Timika Tual News – Wakil Bupati Kabupaten Mimika Papua, Johanis Rettob, secara resmi kamis ( 28/11/2019 ) di Bandara Mozes Kilangin Timika melepas 128 kilo kepiting bakau yang diekspor UD Putri Desi ke Singapura.
“ Saya atas nama Pemkab Mimika gembira dan senang atas insitif pengusaha dari Mimika yang bisa lakukan ekspor sampai luar negeri, semoga hari ini adalah ekspor perdana dan tetap terus menerus berkesinambungan “ Salut Rettob.
Menurut Wabup Mimika, ini adalah sebuah langkah maju untuk pemberdayaan ekonomi dari tingkat bawah sampai pengusaha.
Sementara itu Direktur UD Putri Desi, Ibu Hartati kepada tualnews.com mengaku kegiatan ekspor kepiting bakau sempat terhenti sejak agustus 2018, namun akhirnya ekspor perdana 128 kepiting bakau ke Singapura bisa terlaksana kamis ini.
“ sejak agustus 2018, kegiatan UD Putri Desi terhenti lantaran harus membenahi instalasi penampungan, pencucian dan limbah sesuai standar yang ditetapkan pihak Karantina Perikanan agar mendapatkan sertifikat cara karantina ikan yang baik ( CKIB ) “ ungkapnya.
Kata Hartati sampai saat ini pihaknya masih terus membenahi instalasi agar mutu komoditas ekspor benar – benar berkwalitas.
“ kami masih menunggu penerbitan sertifikat CKIB dan sertifikat instalasi yang dikeluarkan pihak karantina perikanan. Kalau dua sertifikat itu sudah terbit dan masuk kelas B, maka kami akan lakukan ekspor setiap hari “ Jelas Direktur UD Putri Desi.
Dikatakan, sesuai permintaan untuk komoditas kepiting bakau yang bisa diekspor yaitu dengan bobot lebih dari 500 gram. “ pemesanan kami dari Singapura hanya minta kepiting dengan bobot 500 gram ke atas sampai ukuran 1.000 gram, mereka tidak mau ukuran yang kecil “ ujarnya.
Hartati menjelaskan, hasil tangkapan kepiting yang diekspor diperoleh dari para nelayan yang berada di daerah Keakwa hingga Mimika Barat.
“ Kami juga bekerja sama dengan Koperasi Perikanan Embiti yang membina sekitar 150 orang nelayan lokal yang tergabung pada 15 KUB “ ungkapnya.
Menyoal tentang harga kepiting bakau yang dibeli dari para nelayan, Hartati mengaku untuk harga beli di nelayan lokal Timika bervariasi sesuai ukuran yakni Rp 65.000 /kepiting bakau 500 gram, Rp 90.000 untuk 900 gram, dan Rp 150.000 untuk ukuran kepiting bakau besar lebih dari 1.000 gram.
“ kalau di Singapura kami dihargai harga 24 dollar singapura atau sekitar Rp 240.000,- per kilogram “ terangnya.
Direktur UD Putri Desi mengatakan sangat rindu ingin mengekspor kepiting bakau ke China, namun terkendala karena masih memiliki gread C.
“ Kami berharap gread B, supaya bisa masuk ekspor ke China “ katanya.
( team tualnews )