Tual News – Warga masyarakat empat kampung Islam dan Kristen di Desa / Ohoi Danar, Kecamatan Kei Kecil Timur Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara, benar – benar menghayati Hukum Adat Larvul Ngabal ( Ain Ni Ain – Katong semua Satu ), hal ini ditunjukan dengan cara bergotong royong dan bekerja sama ( Maren – red ) membangun tempat ibadah, sebagai warisan para leluhur Kei dalam memperkuat hubungan silahturahmi dan membangun kehidupan persaudaraan sebagai bukti toleransi antar umat beragama.
Pantauan tualnews.com, rabu ( 9/03/2022 ), pukul 09.00 WIT di Ohoi Danar, warga masyarakat dari tiga kampung Islam, yakni Danar Ternate, Danar Sare, Watansoin dan satu kampung Katolik, Danar Lumefar bersama para Tokoh Agama, seperti Imam Masjid, Perangkat Masjid, tokoh adat, masyarakat, pemuda dan perempuan tidak tegah melihat penderitaan basudara warga Jemaat Gereja Protestan Maluku ( GPM ) Danar Ohoiseb yang sedang berjibaku menyelesaikan pembangunan gedung gereja baru.
Kebersamaan itu terlihat begitu indah, ketika para Tokoh Agama Islam – Kristen empat kampung Danar, berkumpul bersama di halaman Gereja Protestan Ohoiseb.
Mereka adalah tokoh panutan dan penyemangat umat dan masyarakat, sehingga ketika ada pembangunan rumah ibadah seperti ini, para tokoh agama ini menjadi sombar dan memberikan motifasi sebagai simbol kebersamaan dan kekeluargaan orang Kei dalam falsafah adat Kei, dikenal dengan sebutan Maren dan Yelim ( berbagi bersama-red ).
Bukan hanya itu, indahnya kebersamaan itu terlihat ketika Camat Kei – Kecil Timur Selatan ( KKTS ), Viktor Ohoira, yang beragama Katolik asal Danar Lumefar, rela membuka atribut baju dinas seorang pimpinan wilayah kecamatan, untuk bersama – sama pemuda Islam – Kristen bekerja sama membangun Gereja Protestan ( GPM ) Ohoiseb.
“ sunggu indah dan luar biasa kehidupan kebersamaan dan kekeluargaan umat islam – kristen di Ohoi Danar, “ salut warga Jemaat GPM Ohoiseb, kepada tualnews.com
AIN NI AIN Adalah Warisan Budaya Kei Yang Harus Dilestarikan
Atas kebersamaan dalam bingki “AIN NI AIN “, Bupati Maluku Tenggara, yang adalah seorang Muslim, putera asal Ohoi Danar, Hi. M. Thaher Hanubun, pada setiap kali memimpin bhakti sosial bersama para ASN Pemkab Malra di beberapah tempat ibadah Islam – Kristen, terus menekan tentang pentingnya membangun kebersamaan AIN NI AIN ( katong semua satu-red ).
Penekanan Bupati Hanubun, itu harus dimaknai dan dihayati oleh seluruh masyarakat, sebab akibat gelombang arus globalisasi, warisan para pendahulu yang selalu mengedepankan budaya maren, dan gotong royong, mulai hilang dalam kehidupan masyarakat Kei sehari – hari.
” Saya mau membuka wawasan tentang kebersamaan yang sudah ada sejak para leluhur Kei, pada intinya kita adalah satu (AIN NI AIN). Salah satu bentuknya yakni kedepankan semangat ” maren ” atau gotong royong seperti yang dilakukan di gereja Protestan Ohoiseb, tanpa memandang perbedaan agama,” Tandas Bupati Malra, ketika beberapah waktu lalu memimpin ASN dan Kepala OPD Malra bekerja sama membersihkan dan membangun Gereja Baru, Jemaat GPM Danar Ohoiseb.
Diakui, budaya Maren sudah dikenal masyarakat Kei sejak ratusan tahun lalu, terbukti pembangunan masjid atau gereja dilakukan secara bersama-sama anatar umat beragama, tanpa memandang perbedaan agama yang dianut.
” Jangan ada lagi perbedaan, tidak boleh kita hitung harta (sumbangan) yang diberikan untuk bangun Gereja ini. Tapi melalui aksi seperti ini, maka KASIH akan tetap ada, seperti ungkapan pendahulu kita ” Harta I Bulir Minan I Umat” artinya, kekayaan itu datang dan pergi, tapi KASIH itu tetap ada selamanya,” Cetus Thaher Hanubun.
Untuk penyelesaian pembangunan Gedung Gereja Baru Jemaat GPM Ohoiseb, Pemkab Malra telah memberikan bantuan ratusan juta, untuk penyelesaian pembangunan dan sesuai jadwal akan diresmikan tahun 2022.
( Penulis : Nery Rahabav )