Punya Investor, Tim Esports GPX Bakal Perkuat Operasional dan Manajemen Bisnis

Img 20221014 wa0006

Jakarta, Tual News – Tim Esports GPX yang diprakarsai mantan pro player Mobile Legends Professional League (MPL) dunia, Eko Julianto (Oura), Yurino Putra Angkawijaya (Donkey), dan Steven Kurniawan (Marsha) mengumumkan hadirnya investor baru di bisnis mereka.

Demikian Rilis Pers yang diterima tualnews.com, jumat ( 14/10/2022) dari Trinity Optima Plus (TOP+) sebagai salah satu unit bisnis perusahaan label rekaman dan manajemen artis terkemuka di Indonesia Trinity Optima Production (TOP) tercatat menjadi strategic investor GPX tahun ini.

Perusahan ini berada di bawah naungan PT Generasi Tangguh Luar Biasa atau yang biasa dikenal dengan GPX (Generation of Power and Xtraordinary), tim esports sekaligus perusahaan talent management dan entertainment ini merencanakan banyak aksi-aksi strategis untuk membesarkan tim dan ekosistemnya.

Img 20221014 wa0007

” Keterlibatan brand atau perusahaan sebagai sponsor di tim esports bukanlah hal baru, di GPX, TOP+ memberikan sentuhan yang berbeda di dalam keterlibatannya, ” Ungkap Direktur TOP+ Dwi Santoso.

Kata Dwi, keahlian perusahaan turut disumbangkan untuk membesarkan GPX dan komunitasnya.

“Core bisnis dan keahlian kami ada pada artist management, nah, disini kami berkesempatan untuk membantu GPX secara operasional dan manajemen. Misalnya saat melakukan rekrutmen pemain dan talent, pengelolaan perusahaan, sampai aspek legal dan good governance practice. Ke depan, kami akan menyelenggarakan event Talent Hunt dan juga turnamen berbasis komunitas yang menarget setidaknya 50 tim peserta dari seluruh Indonesia,” paparnya.

Diakui, saat ini, TOP+ terlibat dalam pencarian sponsor dan supervisi produksi program baru di kanal YouTube GPX yang berjudul “The Founders”.

” Bersama ketiga founders sebagai host, program ini mengundang bintang tamu baik dari dunia esports maupun entertainment. Episode perdana yang mengundang eks pro player EVOS Legends, yakni Wann, Rekt, dan Luminaire yang bersama Oura dan Donkey menjuarai turnamen dunia M1 World Championship dan dikenal dengan nama “W.O.R.L.D”, Jelas Dwi Santoso.

Bahkan kata dia, untuk mendapat peringkat trending nomor satu hanya dalam waktu 19 jam sejak diunggah.

Dwi menyebut, potensi bisnis esports sangat luas dan tidak terbatas pada kompetisi.

“Selama ini mungkin yang terlihat dari esports adalah ketika ada kompetisi dan figur para roster (pemain), dan banyak brand fokus kesana. Padahal, kalau dikupas lebih dalam, industri ini menawarkan banyak area yang bisa digarap dan dimaksimalkan untuk penguatan ekosistem, ” Ujarnya.

Dikatakan, TOP+ melihat prospek industri ini masih sangat bagus dan menjanjikan.

Ia memaparkan, pendapatan dari esports saat ini terbagi ke dalam beberapa segmen, antara lain sponsor, iklan, merchandise, streaming, hak siar, dan publikasi.

“Belum lagi cross sector brand extension. Di TOP+ kami sudah lama melakukan pemetaan semacam ini, agar setiap talent dan partner yang kami kelola punya daya saing dan nilai jual tinggi untuk karya atau skill mereka. Termasuk untuk GPX, banyak rencana kolaborasi konten dan program di media digital yang masih kami eksplor,“ terang Dwi.

Sementara itu, Chief Executive Officer GPX, Eko “Oura” Julianto memberikan apresiasi kepada TOP+ atas investasi strategis ini.

“Saat ini dari founders posisinya juga masih merintis, maka kolaborasi strategis yang tepat dengan bisnis berpengalaman seperti TOP tentunya berperan penting dalam manajemen klub, ” Salutnya.

Ke depan, dia berharap h tim GPX bisa semakin profesional dalam mengelola bisnis internal dan eksternal juga, tidak hanya sebagai pemain.

Dikatakan, selama lebih dari dua dekade, benua Asia telah memimpin tren esports global, dan berperan sebagai prediktor perkembangan yang telah membentuk esports di seluruh dunia.

” Menurut laporan Tencent Holdings Ltd dan Newzoo BV tahun 2021, Asean diperkirakan akan memimpin dunia dalam pendapatan esports dengan pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 20,8% hingga 2024, hampir dua kali lipat dari tingkat global, ” Katanya.

CEO Trinity Optima Production, Yonathan Nugroho mengatakan, perusahaannya tengah mengarah ke sebuah transformasi yang salah satunya dengan mengembangkan ekosistem hiburan komprehensif di Indonesia.

“Guna menuju ke arah itu, kami ingin masuk ke beragam sektor yang strategis dan tentunya punya value jangka panjang, salah satunya industri esports,” Terangnya.

Yonathan menyebut, perluasan lini bisnis ke industri esports merupakan bagian dari strategi agar tetap relevan di kalangan generasi muda.

” Oleh karenanya, dari sekian banyak klub esport Indonesia, TOP memilih untuk berinvestasi pada GPX yang memiliki influence besar di kalangan generasi muda. Pasalnya, klub esports ini didirikan oleh mantan pro player di skena kompetisi Mobile Legends Professional League (MPL) dunia, yakni Eko Julianto (Oura), Yurino Putra Angkawijaya (Donkey), dan Steven Kurniawan (Marsha), ” Tandasnya.

Kata Yonathan, banyak talenta baru yang tumbuh dengan melihat permainan Oura, Donkey dan Marsha yang berkali-kali menang di liga esports dunia.

” Ketiga founders juga menyalurkan visi misi yang cocok dengan TOP lewat GPX, yaitu bisnis yang jujur dan talent oriented,” pungkasnya.

Diakui, peluang bisnis di industri esports di Indonesia kian melejit di mata start-up sampai blue chip companies.

” Sebut saja Bank Central Asia (BCA) yang kini memegang saham untuk Indonesian Esports Premier League (IESPL), selaku penyelenggara Piala Presiden Esports melalui perusahaan venture capital GDP Venture. Begitu pula salah satu perusahaan jual beli cryptocurrency terbesar di Indonesia, PT Pintu Kemana Saja (PINTU), yang menjadi sponsor klub esports REX Regum Qeon atau lebih dikenal dengan RRQ, ” Beber Yonathan.

Dijelaskan, pertimbangan TOP dalam memutuskan target investasi, tentunya didasari oleh analisa mendalam tentang dominansi audiens pada lini bisnis tersebut.

Menurut Juru Bicara Muda Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) Yudistira Adipratama, terdapat sekitar 465 juta penonton esports di seluruh dunia, dimana angka ini naik 6,7 persen dari tahun sebelumnya.

” Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 53 juta gamers dengan mayoritas usia berada di kelompok Generasi Z, ” Katanya.

Tentang Trinity Optima Production (TOP)

Trinity Optima Production (TOP) atau @trinityoptima adalah pionir label musik yang mencakup manajemen artis di Indonesia di bawah naungan Trinity Entertainment Group (TEG).

Mengusung misi “Nurturing STARS to Inspire Happiness”, TOP telah berhasil mengorbitkan berbagai talenta berbakat di Indonesia di bidang musik dan hiburan seperti Afgan, Armand Maulana, Ungu, Maudy Ayunda, Sherina, Lesti dan Naura.

TOP berfokus kepada A&R (Artist & Repertoire) yakni menggali bakat dan brand positioning talent, perencanaan peluang dan penampilan, pemasaran, sampai pengelolaan komersil brand untuk klien internal maupun eksternal TOP.

( Redaksi MTN)