Tual News – Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno mengakui sejak pembukaan hingga pelaksanaan dan penutupan Pesparani Katolik IV Provinsi Maluku di Kota Tual 24 – 30 september 2022, menunjukan Kota Tual sudah menciptakan sejarah besar, sehingga diharapkan, ini menjadi moment perekat persaudaraan masyarakat Maluku.
‘ Semua orang boleh buat sejarah, tapi tidak semua orang bisa bikin sejarah. Sejak pembukaan sampai dengan hari penutupan, masyarakat Kota Tual telah membuat sejarah besar itu, ” Salut Wagub Maluku dalam amanatnya pada penutupan Pesparani Katolik IV Provinsi Maluku di Lapangan Lodar El Tual jumat kamis malam ( 28/9/2022).
Wagub Maluku sangat terkesan dan terkesima, ketika jumlah umat Katolik kota Tual hanya 0,4%, namun dengan semangat falsafah adat Kei, Ain Ni Ain ( katong semua satu ) melebur menjadi satu bagailkan kue bruder menjadikan satu kekuatan besar.
” Bapa ibu saudaraku tau kue lapis to? Kue lapis itu kapan-kapan kasi keluar, lapisan pertama tidak berpengaruh pada lapisan kedua, tapi sebenarnya sudah kropos. Namun kalau kue bruder dicubit sedikit, tentu saja pasti rusak maka dengan demikian kita harus jaga supaya tidak boleh rusak, ” Ajak Barnabas Orno
Menurut Orno, ikatan pela gandong sebagai rumah besar rakyat maluku, karna didalamnya ada keanekaragaman masyarakat Maluku yang terbentang dari timur Kepulauan Aru sampai ke barat Pulau Buru, dan dari Utara Pulau Seram sampai ke Selatan Maluku Barat Daya.
” Karna didalam pela gandong yaitu kalwedo di Maluku Barat Daya ada disitu. Duan Lolat di Kepulauan Tanimbar ada disitu, Jargaria di Kepulauan Aru ada disitu, Ain ni Ain di Kei ada disitu, Rolik laling velak-venak, reta mena marasehe di bumi Bupolo Buru ada disitu, Pama Hananusa di Maluku Tengah ada disitu, Sakamesenusa di Seram Bagian Barat ada disitu, Itawatunusa di Seram Bagian Timur ada disitu, Hiti-hiti hala-hala dan laumena haulala di Pulau Ambon ada distu. Maka mari kita jaga rasa persaudaraan ini, ” Pintah Wakil Gubernur Maluku.
Orno Atas nama Pemerintah Provinsi Maluku mengucapkan terima kasih yang dalam kepada Wali Kota Tual dan Wakil Wali Kota Tual, Ketua panitia pesparani beserta seluruh pimpinan dan Anggota DPRD Kota Tual, teristimewa seluruh masyarakat Kota Tual yang telah melakukan sebuah sejarah besar di Kota Tual yang minim umat katolik disini
” Ini sangat luar biasa karena rasa persaudaraan kita orang Maluku, potong dikuku rasa didaging, Olehnya malam ini tentunya tidak akan terulang lagi di Kota Tual mungkin sampai kapan, tapi malam ini membawa kesan yang tidak pernah kita lupakan, ” Ujarnya.
Wagub Maluku berharap perisriwa pesparani Katolik di Kota Tual sebagai perekat persaudaraan rakyat Maluku.
” Bunga mawar itu berduri,tapi kalau dipetik pasti tertusuk bahkan juga mengeluarkan darah, Namun dengan keindahan ini bunga mawar itu pasti tak bisa dapat terlupakan. semoga peristiwa pesparani Kota Tual dimalam ini jadi perekat bagi rasa persaudaraan untuk masyarakat di Maluku, ” Harap Wagub Maluku.
Dalam perkenalan kepada ribuan masyarakat yang membanjiri Lapangan Lodar El Kota Tual, Wagub Maluku mengatakan singkatan nama panggilan ABAS adalah Aku Bukan Anak Sombong.
Bahkan sebelum menutup sambutanya Wagub Maluku melanjutkan sebuah lagu rohani dengan judul, Tiada Yang Mustahil,.
( Tim MTN)