Gereja Katolik Tual Lambang Persaudaraan Sejati di Maluku

Walikota-tual-adam-rahayaan-mendampingi-uskup-amboina-saat-memasuki-gereja-katolik-santo-fransiskus-xaverius-kota-tual
Walikota-Tual-Adam-Rahayaan-mendampingi-Uskup-Amboina-saat-memasuki-Gereja-Katolik-Santo-Fransiskus-Xaverius-Kota-Tual

Tual News – Uskup Administrator Keuskupan Amboina, yang juga Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC mengaku Gereja Katolik Santo Fransiskus Xaverius, Kota Tual adalah Gereja terindah dan menjadi lambang Persaudaraan Sejati di Popinsi Maluku.

Hal ini diakui Uskup Mandagi, dalam amanatnya usai Pentahbisan Gereja Katolik Paroki Tual, Rabu ( 16/06/2021 ).

“ Sangat luar biasa Bapak Walikota Tual, ini salah satu Gereja terindah di Keuskupan Amboina dan merupakan lambang tiga kekuatan yakni  Agama, Adat dan Pemerintah “ Salutnya.

Menurut Uskup Mandagi, sebelum meninggalkan Keuskupan Amboina, dirinya bangga sudah mentahbiskan dua Gereja indah di Kepulauan Kei yakni Gereja Katolik Santo Yosep Ohoijang di Kabupaten Maluku Tenggara dan Gereja Katolik Santo Fransiskus Xaverius di Kota Tual.

Gereja Ohoijang Lahir Dari Kekuatan Agama, Adat dan Pemerintah

“ Gereja bagus ini harus dijaga dan dipelihara, karena sering kali terjadi membangun sesuatu indah pertama saat pentahbisan, tetapi setelah itu kotor..kotor, lihat saja ada banyak bangunan Pemerintah yang kotor, baik WC, dapur serta semuanya serba kotor “ Sorotnya.

Uskup-amboina-membuka-pintu-gereja-santo-fransiskus-xaverius-kota-tual-rabu-16-juni-2021
Uskup-Amboina-Membuka-Pintu-Gereja-Santo-Fransiskus-Xaverius-Kota-Tual-Rabu-16-Juni-2021

Kata Mandagi, Rumah Tuhan seperti Gereja dan Masjid, harus dijaga dan dipelihara.

“ Saya ucapkan selamat kepada Umat Katolik Paroki Tual, namun terlebih provisiat kepada Pemkot Tual, sebab kalau bukan bantuan Pemerintah,  Gereja ini tidak akan  selesai “ Tandas Uskup.

Kejari Tual Kejar 13 DPO Kasus Pencabulan Perempuan Kei

Dirinya menyampaikan apresiasi kepada Walikota Tual, Adam Rahayaan, S.Ag, yang akan membantu pembangunan Rumah Pastoran Paroki Tual.

“ Saya sayang sekali Bapak Adam, apalagi nama Adam pasti hawanya bagus juga “ Canda Uskup Agung Merauke, yang mendapat aplos umat.

Uskup Mandagi menyampaikan terimakasi kepada Pemerintah Kota Tual, beserta umat Islam dan Protestan di Kota Tual, yang banyak membantu penyelesaian Gereja Katolik Santo Fransiskus Xaverius  Kota Tual.

GPM Antar Yelim Dukung Pentahbisan Gereja Katolik Tual

“ Di Indonesia, Agama – Agama bukan menunjukan perpisahan, tapi hadir sebagai pemersatu dalam cinta. Hanya anak kurang ajar, yang tafsirkan agama secara lain termasuk para Teroris “ Terangnya.

Dua Kali Upaya Teroris Bunuh Uskup Merauke

Pada kesempatan itu, Uskup Agung Merauke, membenarkan kalau dirinya dua kali mendapat ancaman pembunuhan dari Teroris.

“ Saya dua kali dicoba dibunuh di Kota Merauke, saya heran mereka mau bunuh Uskup yang sudah pincang begini, namun kuasa Allah lebih kuat dari segalahnya “ Terangnya.

Islam – Kristen Kei Antar Yelim Dukung Pentahbisan Gereja

Uskup Mandagi, menegaskan pasca ancaman Teroris itu, dirinya terus menyuarakan kebenaran.

“ Di Kota Merauke dan Kabupaten Kepi, saya berteriak dengan lantang disana, dengan mengatakan, pasti dengan Teroris ini, umat muslim dalam keadaan takut. Para Teroris ini hanya pakai agama islam demi kepentingan mereka, sebab mereka bukan umat beragama, tapi kafir “ Tegasnya.

Jangan Pakai Adat Sasi Untuk Kepentingan Politik

Uskup Amboina, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC, juga menyoroti Adat dan Budaya  Kei seperti Sasi ( Hawear-red ), yang digunakan sebagai alat kepentingan politik di Kota Tual dan Kabupaten Malra.

Sasi di Kantor BPN Malra Resmi Dicabut

“ Saya melihat sering kali Sasi Adat Kei sudah digunakan untuk kepentingan politik. Saya masuk Desa Namar, tiga tahun lalu, mereka tutup kampung pasang Sasi, karena soal Kepala Desa dan Kepala Marga, saya injak itu Sasi, sebab menurut pendapat saya, para Leluhur ditanah Kei, membuat Sasi untuk kebaikan, bukan kehancuran “ Sesal Mandagi.

Kata Uskup,  Sasi adalah kekayaan adat yang indah, dan  menjadi kekuatan Agama dan  Pemerintah.

“ Saya minta Gereja ini, jangan hanya jadi lambang kesombongan, tapi harus sebagai simbol  kekuatan dalam membangun persaudaraan dan cinta kasih “ Pintah Uskup Mandagi. ( TN )