Tual News – Anggota DPRD Kota Tual, Hasyim Rahayaan, S.H dalam Rapat Dengar Pendapat ( RDP ) bersama Pertamina Cabang Tual, Disperindag dan Polres Tual menawarkan solusi agar kelangkaan minyak tanah ( mitan ) yang terjadi saat ini, maka sudah saatnya DPRD merekomendasikan kepada Pemkot Tual untuk membeli mitan non subsidi yang tidak pernah dibeli industri, untuk didistribusikan pada setiap Polsek dilingkup Polres Tual dan DPRD untuk dijual kepada masyarakat.
” Saya tawarkan solusi bagaimana kalau jatah mitan 20 KL atau 20.000 liter non subsidi di Pertamina dibeli Pemkot Tual lalu didistribusikan kepada setiap Polsek dan anggota DPRD Kota Tual untuk dijual kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan mitan, ” Usul Rahayaan, yang adalah politisi Demokrat dalam RDP DPRD Kota Tual, jumat ( 29/9/2022)
Menurut Rahayaan, tugas dan fungsi DPRD adalah pengawasan, sedangkan tugas kepolisian melakukan pengawasan dan pencegahan atas kelangkaan mitan yang terjadi di Kota Tual.
” selama ini jatah mitan non subsidi 20 KL tidak diambil perusahaan industri, sehingga untuk atasi kelangkaan yang ada, sebaiknya Pemkot Tual beli jatah mitan non subsidi di Pertamina lalu distribusi pada setiap polsek dan anggota DPRD Kota Tual untuk dijual kepada masyarakat, ” Terang Hasyim Rahayaan.
Dia mengaku di Desa Fiditan dan Dusun Mangon, Kecamatan Dullah Selatan Kota Tual hanya ada enam pangkalan minyak tanah.
” Bayangkan kepadatan jumlah penduduk yang ada, hanya ada enam lokasi pangkalan yang jual mitan, itupun kalau mereka setor uang ke agen mitan, dibatasi hanya dua drum untuk satu pangkalan, ” Ujarnya.
Dikatakan, akibat rantai distribusi mitan yang tidak kontinue menyebabkan terjadi kelangkaan, karena setiap pangkalan mitan yang menyetor uang ke agen, dua minggu baru mendapat pasokan mitan.
” Kepala Pertamina Tual harus perhatikan hal ini. Tadi dalam penjelasan kepada DPRD, jatah mitan untuk Kota Tual dan Kabupaten Malra per hari 30.000 – 40.000 ribu liter mitan, pasti ada mafia mitan yang bermain, polisi harus bergerak cepat tindak oknum pengusaha nakal yang diduga menimbun BBM jenis mitan, ” Harapnya.
Rahayaan prihatin dengan kelangkaan mitan yang terjadi, sehingga masyarakat harus kesana kemari dengan membawah djergen mencari mitan hingga ke Kabupaten Malra.
( Pewarta : Neri Rahabav)