Tual News – Salah satu Tokoh Masyarakat Nuhu Evav yang berdomisli di Jakarta, Djamaludin Koedoeboen, S.H,M.Hum mempertanyakan pertemuan segitiga emas antara Gubernur Maluku, Murad Ismail ( MI ), Bupat Malra, Hi.Mohamad Thaher Hanubun ( MTH ) dan tiga Tokoh Raja ( Rat Ursiw dan Loorlim ) di Kota Ambon yang viral di Media Sosial ( medsos ).
Dalam Rilis Pers yang diterima tualnews.com, selasa ( 24/05/2022 ), Koedoeboen mempertanyakan hal ini, sebab tidak ada agenda penting negara/daerah yang begitu strategis sehingga perlu menghadirkan Raja Lor Siu dan Lor Lim.
KPK Tahan Kontraktor IKS Pengadaan Helikopter Angkut TNI – AU
“ Apa maksud dan tujuan kunjungan/silaturahmi tersebut sehingga dibuat bombastis dan dikiriim ke semua medsos. Diduga pertemuan tersebut seperti sudah direncanakan matang, dimana sudah disiapkan lalu paskah pertemuan, diteruskan dengan penyebarluasan informasi pertemuan tersebut oleh juru bicara sang pemimpin, “ Sorot Djamaludin Koedoeboen.
Dirinya juga mempertanyakan makna dan arti dari Raja Besar ? di Kabupaten Maluku Tenggara.
“ Saya tidak bermaksud kurang ajar terhadap Un Rat Lor Siu Lor Lim, namun kita butuh penjelasan yang utuh dan gamblang, karena sebagai putra Kei, saya belum mengerti dan paham dengan makna nama itu, “ Tanya Koedoeboen.
Raja Kei Belum Tanggungjawab Dana Hibah 390 Juta Temuan BPK ?
Kata dia sebagai masyarakat, berhak mengetahui apa alasanya, agar tidak ditarik masuk ke pusarah politik lokal, mengingat pesta demokrasi di dua daerah itu telah didepan mata.
“ Adakah sesuatu yang monumental dalam sejarah kepemimpinan beliau berdua yang telah dilakukan di Malra dan Maluku ? sehingga merasa sangat perlu mengadakan ritual penobatan. Memang harus diakui bahwa sesungguhnya ada karya monumental yang telah ditorehkan beliau berdua, yaitu telah meminjamkan dana ratusan milyar rupiah untuk daerah, walau kita tidak melhat apa urgensinya, “ Tandasnya.
BPK : 21 Penerima Hibah Pemkab Malra Belum Tanggungjawab 6,4 M
Diakui, yang menjadi pertanyaan adalah apakah pantas beliau ( MI ) dinobatkan sebagai Raja Besar ?, hanya karena karyanya itu.
“ Saya kira kita semua masi ingat dengan kasus “Dir U Hamwang “ yang pernah dinobatkan para Raja-Raja Lorsiu dan Lorlim kepada Bapak David Tjioe, 13 tahun silam. Walaupun itu bukan permintaanya, namun karena menghargai permintaan para Raja-Raja kala itu, “ Jelas Koedoboen.
Belanja Hibah Pemkab Malra 2020 43 M, Rekomendasi BPK 2019 Belum Ditindaklanjuti
Kata dia kendati pada saat itu, David Djoe telah banyak berbuat dan memberikan kepada kedua daerah tersebut, baik melalui materi maupun perhatian yang amat sangat luar biasa.
“ Bagi saya apa yang dibuat David Djoe adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya, karena dia bukan siapa siapa di daerah itu, namun kecintaanya melebihi kita yang mengaku sebagai orang Kei. Saya kira Pak David telah menjadi contoh dan teladan baik yang seharusnya dicontoi oleh kita yang lain, “ Terang Djamaludin Koedoeboen.
Namun fakta yang terjadi kata Koedoeboen, apa yang terjadi saat ini di Malra dan Kota Tual, sudah tidak ada lagi lapangan pekerjaan tersedia bagi generasi muda.
KPK Diminta Bidik Dugaan Korupsi Bansos Malra 3,8 M
“ Bayangkan saat ini banyak anak anak kita jadi pengangguran kaum intelektual, karena setiap tahun pasti lahir ribuan sarjana, namun akhirnya mereka menjadi pengangguran, mana tanggungjawab beliau beliau sebagai pemimpin daerah ?, “ Kesalnya.
Koedoeboen mengingatkan kalau apa yang diberikan David Djoe dan Bapak TW adalah harta pribadi mereka, bukan harta dari negara seperti yang ditunjukan Kepala Daerah di Malra dan Maluku.
DPRD Kota Tual Setuju LKPJ Walikota 2021 Dengan Catatan Rekomendasi
“ Disisi lain Pak David dan TW telah mengangkat harkat dan mertabat putra/putri daerah yang bekerja di PT. MTJ kala itu, yakni menaikan gaji 100% , mengirimkan putra putri kita bekerja diluar Maluku dalam tempo 6 bulan – hingga satu tahun, mendidik ketrampilan diberbagai bidang agar tidak kalah dengan anak anak daerah lain, “ Paparnya.
Sementara dari aspek sosial, adanya pembagian beras raskin gratis setiap saat, pembagian puluhan ekor sapi setiap tahun dan bagi – bagi sembako di setiap hari raya Natal dan Idul Fitri.
Saksi Kunci Penembakan Kabalmay Ditangkap BNN Maluku
“ sampai hal hal kecil lain pun tidak luput dari perhatianya, termasuk memberi sumbangan/pinjaman pribadi kepada daerah yang bernilai puluhan miliar, walaupun kita belum sempat mengucapkan terima kasih kepada beliau beliau di MTJ masa itu. Namun apa yang menjadi balasan kita pada saat itu ?. Tolong…!!! saya cuma ajak kita untuk melawan lupa, agar kesalahan dimasa lalu jangan sampai terulang kembali, “ Ungkap Koedoeboen.
Koedoeboen berharap para pemimpin daerah jangan melacuri diri dan begitu gampang menggadaikan adat dengan menobatkan orang, tanpa kita sendiri tidak menghargai nilai – nilai adat Kei yang sakral itu.
( Media Tual News )