Tual News – Walikota Tual, Adam Rahayaan, S.Ag menyesalkan sikap oknum tertentu di Kota Tual yang terus mewacanakan soal lokasi pembangunan lima pasar di Kota Tual yang dibiayai Pempus sebesar 42 millyar. Lima lokasi pasar yang dibangun masing – masing, pasar baru di kompleks Pertamina, Pasar Fiditan, Ngadi, Kuur dan Pasar Tayando.
“ soal wacana yang berkembang terkait pembangunan lima buah pasar di Kota Tual, awalnya sesuai kesepakatan bersama pemilik tanah di depan Masjid BTN, biaya pembebasan lahan untuk pembangunan pasar sebesar Rp 14 millyar, katong sudah hubungi pemilik tanah, gelar rapat empat kali dan disetujui lalu pemilik tanah dan panitia pengadaan tanah buat MOU untuk bayar dalam tempo tiga tahun anggaran “ Tandas Walikota Tual dengan nada tinggi dalam pertemuan bersama para pedagang di pasar Baru Kota Tual, rabu ( 5/2/2020 ) .
Dalam perjalanan, Kata Rahayaan, pemilik tanah menolak pembayaran lahan oleh Pemkot Tual dalam tiga tahap, karena ingin dibayar satu kali, bahkan yang bersangkutan mau merubah sendiri pasal – pasal dalam MOU.
“ Pemilik lahan ingin kami bayar satu kali, dan mau merubah sendiri pasal didalam MOU, dimana – mana di Indonesia orang buat MOU harus dibuat bersama, bukan sepihak. Ini wartawan dengar supaya tulis, sehingga tidak lagi jadi wacana, karena cape jelaskan terus, jadi saya anggap ini ada oknum tertentu yang membuat isu “ Tepis Walikota Tual.
Sebelumnya dalam pertemuan bersama para pedagang sayur, ikan, buah- buahan dan sembako di pasar Tual, senin ( 3/2/2020 ), Walikota Tual, Adam Rahayaan, S.Ag juga menjelaskan hal yang sama terkait pembangunan lima lokasi pasar di Kota Tual yang dibiayai dana alokasi khusus ( DAK ) dari Pempus.
“ DAK Pempus sebesar 42 milyar untuk bangun pasar di Kota Tual sudah ditetapkan, saya ingin menata kembali pasar Tual, namun petunjuk pusat anggaran yang diturunkan sudah didesain dengan ukuran dan tipe yang sama, kalau mau bangun pasar sendiri pakai uang APBD, dari pada dana 42 milyar dialihkan ke daerah lain, maka lahirlah lima buah pasar yang dibangun di Kota Tual masing – masing, pasar Baru, Fiditan, Ngadi, Kuur dan pasar Tayando “ Jelasnya.
Kata Rahayaan, awalnya lokasi pembangunan pasar baru di kompleks pertamina, berlokasi di depan Masjid BTN, depan Kantor DPD Golkar Kota Tual, karena sudah ada kesepakatan bersama ( MOU ) antara panitia pengadaan tanah Pemkot Tual bersama pemilik tanah, dengan biaya pembebasan lahan sebesar 14 millyar dan akan dibayar tiga tahap melalui APBD Kota Tual.
“ Namun dalam perjalanan, pemilik tanah menolak pembayaran pembebasan lahan secara bertahap, maunya dibayar satu kali, bahkan MOU yang sudah dibuat dan disepekati ingin dirubah sendiri, sehingga akhirnya pasar baru Kota Tual kembali dibangun ditanah milik Pemkot Tual saat ini “ terangnya. ( team tualnews )