Tual News – Uskup Diosis Amboina, Mgr. Seno Ngutra mendadak meninggalkan semua agenda Keuskupan untuk menyambangi Kepulauan Kei, khususnya Ohoi Ohoidertutu dan Ohoiren yang terlibat pertikaian.
Kedatangan Uskup Amboina setelah tiba di Bandara Karel Sadsuitubun Langgur, selasa ( 26/7/2022 ) langsung menuju Ohoi Ohoidertutu dan Ohoiren untuk melihat langsung situasi dan kondisi serta menyapa umat Katolik di kedua kampung tersebut.
Pangdam dan Kapolda Maluku Mendadak Kunjungi Malra
Dalam wawancara bersama tualnews.com, Uskup Diosis Amboina membenarkan, kalau sejak kejadian pertikaian terjadi para pastor telah mengirim dokumentasi foto-foto kejadian tersebut. ” Sejak kejadian, para pastor telah melaporkan semuanya kepada saya, disertai dokumentasi foto, ” ungkapnya.
Uskup katakan, sesuai jadwal hari selasa ( 26/7/2022 ) harus berangkat ke Kota Kupang untuk menghadiri Misa Pertama, namun dibatalkan sebab setelah tiba di Jakarta menerima laporan kalau masih ada pertikaian antara dua pihak.
Sekda Malra : Orang Kei Punya Hukum Adat Ain Ni Ain, Jangan Ada Lagi Pertikaian
” Saya sudah di Jakarta senin pagi mendapatkan informasi masih ada pertikaian antara dua kampung, dimana ada umat atau domba domba saya yang bertikai, maka saya harus hadir di sana walaupun harus ke Kupang – Manado -Jakarta lagi tetapi saya membatalkan semuanya agar harus ke tempat pertikaian,” Jelas Uskup Amboina.
Tiba Bandara Ibra Uskup Langsung Menuju Ohoidertutu dan Ohoiren
Uskup Diosis Amboina mengaku, setelah tiba di Bandara Ibra tidak tidak langsung ke pastoran, namun langsung menuju lokasi pertikaian.
Berawal Pesta Joget, Satu Meninggal Akibat Selisih Paham Pemuda Malra
” Kita belum memastikan bahwa mereka berdamai, kalau memaksakan mereka berdamai secepat itu mustahil, karena orang – orang itu masih terluka dan marah,” ujarnya.
Uskup mengatakan setelah menyambangi Ohoidertutu dan Ohoiren, umat Katolik di dua kampung tersebut merasa kuat atas kehadiran gembala di tengah-tengah mereka.
Tokoh Agama di Kota Tual Doa Bersama Perdamaian Wearhir
” Saya hadir dan memastikan kalau tidak ada lagi antara umat saling menyerang dan bertikai,” Tegasnya.
Kata Uskup Amboina, dalam pertemuan bersama umat Ohoiren, mereka meminta jaminan rasa aman dan nyaman serta para pengungsi yang ada di Ohoi Wab dan Ohoira harus segera dipulangkan.
” Sekitar 25 rumah warga yang terdampak harus di perhatikan. Tadi malam saya sudah bertemu Bupati Malra dan Pemkab Malra akan secepatnya hadir menyelesaikan kerusakan yang ada, ” Jelas Uskup Amboina.
Sementara di Ohoidertutu, kata Uskup Amboina warga setempat hanya meminta Gereja untuk menemani mereka, dan keluarga sudah mengiklaskan kepergian korban .
” Memang ini rasa kampung , rasa komunal sehingga kita tidak memastikan juga seperti itu. Saya lebih mendengarkan dan memfasilitasi mereka,” Terangnya
Dikatakan, dalam pertemuan malam itu, sebagai Uskup Amboina menekankan tentang kehidupan persaudaraan dan kekeluargaan masyarakat adat Kei sangat utama, sehingga umat harus menghindari penghakiman kepada orang lain.
” Kita tetap berpatokan kepada hukum adat Kei yakni para raja wajib untuk menyelesaikan pertikaian, dan pihak kepolisian segara memproses semua persoalan ini secara hukum,” Tegas Uskup Amboina.
( Pewarta : Oce Leisubun )