Ambon Tual News – Ribuan pengungsi di Tulehu, Waai dan Liang sampai saat ini masih bertahan di areal hutan pegungungan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku. Berdasarkan hasil penelusuran tualnews.com, Rabu hingga malam ini ( 02/10/2019 ), ribuan pengungsi itu masih bertahan di gunung, tiga kampung besar itu terlihat sepi, rumah penduduk terkunci rapat. Hanya ditemui beberapah warga masyarakat yang umumnya kaum lelaki yang ada di pinggiran rumah.
Ditengah kondisi Pulau Ambon dan sekitarnya yang diguyur hujan, warga nekad memasang tenda terpal ditengah hujan untuk dapat berteduh dimalam hari.
Posko Bencana di Negeri Liang, Kacamatan Salahutu, Malteng mencatat sedikitnya sebelas titik lokasi pengungsi yang tersebar yakni di titik lokasi Waihula, Jalan Baru 1, Jalan Baru 2, menderita, Aikahue, Bung – Bung, Poulatu, Dusun Tanjung, Dusun Tanah Merah, Dusun Lenglong dan Dusun Iha.
Kebutuhan dasar tanggap darurat yang sangat dibutuhkan ribuan warga pengungsi tersebut adalah makanan siap saji, beras, keperluan bayi, pampers, pembalut wanita, terpal, selimut, kain sarung, tikar, kain anak kecil, lampu lad ( lampu cas ), air mineral dan kantong kresek.
Negeri Liang yang sangat merasakan dampak Gempa Bumi 6,8 SR Kamis lalu ( 26/9/2019 ), terpaksa mengungsi ke areal hutan pegunungan Salahutu, karena akibat gempa tersebut ratusan rumah rusak, termasuk korban jiwa dan harta benda lainya.
Berdasarkan rilis Penjabat Pemerintahan Negeri Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Ramlan Tuasikal, terdapat 3.279 warga masih bertahan hidup di lokasi pengungsian pasca gempa bumi berkekuatan 6,8 SR mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya. Ribuan pengungsi tersebut tersebar pada 11 titik lokasi pengungsi.
Sementara korban meninggal pasca gempa, kata Tuasikal berjumlah 5 orang, korban luka ringan 72 orang, luka berat 9 orang. Kerusakan rumah tercatat 736 unit rumah penduduk, rincianya 406 rusak berat, rusak ringan sebanyak 317 unit, dua unit rumah ibadah, dan 11 bangunan sekolah mengalami rusak ringan.
Hasil penelusuran tualnews.com di Negeri Liang, akibat gempa bumi 6,8 SR ratusan rumah rusak berat, sedang dan ringan. Bahkan beberapah rumah warga Liang tersembur lumpur tanah, bersamaan dengan timbulnya empat buah lubang besar dipinggir rumah penduduk.
Kerusakan rumah yang sangat berat dan parah ditemui di RT 14 Negeri Liang.
Pagar tembok di tempat wisata Waipirit dekat pelabuhan penyebrangan kapal Fery menuju Kota Masohi dan Pulau Seram sepanjang dua ratus meter juga rata dengan tanah akibat goncangan gempa bumi yang sangat kuat. Termasuk jalan aspal menuju ke arah pantai terbelah dua.
“ Kami takut terjadi lagi gempa susulan yang bisa menimbulkan tsunami, makanya kami bersama semua warga Negeri Liang mengungsi ke dataran yang lebih tinggi “ ungkap Warga Liang yang ditemui.
Akibat gempa bumi anak – anak di Negeri Liang tidak bersekolah, mereka ikut bersama orang tua mengungsi di tempat pengungsian yang aman di areal pegunungan, bahkan di Negeri Liang satu warga pengungsi yang meninggal baru selesai dimakamkan, Rabu sore ( 02/10/2019 ).
Sementara itu di Posko Bantuan Pengungsi di Negeri Liang, untuk menampung bantuan tanggap darurat kepada para pengungsi sudah mulai berdatangan, baik bantuan berupa makanan dan minuman serta terpal.
Data dari BPBD Provinsi Maluku, menyebutkan korban meninggal akibat gempa bumi 6,8 SR sampai Rabu ( 02/10/2019 ) bertambah menjadi 36 orang, penambahan angka korban meninggal ditemui di Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Barat ( SBB ).
BPBD Maluku merinci, korban meninggal di Kota Ambon masih tetap 11 orang, sedangkan Kabupaten Malteng bertambah menjadi 15 orang, termasuk SBB 10 orang. ( team tualnews.com )