Tual News – Walikota Tual, Adam Rahayaan, S.Ag menghimbau warga Kota Tual untuk tidak terprovokasi dengan issu – issu menyesatkan, sebab konflik yang terjadi di Kota Tual, selasa malam ( 31 /1/2023 ) pukul 22.00 WIT, murni masalah kriminal orang per orang, bukan masalah agama.
” Masalah itu murni kriminal, sehingga perlu disikapi sebatas satu dua orang yang terlibat tindak pidana kriminal, yang jadi masalah satu punya masalah, satu kampung ikut terlibat, kalau saya boleh umpamakan satu orang minum, satu kampung ikut mabuk, ” Sesal Walikota Tual, ketika dihubungi tualnews.com, rabu ( 1/2/2023) via telepon selulernya.
Rahayaan mengaku persoalan ini berturut – turut terjadi beberapah kali yakni kasus antara Yarler dan Sinar Pagi, lalu sudah diselesaikan perdamaian antara kedua pihak, termasuk pelaku yang di Polres Tual buat pernyataan tertulis dan keluar.
” Kejadian kedua, anak Balyanan bikin masalah dengan Junaidi Serang, lalu esok hari pelaku sudah diamankan polisi, ” Ujarnya.
Menurut Walikota Tual, peristiwa yang ketiga, selasa malam ( 31 /1/2023 ) pukul 22.00 WIT adalah panah lari.
” Peristiwa ketiga adalah panah lari, karena yang memanah korban gunakan motor tidak punya plat kendaraan bermotor sehingga sulit diidentifikasi siapa pelaku sebenarnya, ” Terang Rahayaan.
Diakui, akibat hal ini sekelompok massa emosi lalu melakukan pembakaran rumah yang salah alamat.
” Saya sebut pembakaran rumah salah alamat, karena belum tentu pelaku yang tadi kena panah lari itu tidak diketahui dari kompleks yang mana, ” Jelas Walikota Tual.
Kata Rahayaan, seharusnya diberikan kesempatan kepada aparat polisi untuk lakukan penyelidikan soal siapa pelaku panah lari, namun tiba – tiba saja sudah ada penyerangan kepada salah satu kelompok.
” Ini yang jadi masalah disitu, sudah salah sasaran semua, kita sesalkan hal ini, seperti orang tidak beragama dan percaya kepada Tuhan serta tidak berpendidikan, olehnya itu saya himbau, mari kita mampu bedah masalah, kalau satu orang punya masalah, cukup satu orang itu yang berurusan, mungkin saja ada hubungan darah dan keluarga, tapi ada pola pendekatan kekeluargaan, bukan main hakim sendiri, ” Ungkap Rahayaan.
Walikota Tual menegaskan ini bukan masalah agama, sehingga jangan lagi masyarakat terseret dengan membawah nama kampung dan kompleks.
” Misalnya, kalau dua orang bermasalah antara Hasan dan Adam, sebutkan nama dua orang itu berkelahi, jangan kita sebut Banda Eli bakalai dengan Yarler, khan tidak semua orang Banda Ely maupun Yarler berkelahi. Ini budaya yang salah selama ini, ” Sorot Walikota Tual.
Kata Rahayaan, saat ini Kepala Daerah lagi berusaha dan berupaya mengatasi kemiskinan dan pengangguran yang ada di masyarakat, terbukti dirinya baru selesai pertemuan dengan salah satu investor pengusaha asal California AS, untuk membangun pembangkit listrik tenaga air di Kota Tual, agar menekan harga BBM.
” Saya beberapah hari lalu baru selesai makan bersama dengan Sekjen, Dirjen dan Staf Khusus Kementerian Perikanan RI, untuk rencana sekian kapal mendaratkan ikan di Kota Tual. Semua ini bagian dari upaya kita untuk menyerap pengangguran terbuka di daerah, sehingga peredaran uang bisa berputar di masyarakat, ” Terangnya.
Untuk itu Walikota Tual memohon agar warga yang bertindak sesuatu sebagai orang beragama harus mengecek secara baik dan tenang, bertindak dengan hati, berpikir jernih, sehingga jangan sampai lampiaskan emosi kepada orang yang tidak bersalah.
” Tadi sudah digelar rapat Forkompinda bersama para tokoh agama, adat, masyarakat, pemuda dan pemerintah yang dipimpin Sekda Kota Tual dan Wawali Tual, saat ini lagi upaya untuk berikan kesadaran dan pemahaman kepada warga di beberapah titik dan saat ini situasi kamtibmas dilaporkan aman dan kondusif, ” Tandas Walikota Tual.