Tual News – Menyikapi keluhan masyarakat atas kelangkaan bahan bakar minyak ( BBM ) jenis minyak tanah, di Kabupaten Malra saat perayaan Natal 25 Desember 2021 dan Tahun Baru 01 Januari 2022, Komisi II DPRD Malra mengundang Dinas Perindsutrian dan Perdagangan untuk rapat dengar pendapat ( RDP), dalam rangka mencari solusi.
RDP yang berlangsung di DPRD Malra, selasa ( 25/1/2022 ), dihadiri Kadis Perindag, Arsad Jabkenyanan, beserta staf.
Anggota Komisi II DPRD Malra, Esebius Utha Savsavubun, dalam keteranganya menjelaskan saat kunker Komisi II DPRD di PT. Pertamina Cabang Tual, sesuai keterangan yang diberikan Pertamina, ketersedian stok minyak tanah untuk Kabupaten Malra, tidak mengalami kekurangan.
“ Hampir satu bulan ke depan stok mitan di Pertamina Tual selalu tersedia, “ ungkap Savsavubun.
Politisi PDI – Perjuangan ini mengaku, pertamina telah bekerja profesional, dan ketersedian BBM, khusus mitan di Kabupaten Malra tidak mengalami pengurangan stok.
“ pertanyaanya kenapa sampai terjadi kelangkaan BBM jenis mitan, kesimpulan sementara hal ini terjadi pada agen dan pangkalan sebagai penyalu, “ ujarnya.
Olehnya itu menurut Savsavubun, Komisi II DPRD Malra mengundang Disperindag, untuk mencari solusi, sebab sesuai amanat UU, pemerintah daerah mengeluarkan icin operasional atas pangkalan mitan yang menyalurkan BBM.
Anggota Komisi II, Aher Onoly, pada saat itu mempertanyakan icin yang diberikan Disperindag kepada pangkalan untuk menyalurkan mitan kepada masyarakat.
“ ini soal data harus sinkron, karena dari 43 pangkalan mitan hanya ada dua yang beroperasi di Kei Besar, yakni satu pangkalan di Elat dan satu lagi Holat, ibu kota kecamatan Kei besar timur, “ Sorot Onoly.
Hal senada juga disoroti, anggota Komisi I lainya, Lodefika Ohoiulun. Dikatakan, antrean panjang masyarakat saat perayaan Natal dan Tahun Baru, untuk memperoleh mitan di salah satu pangkalan Kota Elat, masih berlangsung, hingga harus ada solusi untuk mengatasi hal ini.
Kadis Perindag, Arsad Jabkenyanan, dalam penjelasan kepada Komisi II DPRD Malra, mengaku berbagai langkah terobosan telah dilakukan, khususnya mengatasi kelanggkaan BBM jenis mitan di Kei Besar.
“ benar, hanya ada dua pangkalan mitan di Kei Besar, olehnya itu kami sudah membangun komunikasi dengan beberapah pengusaha untuk berinvestasi di Kota Elat, namun alasan biaya transportasi tinggi dari Langgur ke Elat, buat mereka belum bersedia, “ ungkap Kadis Perindag.
Jabkenyanan membenarkan antrean panjang masyarakat di Kota Elat, Kei Besar, saat memperoleh minyak tanah pada perayaan Natal 25 Desember 2021 lalu.
“ kami sudah hubungi PT. Pertamina Tual untuk gelar operasi mitan di Kei Besar, namun kendala yang dialami tidak ada biaya transportasi dari pelabuhan watdek ke Kota Elat, “ katanya.
Untuk menjawab kebutuhan mitan di Kei Besar, kata Kadis pihaknya sedang membangun komunikasi dengan Dinas PMD Malra, yakni anggaran dana badan usaha milik ohoi ( BUMO ) bisa disiapkan untuk menjawab kebutuhan BBM pada setiap desa / ohoi.
“ jadi dari dana BUMO, setiap desa atau ohoi di Kei Besar bisa memiliki pangkalan BBM jenis mitan, “ usul Kadis Perindag Malra.
RDP bersama Komisi II DPRD Malra akan dilanjutkan, rabu ( 26/1/2022 ) untuk mendengar keterangan pihak – pihak terkait soal distribusi BBM di bumi Larvul Ngabal. ( TN – 03 )