Tual News – Wabah virus corona covid-19 saat ini benar – benar menakutkan bagi warga masyarakat yang ada diwilayah pedesaan, buktinya untuk menangkal masuknya Covid-19 di Desa / Ohoi Revav, Kecamatan Kei – Kecil Timur, Kabupaten Maluku Tenggara, para tokoh adat bersama semua masyarakat melaksanakan ritual adat Kei baik di darat maupun di laut lepas.
tualnews.com, yang diundang melaksanakan peliputan upacara adat kei yang sangat sakral dan sudah menjadi tradisi adat budaya kei masyarakat setempat sejak peninggalan leluhur, kamis ( 2/4/2020 ) melaporkan kalau tepat pukul 16.00 WIT, Kepala Ohoi, Linus Rahayaan bersama masyarakat berkumpul di rumah adat.
Warga masyarakat yang datang membawah bahan makanan berupa embal, daun kasbi, ubi-ubian, sayur, mas adat dan uang koin. Selanjutnya bahan-bahan persembahan dari semua warga kampung ini, didoakan secara adat Kei, sebelum dibawah pada pusat kampung ( woma ) dan beberapah pintu masuk.
Tokoh Adat Ohoi Revav, Engelbertus Rahayaan, dalam upacara adat kei di woma Ohoi Revav, meminta Tuhan dan Leluhur atau dalam bahasa Kei disebut Atsob Duad Tavlurit Nit, untuk menjaga, melindungi, menyertai serta mengusir wabah virus corona di Ohoi Revav.
Usai doa adat Kei di woma El Fa Mas Ohoi Revav, para tokoh adat bersama Kepala Ohoi dan Perangkat Desa beserta perwakilan masyarakat menuju empat titik pintu masuk kampung untuk mempersembahkan persembahan makanan tradisional, uang koin dan mas adat kepada Tuhan dan Leluhur untuk menjaga dan mengunci semua pintu masuk kampung Revav dari penyebaran wabah mematikan covid-19.
Tokoh Adat Revav, Atanatus Rahayaan dalam persembahan doa adat Kei meminta Tuhan Yang Maha Kuasa dan para Leluhur di Ohoi Revav agar menyertai seluruh masyarakat yang datang dengan membawah semua kekurangan, dan perbuatan dosa melalui persembahan dan doa atau dikenal dengan Bahasa Kei ( Sob-Sob ) untuk menangkal semua jenis penyakit, termasuk wabah virus corona dari masyarakat Ohoi Revav khususnya dan rakyat di Nuhu Evav pada umumnya.
“ Kami Minta Tuhan dan Leluhur Kei, cegah penyakit virus corona masuk di Ohoi Revav dan Kepulauan Kei pada umumnya, termasuk semua warga Kei yang ada diluar “ Pintah Rahayaan dalam persembahan doa adat yang dibawakan dalam Bahasa Kei.
Kata Rahayaan, persembahan masyarakat berupa makanan hasil kebun, uang koin dan mas adat dipersembahkan kepada Tuhan dan Leluhur agar wabah virus corona tidak masuk di Ohoi Revav dan Kepulauan Kei.
Usai upacara adat Kei di pusat woma kampung Revav dan empat pintu masuk di darat, para tokoh adat dengan membawah persembahan ( Sob – Sob ), menuju pertengahan lautan dengan speadbot menggelar ritual adat Kei ditengah laut.
Perjalanan menuju lautan bebas tepat di lokasi pasir timbul Ohoi Revav yang berada ditengah laut lepas. Tokoh Adat Ohoi Revav, Atanatus Rahayaan, dalam doa adat meminta Tuhan Yang Maha Kuasa dan Leluhur Evav menangkal semua jenis penyakit, termasuk wabah virus corona dari masyarakat.
“ Kami datang dengan membawah semua dosa –dosa masyarakat, minta Nabi Yunus penguasa laut, terima persembahan ( Sob – Sob ) ini, dan jaukan wabah virus corona, agar masyarakat hidup sehat, aman, nyaman dan damai “ Seruh Rahayaan dalam doa adat dengan bahasa Kei ditengah lautan bebas.
Usai doa adat Kei itu, bahan persembahan ( Sob-Sob ), berupakan makanan tradisional, mas adat dan uang koin dibuang ke tengah laut sebagai bentuk tradisi adat dan budaya Kei masyarakat setempat sejak diturunkan para Leluhur Kei.
Tokoh Adat Ohoi Revav, Atanatus Rahayaan, secara terpisah kepada tualnews.com menjelaskan ritual adat Kei di darat dan prosesi persembahan ( Sob-Sob ) di tengah laut, merupakan tradisi adat dan budaya Kei di Ohoi Revav.
“ Ritual adat Kei yang dibuat di darat harus dibuang ke laut, agar semua jenis penyakit yang datang ditelan air laut “ ungkapnya.
Rahayaan mengaku ini adalah tradisi adat dan budaya Kei sejak para leluhur yang terus dipertahankan dan diwariskan kepada anak cucu saat ini.
“ Ritual adat Kei, di woma dan pintu masuk Ohoi Revav dimaksudkan untuk mengunci semua jenis penyakit yang akan masuk di kampung Revav “ ujarnya.
Dikatakan, ritual adat Kei yang digelar, kamis sore ( 2/4/2020 ) baik di darat dan laut, karena sesuai catatan sejarah dan cerita leluhur Ohoi Revav waktu zaman dulu, ketika terjadi bencana besar melanda Kepulauan Kei, termasuk di Ohoi Revav yang dikenal dengan penyakit Kolera, banyak masyarakat meninggal dunia karena terserang wabah kolera tersebut.
“ Dulu kampung Revav terserang penyakit wabah kolera, banyak masyarakat meninggal dunia, lalu leluhur kami berkumpul gelar ritual adat Kei seperti ini baik di darat dan laut, minta Tuhan dan Leluhur Kei usir penyakit tersebut dari masyarakat “ Ungkap Rahayaan.
Rahayaan menyebutkan kalau persembahan ( Sob – Sob ) yang dibawah sebagai persembahan kepada Tuhan dan Leluhur adalah hasil kebun masyarakat berupa makanan tradisional seperti embal, pisang, daun kasbi, uang koin dan mas adat Kei.
Dirinya berharap kepada Tuhan dan Leluhur Evav agar menerima Sob – Sob masyarakat Ohoi Revav dalam mencegah virus corona covid-19 masuk di kampung Revav, sehingga mereka tetap hidup sehat, aman, rukun dan damai serta selalu mendoakan mereka untuk selama – lamanya.
( team tualnews )