masyarakat di Kota Tual, kamis ( 2 /1/2023), pukul 07.00 WIT, akibat terkena peluru nyasar senapan angin CIS saat ini kondisi kesehatan sudah membaik.
Kepada tualnews.com, kamis malam ( 2/1/2023), Wartawan Farhat Rettob mengisahkan kalau saat terjadi konsentrasi dua kelompok masyarakat yang terlibat konflik didepan Taman Kota Tual, dirinya sedang melaksanakan kegiatan peliputan, namun disaat itu tanpa sadar seperti merasakan sesuatu yang aneh di bagian dada sebelah kiri.
” Saya saat kejadian bentrokan antara dua kelompok warga dengan kartu Pers, turun dibagian tengah dan ambil posisi nyaman, saat itu sementara ada penyerangan antara dua kelompok warga, tiba – tiba peluru nyasar masuk di dada saya bagian kiri, baru kaget kalau saya terkena peluru senapan CIS, ” Ungkapnya.
Lalu saat itu juga, dirinya meraba dada bagian kiri ada basah, sehingga langsung kembali ke atas minta pertolongan.
” Saya diantar menuju Lanal Tual, minta pertolongan medis, namun karena belum ada dokter dan peralatan medis yang belum memadai sehingga diantar Ketua Kerukunan Keluarga Besar Kur, Tam dan Tayando, Bapak Rahman Rettob menuju RSUD Maren Kota Tual, ” Jelas Rettob.
Diakui kejadian yang dialami pukul 07.00 WIT, tepat jalan utama turun gunung, pintu masuk taman Kota Tual.
” Saat kejadian bentrokan di kamis pagi pukul 07.00 WIT, dua kelompok warga terlibat bentrokan dengan jumlah massa yang banyak, sementara aparat keamanan masih mengamankan titik bentrokan lain, ” Terang Wartawan Farhat Rettob.
Kata dia sesuai keterangan medis di RSUD Maren, jumat ini ( 3 /1/2023) baru dirinya menjalani operasi bedah angkat peluru nyasar senapan CIS di bagian dada sebelah kiri.
” Hari ini baru saya diputuskan dokter bedah RSUD Maren untuk operasi. Kondisi saya membaik, namun rasa sakit nyeri di dada, ” Ujarnya.
Dikatakan saat masuk RSUD Maren, ditangani dokter umum, kemudian dokter ahli bedah datang berikan obat untuk menghilangkan nyeri, yakni obat anti tetanus dan anti infeksi.
Koordinator Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI ) Cabang Kota Tual, Abdullah Tuseik kepada media ini meminta Wartawan yang melaksanakan tugas peliputan di wilayah konflik antar dua kelompok warga di Kota Tual harus berhati – hati dan tetap menjaga keselamatan diri.
” PWI prihatin dengan kondisi yang dialami Wartawan media online Kota Tual, Farhat Rettob, namun ini menjadi pengalaman agar ke depan Wartawan yang laksanakan tugas jurnalistik di area konflik, harus dibekali rompi anti peluru, ” Tegasnya.
Terkait bentrokan antara dua kelompok warga di Kota Tual yang diduga termakan issu provokasi, Tusiek yang juga Wartawan media online tribunmaluku.com meminta masyarakat jangan cepat percaya dan terhasut dengan informasi dan berita hoax yang sengaja dimainkan provokator di media sosial ( medsos ).
” Warga masyarakat jangan cepat termakan informasi hoax di medsos, harus mengecek kebenaran informasi hanya melalui media cetak dan online resmi berbadan hukum yang ada di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, ” Pintahnya.
Dikatakan konflik dua kelompok masyarakat itu, bermula dari persoalan tindak pidana murni orang per orang, yang kemudian melibatkan kelompok masyarakat, sehingga penyelesaian persoalan tersebut harus diserahkan kepada aparat penegak hukum untuk menuntaskan.
” Mari kita semua sebagai orang Kei, memiliki falsafah adat Kei AIN NI AIN, dan VUUT ANMEHE NGIFUN, MANUT ANMEHE TILUR ( katong semua satu orang punya anak cucu ) harus kedepankan hukum adat Kei Larvul Ngabal dalam selesaikan semua masalah dengan semangat kekeluargaan, persaudaraan dan cinta kasih, ” Ajak Koordinator Ketua PWI Kota Tual, Abdullah Tuseik.