Langgur Tual News – Buntut penolakan Penjabat Ohoi Sather, Kecamatan Kei Besar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara oleh pemuda dan masyarakat, saat ini Ohoi Sather bergejolak, perangkat desa tidak dapat melaksanakan tugas karena Kantor Balai Desa dipalang dengan kayu. Bukan hanya kantor Desa dipalang, namun warga juga memasang spanduk penolakan di Ohoi Sather.
Sekretaris Desa Ohoi Sather, Gaspar Dangeubun, S.Sos ketika dikonfirmasi tualnews.com membenarkan hal itu.
“ Benar, buntut penolakan Penjabat Ohoi Sather oleh masyarakat dan pemuda, kami perangkat desa sejak bulan agustus 2019 tidak melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan dengan baik, hal ini disebabkan karena kondisi saat ini kami belum mengetahui kehadiran seorang Pj. Ohoi Sather, sebab belum hadir di kampung “ Ungkap Dangeubun.
Sekdes Sather mengaku, kondisi penyelenggaraan pemerintahan desa berjalan mandek dan tidak efisien, karena tidak ada komunikasi yang baik dari Camat Kei Besar Selatan dengan perangkat Desa Ohoi Sather.
“ Kami saat ini tidak berdaya menghadapi gelombang aksi masyarakat Sather yang menolak kehadiran Penjabat Ohoi Sather, sehingga minta Pemkab Malra segera menyikapi persoalan ini “ pintah Dangeubun.
Sekdes juga menyesalkan Musyawarah pembangunan desa / ohoi ( Musrengbang ) yang seharusnya dilaksanakan di Ohoi Sather tanggal 03 desember 2019, namun oleh Camat Kei Besar Selatan, melaksanakan kegiatan Musrengbang desa Sather di Weduar, ibu kota kecamatan KBS.
“ Kami perangkat desa menolak keras pelaksanaan musrengbang Ohoi Sather di ibu kota kecamatan, karena sesuai aturan hal itu harus dilaksanakan di kampung “ Sesal Dangeubun.
Kata Sekdes, dirinya bersama perangkat Ohoi Sather memenuhi undangan Camat dan mendatangi acara Musrengbang, namun kemudian kegiatan itu dibatalkan sehingga tidak dapat dilaksanakan.
Menyoal tentang solusi dari Pemkab Malra dan pihak kecamatan atas aksi penolakan Pj. Kepala Ohoi Sather, Sekdes mengakui sampai saat ini belum ada kejelasan. “ kami perangkat desa siap laksanakan musrengbang di kampung, olehnya itu kami berharap Bapak Bupati Malra bersama DPRD segera sikapi persoalan yang terjadi di Sather saat ini “ harapnya.
Senada dengan itu, Kaur Kemasyarakatan Ohoi Sather, Alfred Metubun juga membenarkan pemalangan Kantor Balai Desa Sather oleh pemuda dan masyarakat. “ benar, buntut penolakan Pj. Kepala Ohoi Sather, A. Mattly saat ini actifitas pemerintahan desa berjalan mandek “ ungkapnya.
Metubun mengaku, pihaknya bersama perangkat desa siap menerima Pj. Kepala Ohoi Sather yang baru sesuai SK yang dikeluarkan Bupati Malra, M. Thaher Hanubun dan sesuai informasi dari pihak Kecamatan akan dilaksanakan kegiatan musrengbang desa di Ohoi Sather.
“ kami perangkat desa sudah bermusyawarah untuk menyiapkan berbagai hal terkait persiapan musrengbang di Sather, namun Sekcam Kei Besar Selatan lewat pesan lisan melalui salah satu warga Weduar datang menyampaikan kalau kegiatan musrengbang dilaksanakan di Kantor Camat “ Jelas Metubun.
Atas surat undangan dari Camat, kata Metubun pihaknya bersama perangkat mendatangi Kantor Camat Kei Besar Selatan tanggak 03 desember 2019 dan menyatakan sikap menolak kegiatan musrengbangdes yang dilaksakan di Weduar, ibu kota kecamatan.
“ Kami nyatakan sikap menolak musrengbangdes Ohoi Sather di Kantor Camat, sebab kami berharap dengan kegiatan itu dilaksanakan di kampung, agar pihak kecamatan dapat menfasilitasi gejolak yang terjadi di masyarakat terkait penolakan Pj. Kepala Ohoi Sather “ Jelasnya.
Sementara Kaur Pembangunan Ohoi Sather, Nikodemus Domaikubun mengaku pihaknya sangat dirugikan dengan aksi pemalangan di Kantor Desa, pasalnya Camat Kei Besar Selatan sampai saat ini tidak dapat menghadirkan Pj. Kepala Ohoi Sather, A. Mattly untuk hadir di kampung bersama masyarakat.
“ Kami perangkat bersama masyarakat sampai saat ini tidak mengetahui Pj. Kepala Ohoi Sether yang diangkat berdasarkan SK Bapak Bupati Malra, karena Camat tidak dapat memfasilitasi kehadiran penjabat tersebut dikampung “ terang Domaikubun.
Domaikubun minta Bupati Malra segera melihat persoalan yang terjadi di Sather, karena pihaknya ingin membangun kampung menjadi lebih baik.
“ Kami minta Bapak Bupati Malra sikapi masalah di Sather saat ini, sebab kami sangat dirugikan “ pintahnya.
Surati Bupati Malra, Pemuda Tolak Penjabat Kepala Ohoi Sather
Seperti diberitakan tualnews.com, sebelumnya Pemuda Ohoi Sather, Kecamatan Kei Besar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara secara resmi menyurati Bupati Malra, M. Thaher Hanubun, dengan menyatakan sikap menolak keras pengangkatan Apris Matlly sebagai Penjabat Kepala Ohoi Sather.
“ Menurut kami penunjukan saudara Mattly sebagai Pj. Kepala Ohoi Sather oleh Bupati Malra tidak dapat menyelesaikan konflik yang terjadi saat ini di Desa, bahkan menimbulkan konflik sosial baru di masyarakat “ Tegas Para Tokoh Pemuda Sather, Menase Domakubun, S.AP dan Jonathan Dangeubun, A.Md dalam pernyataan sikap tertulis tanggal 25 November 2019 yang diterima tualnews.com
Berdasarkan kondisi riil yang terjadi di Ohoi Sather tersebut, para tokoh pemuda minta Bupati Malra merevisi kembali surat keputusan ( SK ) yang telah dikeluarkan, guna menghindari hal – hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
“ dengan penuh rasa hormat ijinkan kami meminta Bupati Malra menunjuk sdri. Elisabeth Dangeubun, SP.M.Si sebagai Pj. Kepala Ohoi Sather demi terwujud kondisi Ohoi yang kondusif “ Pintah para pemuda.
Kata para pemuda Sather, adapun pertimbangan mereka mengusulkan srikandi Sather sebagai Pj. Kepala Ohoi, sebab Elisabeth Dangeubun dinilai mampu melakukan rekonsiliasi dalam menyatukan masyarakat yang saat ini tercerai berai karena konflik kepala Ohoi.
“ Kami menilai sosokk wanita Sather yan adalah ASN aktif Pemkab Malra memiliki rekam jejak yang baik tanpa cacat hukum dan pasti bertanggungjawab penuh dalam mengemban tugas sebagai Pj. Kepala Ohoi Sather atau dikenal dengan sebutan Bahasa Kei Vuvu Yab Yab Fo Nan Vahwung Bal Rayat El – Hukdo ( pemimpin yang berdiri ditengah – tengah –red ) “ Tandas para tokoh pemuda Sather.
Sementara itu Tokoh Masyarakat Ohoi Sather, Stef Erubun kepada tualnews.com mengaku pernyataan sikap pemuda yang menolak Pj. Kepala Ohoi Sather, Apris Matlly merupakan aspirasi masyarakat atas kondisi riil yang terjadi saat ini.
“ Sebagai tokoh masyarakat saya minta kepada Pemkab Malra melalui Bagian Hukum segera meninjau SK yang sudah dikeluarkan, kondisi saat ini di Ohoi Sather tidak kondusif karena konflik Kepala Ohoi Definitif, olehnya itu kalau SK Pj Sather itu dilanjutkan maka situasi akan menjadi lain “ ungkap Erubun.
Dikatakan, Camat Kei Besar Selatan sudah datang bertemu kedua kelompok masyarakat yang bertikai di Ohoi Sather. “ kenapa terjadi gejolak saat ini, karena para tokoh adat, agama dan masyarakat sudah sampaikan secara lisan kepada saudara Camat, ketika terjadi pergantian penjabat yang baru, maka orang yang ditunjuk dan disepakati yakni perempuan Sather atau dikenal dengan Dit Ruat El-Hukdo sebagai penengah untuk semua pihak “ ujarnya.
Erubun menghimbau masyarakat agar menahan diri, sebab penolakan yang dilakukan secara besar – besaran dimotori Pemuda Sather sementara berjalan sambil menunggu respon Pemkab Malra atas surat pernyataan sikap Pemuda Sather. ( team tualnews )