Tual News – Para nelayan di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara, Propinsi Maluku, masih mengeluh soal harga ikan dan ketersediaan bahan bakar minyak ( BBM , khususnya solar dalam melaksanakan aktfitas mencari ikan di laut.
Keluhan ini disampaikan, salah nelayan asal Desa / Ohoi Sathean, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Malra, Jealani, dalam pertemuan bersama Pangdam XVI / Pattimura Ambon, Mayjen TNI Richard Tampubolon, dan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IX Ambon, Brigjen TNI (Mar) Said Latuconsina, bersama rombongan di Dermaga Samudera Indo Sejahtera ( SIS ), di Desa Ngadi, Kecamatan Dullah Utara Kota Tual, selasa ( 19/05/2022 ).
“ Saya usul harga ikan harus sesuai, karena kenaikan BBM, khusus solar, buat kami nelayan kesulitan peroleh BBM, “ Ungkap Jealani.
PT. SIS Target 2.000 Nelayan Jual Hasil Ikan Buat Industri Perikanan
Kata dia, sebagai nelayan pemasok ikan di PT. SIS, berharap harga ikan dapat diperhatikan, karena adanya kenaikan BBM.
“ Terkait pernyataan Pangdam XVI Pattimura, soal ikan rusak, saya mau katakan kalau hasil melaut ikan yang kami masukan di Pengusaha Erwin Timex alias Aming semuanya baik, tapi kenapa masuk disini rusak, kami mohon maaf jangan sampai ada yang tersinggung, “ Terang Nelayan Jealani.
Kehadiran PT SIS Jadi Berkat Bagi Kesejatraan Rakyat Kota Tual dan Malra
Dikatakan, karyawan pengusaha ikan, Aming hanya sepuluh orang, namun setelah pasokan ikan masuk sebanyak tiga ton, sampai pukul 11.00 WIT, semuanya selesai dan baik.
“ Namun setelah kami pasok ikan masuk di PT. SIS sebanyak – banyaknya, ternyata ikan itu banyak rusak, jadi saya harap pihak perusahan harus memperhatikan hal ini, “ Pintahnya.
Nelayan Jealani minta agar kerja sama yang dibangun ke depan lebih baik, minimal pihak perusahan menyediakan mesin pendingin dan es batu dilokasi Ohoi Sathean, agar jarak lebih dekat dengan areal fishing ground.
“ Kita semua harus lihat hal ini, sehingga perusahan untung, nelayan juga tidak rugi, lalu tercapai kesejatraan masyarakat dan nelayan, “ Tandasnya.
Menjawab hal ini Bos PT. SIS, Tomy Winata mengaku apa yang disampaikan nelayan Jealani seratus persen benar.
“ kami harus terima koreksi itu dengan lapang dada, “ Ujarnya.
Kata Tomy, pihaknya akan terus belajar untuk memperbaiki dan menata banyak hal yang masih kurang kepada para nelayan binaan PT. SIS, terkait kwalitas pelayanan.
“ Ini saya temukan sendiri di dermaga, proses loading ikan satu kapal makan waktu lama, kalau tiga puluh kapal ikan bagaimana ?. Jadi kami akan perbaiki hal ini, “ Tandas Bos PT. SIS, Tomy Winata.
Terkait harga ikan, kata Tomy akan diperhatikan agar tidak merugikan nelayan, minimal disesuaikan dengan indeks harga ikan.
“ kami akan bekerja sama baik dengan pengusaha ikan, Aming sehigga diantara kami tidak ada persaingan, “Harapnya.
Pada kesempatan itu, Tomy Winata mengingatkan Manager Bank Artha Graha Tual, untuk tetap melayani kredit usaha perikanan kepada para nelayan secara profesional, sesuai aturan perbankan.
“ Saya hadir untuk melihat semua, sehingga untuk menjadi besar dan tangguh, biar alam yang seleksi. BAG tidak boleh jadi alat kartel, harus berdiri sebagai agen pembangunan untuk masyarakat Kota Tual dan Malra, ‘ Pintahnya.
Ditegaskan, Bank Artha Graha Tual tidak boleh menjadi alat kartel PT. Samudera Indo Sejahtera, dan tetap independen.
“ Jadi dalam pelayanan BAG, kepada para nelayan kalau ditemukan motif tidak sehat, sampaikan langsung kepada saya, “ Tegas Tomy Winata.
Bos PT SIS mengajak semua komponen masyarakat untuk bersama – sama bergandengan tangan dengan PT. SIS, agar kesuksesan itu biarlah alam yang menyeleksi siapa yang terbaik.
( Media Tual News )