Tual News – Tiga tahun lamanya, sejak tahun 2018 – 2020, Warga masyarakat di Desa Ohoiwirin, Kecamatan Kei Besar Utara Timur, Kabupaten Maluku Tenggara, Propinsi Maluku belum menikmati setetes air bersih melalui program PAMSIMAS dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR ) RI.
Kepada tualnews.com, warga Desa Ohoiwirin sangat kecewa dengan Pemerintah RI melalui PUPR yang mengucurkan program air bersih melalui PAMSIMAS KKM Ohoiwirin tahun anggaran 2018, pasalnya sampai saat ini, masyarakat belum menikmati air bersih dari program unggulan Presiden RI, Ir. Joko Widodo.
“ Bapak lihat sendiri, pipa air berhamburan, akibat ulah Pemerintah, kami masyarakat di Ohoiwirin belum menikmati setitik air bersih “ Sesal warga Desa Ohoiwirin.
Salah satu pejabat Dinas PUPR Kabupaten Malra, Eky Ruban ketika dikonfirmasi tualnews.com, via telpon selulernya, rabu ( 11/3/2020 ) mengaku pipa air untuk penyelesaian program air bersih di Ohoiwirin sudah diangkut Kapal Laut Fery ke Kecamatan Kei Besar Utara Timur.
“ Saat ini masyarakat di Desa Ohoiwirin sedang menyelesaikan pekerjaaan penyambungan pipa air, melalui subsidi Dana Desa Ohoiwirin 10 % “ Ungkapnya.
Kata Ruban, keterlambatan pekerjaan program air bersih Ohoiwirin, disebabkan karena Bendahara program PAMSIMAS KKM Ohoiwirin melarikan diri ke Timika – Papua dengan membawah uang sebesar Rp 11 juta yang merupakan upah kerja masyarakat Ohoiwirin dalam penyelesaian program air bersih bantuan Pempus tersebut.
Dua Tahun Ratusan Pipa Air PUPR Terlantar di Kei Besar
Seperti diberitakan tualnews.com, tanggal 23 November 2019, sudah dua tahun lamanya, ratusan pipa air milik Kementrian PUPR terlantar dan dibuang didalam hutan di desa/ Ohoi Ohoiwirn, Kecamatan Kei Besar Utara Timur, Kabupaten Maluku Tenggara. Kuat dugaan ratusan pipa air yang masih dalam gulungan pabrik dengan kwalitas sempurna itu merupakan program Kementrian PUPR tahun 2018, melalui program PAMSIMAS yang dilaksanakan Dinas PUPR Provinsi Maluku bekerja sama dengan Dinas PUPR Kabupaten Malra.
Berdasarkan hasil investigasi tualnews.com, masyarakat di Desa Ohoiwirin, pulau Kei Besar mengaku resah dan kecewa dengan Pemerintah cq Kementrian PUPR, terutama Dinas PUPR kab / kota yang tidak mampu melakukan pengawasan, sehingga ratusan pipa air yang sedianya akan dimanfaatkan untuk pekerjaan penyambungan air bersih bagi masyarakat setempat, dibuang dan diterlantarkan begitu saja.
“ Kami sangat kecewa dengan kinerja instansi teknis, sampai saat ini masyarakat Ohoiwirin belum menikmati air bersih “ Sesal Josep warga Ohoiwirin.
Josep mengaku, pihak aparatur desa Ohoiwirin diduga terlibat dalam program air bersih yang mangkrak itu, buktinya oknum warga yang dipercayakan Dinas PUPR sebagai pelaksana pekerjaan sudah melarikan diri ke Kabupaten Mimika, Papua.
“ Ini program PAM SIMAS tahun 2018, petugas dari propinsi Maluku datang bersama ratusan pipa air ini lalu dibuang begitu saja didalam hutan dekat sumber mata air, tanpa ada realisasi fisik pekerjaan “ ungkapnya.
Josep menduga dana program yang dicanangkan untuk pelaksanaan pekerjaan air bersih di Ohoiwirin sudah habis disunat oknum – oknum tertentu di Dinas PUPR Provinsi Maluku yang bekerja sama dengan oknum Dinas PUPR Kabupaten Maluku Tenggara sehingga program air bersih mandek.
Dinas PUPR Provinsi Maluku, melalui bidang Satker Air Bersih ketika didatangi tualnews.com mengaku tahun 2018 tidak ada proyek atau program dari Dinas PUPR yang turun di Kabupaten Malra.
“ Kami sudah cek di daftar tidak ada proyek air bersih Dinas PUPR Maluku yang turun di Desa Ohoiwirin, hanya ada satu program air bersih yang bersumber dari dana aspirasi anggota DPRD Maluku asal daeah pemilihan Malra yang ada di Desa Waur dan sesuai laporan realisasi fisik pekerjaan sudah selesai dikerjakan “ ungkap Kabid Satker Air Bersih Dinas PUPR Maluku.
Kabid bahkan minta agar hal ini dikonfirmasi dengan Balai Sungai Maluku, karena ada beberapah dinas dan badan yang langsung menangani proyek atau program air bersih yang turun ke masyarakat di 11 kab / kota Maluku.
Sementara itu Kepala Dinas PUPR Kabupaten Maluku Tenggara, Ana Yunus saat itu ketika dihubungi via telpon selulernya untuk dikonfirmasi belum berhasil dihubungi. ( team tualnews )