Tual News – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara, Nicodemus Ubro, M.Si, menjelaskan Kabupaten Malra dan Kota Tual berada di wilayah pengelolaan perikanan ( WPP ) 718 laut Arafura, WPP 715 laut seram dan 714 laut banda, memiliki estimasi potensi 4,6 juta ton per tahun.
“ selain potensi perikanan tangkap, kami juga memiliki potensi perikanan budidaya yang cukup besar, sebab Kabupaten Malra terdiri dari laut, teluk, selat dsbnya, sehingga jadi kawasan alam pengembangan potensi budaya, “ tandas Ubro dalam Konferensi Pers bersama Deputi Menko Marves, rabu ( 06/9/2021 ).
Kadis Perikanan, mengaku bangga dengan penetapan Provinsi Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional ( LIN ), karena di Kabupaten Malra didorong khusus untuk pengembangan kawasan rumput laut terintegrasi dari hulu hingga hilir.
“ kami berharap dengan pengembangan rumput laut dari hulu hingga hilir, akan memotong rantai distribusi dari Langgur sampai Surabaya, sehingga komponen biaya yang keluar selama ini, dapat diperoleh keuntungan masyarakat antara 20.000 – 30.000/kg, “ Jelasnya.
Ubro menyampaikan apresiasi kepada Menko Marves yang langsung merespon pemaparan Bupati Malra, M. Thaher Hanubun.
“ kami beri apresiasi kepada bapak Menko Marves, karena tahun depan akan dibangun 500 hektare seaweed estate, untuk dukung Maluku sebagai LIN dari sisi budidaya, “ terang Kadis DKP Malra.
Selain itu kata Ubro, sesuai paparan Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, tahun 2022, Kementrian akan menyiapkan anggaran dua ratus milyar untuk pengembangan seaweed estate di Kabupaten Malra.
“ sementara dalam rangka mendukung sistem logistik nasional, maka infrastruktur Bandara Karel Sadsuitubun Langgur akan diperpanjang, termasuk aprone diperluas untuk pesawat kargo, dan dimungkinkan pendaratan pesawat malam hari, “ urainya. ( TN )