Mahasiswa Tayando Tolak Mesin Bekas PLN Namlea Untuk PLTD Langgiar

Img 20230125 wa0014

Tual News – Perkumpulan Mahasiswa asal PP Tayando Kota Tual di Kota Ambon, Makassar dan Jakarta menyatakan sikap menolak relokasi mesin bekas PLN dari Air Buaya, Kota Namlea untuk digunakan di PLTD Tayando Langgiar yang sudah mangrak bertahun – tahun sejak dibangun PT PLN wilayah IX Maluku dan Malut tahun 2019.

Penegasan ini disampaikan salah satu Mahasiswa asal Tayando di Kota Ambon, Ahmad R. Rahantan dalam Rilis Pers yang diterima tualnews.com, rabu ( 25 /1/2023).

Ini kondisi pltd tayando langgiar sejak dibangun pln dibiarkan terlantar, dan ditumbuhi rumput

” PLT Tayando Langgiar masuk dalam program prioritas PLN Pusat yakni Listrik desa ( Lisdes), olehnya itu apa yang disampaikan PLN Wilayah IX Maluku dan Malut untuk mesin PLTD  akan direlokasi dari Unit Air Buaya Kota Namlea, kami secara tegas menolak pengadaan mesin bekas milik PLN tersebut, ” Tegas Rahantan.

Koordinator BEM Nusantara Provinsi Maluku ini mempertanyakan perencanaan yang dibangun PT PLN wilayah IX Maluku dan Malut selama ini atas 97 PLTD yang dibangun dan dibiarkan terlantar, seperti PLTD yang ada di Desa Tayando Langgiar.

” Kita tahu bersama kalau PLTD Langgiar merupakan program prioritas dari pusat,
masa yang diadakan mesin bekas, sekali lagi kami menolak, ” Tegas Rahantan untuk kedua kalinya.

Kata dia, Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Chriesty Barends sudah memastikan 97 PLTD mangkrak di wilayah Maluku – Maluku Utara bakal dituntaskan di tahun 2022, namun belum ada realisasi PT. PLN.

” Hal itu sudah ditegaskan srikandi PDI – Perjuangan Dapil Maluku, usai rapat kerja komisi VII bersama Menteri ESDM, Arifin Taslim dan seluruh jajaran, PT. PLN Persero, PT Pertamina, SKK Migas, dan BPH Migas di Jakarta, rabu (13/4/2022), ” Ungkapnya.

Rahantan mengaku kecewa dengan sikap dan janji manis pemerintah kepada masyarakat PP Tayando akan penerangan listrik PLN.

” Sudah bertahun-tahun kami tunggu untuk direalisasikan, tapi mana?, tahun lalu juga sama, hingga sekarang belum ada realisasi. Kami kecewa dengan sikap pemerintah, yang selalu umbar janji yang tak kunjung pasti, ” Kesal Mahasiswa Unppati Ambon asal Tayando Kota Tual tersebut.

Akibat dari janji manis pemerintah dan PT PLN wilayah IX Maluku dan Malut, kata Rahantan masyarakat di daerah termiskin, tertinggal dan terluar ( 3 T ) seperti di pulau Tayando, Tam dan Kur, seakan – akan bukan bagian dari warga NKRI, untuk Provinsi Maluku, dan Kota Tual.

” Olehnya itu kami minta  kepada pihak pemerintahan kecamatan Tayando Tam, jangan diam dan tidur, segera bangun koordinasi dengan pihak terkait agar secepatnya PLTD Tayando Langgiar dapat dinikmati masyarakat di tiga desa tersebut, ” Pintahnya.

Kata dia, PP Tayando memilki potensi perikanan sangat besar, dengan hasil tangkapan ikan nelayan yang banyak sangat membutuhkan penerangan
listrik sebagai kebutuhan pokok dan utama.

” Nelayan PP Tayando sangat membutuhkan listrik dalam peningkatan taraf hidup ekonomi keluarga, namun sangat disayangkan Pemerintah Kota Tual selama ini se akan masih tidur, ” Sorot Adam R. Rahantan.

Dia berharap DPRD Kota Tual sebagai lembaga keterwakilan masyarakat dan penyambung suara rakyat  dapat berkoordinasi dengan Kepalah PT.PLN Cabang Tual, untuk memberikan kepastian jelas soal pemanfaatan PLTD Tayando Langgiar untuk dimanfaatkan masyarakat akan penerangan listrik.

” Hal ini kalau tidak segera dilakukan, kami mahasiswa Tayando di beberapah kota di Indonesia akan melaksanakan aksi serentak di Jakarta, Ambon dan Makassar, sebab kami menduga kuat pembangunan PLTD Tayando ada indikasi praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( KKN ) sehingga harus diusut tuntas dan diminta pertanggungjawaban secara hukum, ” Ancam Rahantan.