Tual News- Patut diduga ratusan kapal ikan nelayan andon dari pulau sulawesi dan jawa yang datang mencari ikan dan telur ikan di kepulauan Kei serta speadbot nelayan yang lebih banyak menyedot minyak tanah hingga terjadi kelangkaan di Kota Tual.
Hal ini mengemuka dalam rapat koordinasi menyikapi kelangkaan Bahan Bakar minyak jenis bahan bakar tertentu, seperti solar, minyak tanah, dan pertalite.
Rapat koordinasi bersama Disperindag, Pertamina dan unsur teknis terkait, termasuk TNI Polri, jumat ( 30/9/2022) pukul 15.00 WIT, disepakati akan dibentuk tim pengendali BBM untuk turun langsung ke lapangan.
Rapat yang berlangsung di Aula Kantor Walikota Tual dipimpin Kadisperindag Tual Darnawati Amir, SKM, dihadiri Kadis PTSP Pelayanan Terpadu, Ridwan Husaid Renwarin, S.E, M.SI, Kadis Pertanian, Ir. Irene Anthoneta Ngabalin, Kadis Perikanan, Dinas Perhubungan, Pasintel Lanal, Mayor Laut Slamet, KBO Reskrim Polres Tual, Ipda Noke Frans, Danpok intel Kodim 1503, Serma Fredrik, Pengawas operasi Depot Pertamina Tual, Lambertus dan para Kepala Bidang OPD Terkait
Kadis perindag dalam pertemuan ini memaparkan hasil pemantauan Disperindag Kota Tual selama 3 bulan (Juli – Agustus 2022) terkait kelangkaan minyak tanah di kota Tual :
- Ditemukan pangkalan resmi yg menjual minyak tanah untuk kebutuhan speedboat(transportasi laut).
-
Panjangnya rantai penjualan minyak tanah sehingga pengecer menaikkan harga.
-
Perlu adanya penyesuaian data droping terhadap data kitir agar sama datanya.
-
Kuota minyak tanah di kota Tual tahun 2022 mengalami penurunan yaitu tahun 2021 sebesar 8.439 KL menjadi 4.994 KL pada tahun 2022.
-
Tidak adanya permintaan minyak non subsidi utk industri, sedangkan kenyataan di lapangan diduga minyak tanah subsidi yg digunakan untuk industri.
Berdasarkan hasil pemantauan ini, kata Kadis Perindag Kota Tual, harga minyak tanah di Kota Tual berdasarkan surat yang dikeluarkan Walikota Tual sudah sesuai dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat di Kota Tual.
” Disperindag dan instansi terkait akan melakukan pengawasan melekat terhadap pendistribusian minyak tanah dari Pertamina ke pangkalan sampai ke pengecer, ” Tegasnya.
Kata dia, terkait beberapa informasi yang diperoleh kalau pengaspalan jalan hotmix menggunakan minyak tanah, namun setelah diadakan pengecekan oleh pihak kepolisian terdapat indikasi pengoplosan antara minyak solar dan minyak tanah, sehingga diperlukan uji laboratorium untuk mengetahui adanya pengoplosan atau tidak.
” apabila terbukti akan kami tindak secara tegas, ” Katanya.
” Saya meminta kerjasama dari pihak terkait apabila ditemukan oknum. pegawai Pertamina yang dengan sengaja membuat penyelewengan dengan bahan Bakar minyak tanah untuk diberikan sanksi dan teguran, ” Pintah Kepala Operasional pengawasan PT Pertamina Tual, Lambertus.
Dipastikan, senin ( 02 /10/2022), data personil TNI/Polri sudah masuk untuk dilibatkan dalam tim pengawasan BBM Kota Tual selama tujuh hari yang akan ditentukan.
Sementara itu sesuai investasi Media Tual News, permintaan pembelian minyak tanah pada bulan Juli hingga November 2022 terjadi peningkatan, pasalnya kendaraan transportasi Speet boat dan kapal ikan Andon dari daerah lain yang datang melakukan pengisian BBM di wilayah Kabupateb Malra dan Kota Tual.
Olehnya itu Pemkot Tual harus bekerja ekstra menghadapi lonjakan permintaan mitan, dan sangat diperlukan ekstradroping penambahan kuota guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan minyak tanah.
Situasi kelangkaan mitan ini biasanya akan kembali normal pada bulan Desember 2022 hingga Januari 2023.
( Tim MTN)