Tual News – Wakil Walikota Tual, Usman Tamnge, S.E pada pengresmian gedung gereja baru Efata, Jemaat GPM Ohoitel, minggu ( 11/12/2022) mengungkapkan kalau sesuai hasil setara institut, Kota Tual masuk sebagai Kota Toleransi terbaik kelima di Indonesia, setelah Kota Manado, Pematang Siantar, Kota Salatiga dan Kota Singkawang.
” Hal ini sebagai bukti, kehidupan masyarakat di bumi maren, sangat menjunjung tinggi toleransi kehidupan umat beragama dalam kehidupan sehari -hari, ” Tandas Wawali.
Kata Tamnge atas penghargaan itu, Pemkot Tual membangun miniatur tiga rumah ibadah yakni Masjid diapit Gereja Protestan dan Gereja Katolik di lapangan Lodar El.
” Ini sebagai implementasi Visi dan Misi saya bersama Walikota Tual dalam mewujudkan Kota Tual sebagai Kota religi, ” Ujarnya.
Wawali Tual berharap dengan pengresmian gedung gereja baru Efata Jemaat GPM Ohoitel, selain sebagai tempat memuji dan memuliakan Tuhan, diharapkan menjadi pusat pembinaan, dan karakter moral yang terus menginspirasi Jemaat GPM Kota Tual.
Dalam kegiatan ini, Wawali Tual didampingi Bupati Malra yang diwakili Kadis Perhubungan Pemkab Malra, Ketua Sinode GPM Maluku dan Ketua Klasis GPM Kei Kecil dan kota Tual.
Pada pengresmian Gedung Gereja Efata, GPM Ohoitel, ketua panitia, J.F. Ohoirat melaporkan selayang pandang pembangunan gedung gereja yang memakan waktu tujuh belas tahun, dua bulan enam hari.
Kata Ohoirat, Gereja Efata Jemaat GPM Ohoitel berdiri diatas tanah seluas 14.858 m2, dengan luas bangunan 1.161 m2.
Dikatakan peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja Efata, rabu 05 oktober 2005.
Dia juga melaporkan kalau Jemaat GPM Ohoitel, dalam wilayah pelayanan klasis GPM Tual dan Kei Kecil, terdiri dari empat sektor dan sembilan unit.
” 187 KK, jumlah 678 jiwa, laki – laki sebanyak 335 dan 343 perempuan warga jemaat GPM Ohoitel, ” Lapor Ohoirat.
Acara pengresmian Gedung Gereja Efata, Jemaat GPM Ohoitel dilaksanakan dengan penekanan tombol dan pengguntingan pita pintu depan gereja oleh istri Ketua Sinode GPM Maluku, Pdt. Dessy Aipassa Masapaitela.
Setelah pengguntingan pita, dilanjutkan dengan penyerahan kunci gereja Efata dari Bass Gereja kepada Ketua Panitia Pembangunan.
Setelah itu kunci gereja diserahkan kepada Ketua Sinode GPM Maluku untuk pembukaan pintu gereja, disusul masuknya umat untuk pemberkatan dan ibadah syukur didalam gereja.
( Pewarta : Oce Leisubun)