Langgur Tual News – Kinerja Camat Kei Kecil Timur ( KKT ) bersama Kepala Ohoi Raat, Wain Baru, Isso dan Marfun dipertanyakan, karena berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten Malra, sesuai indeks keluarga sehat Puskesmas Rumaat sejak januari – november 2019, empat desa / ohoi tersebut mencetak angka stunting tertinggi.
Berdasarkan data yang diterima tualnews.com dari Dinas Kesehatan Malra, empat kampung tersebut masuk daftar hitam sesuai catatan Puskesmas dalam pelayanan kesehatan balita stunting/pendek januari – november 2019.
Angka stunting tertinggi di desa / ohoi Raat, dengan prosentase 69 %, disusul Wain Baru 48 %, Isso 44 % dan Marfun 41 %. Sementara yang memperoleh raport merah angka stunting yaitu Ohoi Semawi 40 %, Watngon 35 %, Ohoinol 34 %, Mastur 33 % dan Kamear 31 %.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malra, dr. Ketty Notanubun, M.Kes ketika dikonfirmasi tualnews.com membenarkan hal itu.
“ benar minggu kemarin kami bentuk dua tim turun di daratan kei – kecil dan kei besar, saya di wilayah Puskesmas Rumaat, kecamatan kei kecil timur, sesuai data yang dikeluarkan Puskesmas ada empat ohoi mencapai angka stunting tertinggi yakni Ohoi Raat, dan tiga ohoi lainya “ ungkapnya.
Notanubun mengaku, Ohoi Raat mencapai angka stunting tertinggi 69 % dengan jumlah balita 11 orang, dan yang stunting 6 orang balita, disusul empat ohoi lainya.
Kadis Kesehatan menjelaskan ada beberapah indikator kesehatan yang diukur yakni keluarga yang mengikuti program KB, bayi mendapat imunisasi lengkap, ASI ekslusif, merokok dll.
Kata Notanubun pihaknya akan terus memantau perkembangan angka stunting di beberapah ohoi tersebut dan mendorong para kepala ohoi agar fokus memanfaatkan dana desa untuk mencegah stunting melalui program makanan tambahan dan pemberian gizi kepada balita.
“ Saya minta Puskesmas agar terus memantau angka stunting tertinggi di KKT, karena nanti ada evaluasi sebelum diekspose, jadi kalau di Kei Kecil Timur saya melihat bukan lagi soal faktor ekonomi, bisa saja masyarakat peroleh uang untuk bangun rumah dll, sehingga kurang membeli makanan bergizi kepada anak balita “ ujarnya.( team tualnews )