Langgur Tual News – Peringatan hari Sumpah Pemuda, senin 28 Oktober 2019, menjadi momentum Persatuan Mahasiwa Khatolik Indonesia ( PMKRI ) Cabang Kota Tual dan Kabupaten Malra untuk bersatu dan melawan semua bentuk penjajahan masa kini yakni kemiskinan, kebodohan dan belenggu ketidakadilan.
Demikian rilis Ketua Presidum PMKRI Cabang Kota Tual dan Malra, Propinsi Maluku, Damianus Gerenz Ohoiwutun yang diterima tualnews.com, senin ( 28/10/2019 )
“ PMKRI berkomitmen lawan semua bentuk penjajahan saat ini yakni kemiskinan, kebodohan dan belenggu ketidakadilan “ Tegas Ohoiwutun.
Dikatakan, pemuda merasa penting keluar dari berbagai persoalan itu, sebab komitmen inilah yang membuat pemuda masih tetap kokoh dan berdiri tegak dalam mengawal semua proses pembangunan dan pelayanan publik demi terwujudnya keadilan sosial, kemanusian dan persaudaraan sejati dari Sabang sampai Merauke.
“ dasar pedoman pemuda adalah Pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika, sehingga setiap daerah yang ada di NKRI dituntut mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya alam ( SDA ) dan sumber daya manusia ( SDM ) untuk kemaslahatan setiap warga masyarakat “ tandas Ketua Presidium PMKRI.
Untuk itu kata Ohoiwutun, PMKRI sebagai organisasi pemuda dalam momentum Hari Sumpah Pemuda ke 92 tahun akan tetap konsisten dalam mengawal Bangsa dan Daerah guna terwujudnya keadikan sosial, kemanusian dan persaudaraan sejati.
“ Dalam menyikapi kondisi di daerah ini, kami akan terus bersuara dalam memperjuangkan keadilan sosial, kemanusian dan persaudaraan sejati guna tercapai kesejatraan serta kemakmuran rakyat “ sorotnya.
Untuk itu berikut sikap PMKRI di Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2019 sbb :
DALAM MENGENANG SATU TAHUN KEWENANGAN MEMBANGUN MALRA
(AWAL NOVEMBER 2018 – AKHIR OKTOBER 2019)
1. Terwujudnya penggunaan Sarana Dan Prasarana Gedung Kantor Bupati Baru Untuk Pelayanan Pemerintahan Oleh Setan Dan Jin;
2. Tercapainya Penggunaan 4 Unit Gedung Kantor OPD oleh Rayap, Setan dan Jin dalamPelayanan Pemerintahan Kontrak;
3. Terwujudnya Pasar Selaku Sentra pelayanan Ekonomi Oleh ASN;
4. Terwujudnya Kompetensi Setengah Mati, Akuntabilitas Salah Paham, The Right Out,The RightMan On The Right Geofeodal On The Please;
5. Terwujudnya Anti Tesa Birokrasi Teori : Miskin Struktur Kaya BUMD;
6. Terwujudnya Mimpi, Terukir Tinta Sejarah “Membunuh Ibu Kandung Tanpa Dosa”;
7. Terwujudnya Kampung Terbakar Oleh “Janji Yang Tak Sampai”;
8. Terwujudnya Festifal “Meti Kei Bukan Pesona Tontonan Wisata”. Tetapi, Meti Kei Dari Dan Untuk Milik Orang Kei;
9. Meningkatnya Jumlah Bantuan Sosial”Amal Yang Ternoda”;
10. Terserapnya Angkatan Kerja, “Membunuh Karena Janji”
11. Terwujudnya Kekuasaan Dan Kewenangan Untuk Membangun Malra, Sebuah Komparatif :2003-2008 Deposito, 2008-2018 Kerja Cerdas, 2018-2023 Pinjam membangun Bunga.
12. Terwujudnya Penerbangan Sriwijaya Air Dan Garuda Air Pergi Meninggalkan Wings Air;
13. Kei Turism To And Kei Not Turism “ Kei Surga Termajinalkan, Salah Urus”;
Pro Ecclesia et Patria…!!!
PERHIMPUNAN MAHASISWA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA PMKRI CABANG TUAL/MALRA SANCTUS”ANTHONIUS de PADUA”
DAMIANUS GERENZ OHOIWUTUN
( team tualnews.com )