Tual News – Masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual, di Propinsi Maluku selama ini sangat patuh mematuhi anjuran Pemerintah, dalam pencegahan dan penyebaran wabah Covid-19 yakni pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak, namun sangat disesalkan ketika Dinas Kesehatan Malra dan Kota Tual menciptakan wabah virus baru yang dijuluki, Covid-20, akhirnya masyarakat menjadi takut dan berada didalam satu kebohongan atas pasien yang terkonfirmasi positif.
Tudingan ini disampaikan Salah satu Tokoh Masyarakat Kota Tual, Frans Putnarubun, dalam Konferensi Pers, Senin ( 03/08/2020 ).
“ Betapa nakalnya mereka, karena meraih sebuah harapan untuk meraih keuntungan, Dinkes Malra dan Kota Tual nakal, sebab sebutkan pasien Covid-19 di beberapah tempat, tapi nyatanya tidak benar semua “ Sesal Putnarubun.
Hasil Rapid Test II Anak Pasien Meninggal Covid-19 Malra Non Reaktif
Ketika ditanya alasan kebohongan yang dibuat Dinkes di Nuhu Evav, Putnarubun menjelaskan, awalnya Dinas Kesehatan menetapkan dua pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayah UN- Kota Tual dan RSUD Maren, ternyata tidak benar.
“ Ini nakal, mereka sedang membangun badut, untuk rugikan keuangan negara “ Tegasnya.
DPRD Temui Pasien Covid-19 Malra Main Main HP dan Lulur Badan ?
Dirinya mempertanyakan keputusan penetapan pasien terpapar Covid-19 di Kota Tual dan Maluku Tenggara yang diduga tidak benar sesuai fakta yang terjadi.
“ Saya ambil contoh pernah di Kota Ambon, pasien rujukan kanker divonis wabah corona, belum lagi seorang Pendeta yang telpon saya di Tual, ada keluarga meninggal di Ambon, ditawari Dinas Kesehatan, untuk bawah jenasah ke Rumah Sakit untuk ditetapkan sebagai pasien meninggal Covid-19, nanti hasinya dibagi dua “ Terang Putnarubun, sambil menyebut tindakan nakal seperti ini sengaja dibiarkan Gubernur Maluku, Murad Ismail.
Pasien Beli Obat, Tisu & Pampers Diluar ?, Dana Covid-19 Malra 50 M Dipertanyakan
Putnarubun yang juga Ketua RT di Kota Tual, sangat meragukan kinerja Dinas Kesehatan dalam mengumumkan pasien yang terpapar Virus Corona di Bumi Larvul Ngabal, sebab penjelasan yang disampaikan tidak tuntas dan menimbulkan tanda tanya masyarkat.
“ Gubernur Maluku harus bentuk tim khsusus untuk sidik berbagai kasus vonis pasien Covid-19, sehingga rakyat tidak terus ditakut – takuti. Ini Dinkes laksanakan Covid-20, sebab tidak ada regulasi dan hanya untuk mendapatkan bantuan Pempus “ katanya.
Tim Gugus Malra & Kota Tual Bikin Badut, Enam Hari Pasien Covid-19 Terlantar
Putnarubun sangat menyesalkan penetapan pasien meningal di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur, almarhumah Ibu JR ( 63 tahun ) yang diumumkan Tim Covid-19 Malra terkonfirmasi positif Corona.
“ Saudari saya Ibu JR menderita penyakit bawaan, tapi divonis Dokter RSUD Karel Sadsuitubun Langgur meninggal karena terkonfirmasi positif Covid-19, saya akan proses hukum masalah ini, jangan karena meraih sebuah harapan untuk peroleh penghasilan tambahan, untuk rugikan keuangan negara “ Ungkapnya.
Rapat DPRD, Tim Covid-19 Malra Bersama Keluarga Pasien Berakhir Ricuh
Dikatakan dirinya memiliki kewajiban moriil untuk menyampaikan hal ini kepada publik, sesuai Keppres 74 tahun 2004, jo Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001, sebab disana mendesak masyarakat untuk lakukan kontrol / pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Daerah di kab/kota.
“ Yang saya temukan di Kei, ada sikap nakal yang dilakukan Dinkes, dalam hal ini dokter Malra dan Kota Tual. Bapak Gubernur Maluku sengaja biarkan hal seperti ini, saya minta harus dibentuk tim khusus turun di Malra dan Kota Tual, karena ini satu kejahatan administrasi yang membingungkan masyarakat atau istilah bahasa Kei yakni Menastalwangkan rakyat “ Sorotnya.
15 Menit Keluarga Tahan Jenasah Covid-19 Malra, Tuntut Kehadiran Tim Gugus
Putnarubun menuding Bupati Malra, M. Thaher Hanubun, Walikota Tual, Adam Rahayaan, S.Ag dan Gubernur Maluku, Murad Ismail terus membiarkan praktek yang tidak benar ini berlangsung di masyarakat.
“ Saya ini saksi mata dan lihat langsung pasien positif Covid-19 berjoget di tempat karantina pada Hotel dan Penginapan di Kota Tual dan Malra, kalau seperti ini, saya juga ingin jadi pasien Covid-19, sebab disitu makan – minum dan tidur enak di kasur empuk lalu berjoget, karena Pemerintah Daerah bayar hotel gratis “ Kesalnya.
Walikota Tual Bicara Terbuka Soal Rapid Test Covid-19
Mantan Ketua Tim Peduli Pengungsi itu, mengingatkan insan Pers agar tidak memotong pernyataan Pers yang dikeluarkan, sebab dirinya melihat langsung sikap badut yang dijalankan Dinkes dan bertanggungjawab penuh atas apa yang disampaikan kepada publik.
Sudah Dua Minggu Pasien SM Positif Covid-19 Malra Menghilang
“ Saya ingatkan Wartawan jangan pending, karena saya narasumber dan siap bertanggungjawab atas sebuah sikap badut yang dibuat dikedua daerah ini, kasihan masyarakat kita yang berada dalam satu ketidakpastian dan kebohongan “ Ujar Frans Putnarubun dengan nada tinggi. ( TN )