Langgur Tual News – Puncak Acara Festival Pesona Meti Kei ke 4 tahun 2019 di Ohoi / Desa Ohoidertawun, Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Malra, Propinsi Maluku mendapat apresiasi positif bahkan Wakil Bupati Malra, Ir. Petrus Beruatwarin, M.Si memberikan penghargaan khsusus kepada warga masyarakat Ohoidertawun atas ikrak bersama tidak akan membuang air sembarangan dan tetap menjaga kebersihan serta lingkungan pada tempat wisata.
Deklarasi bersama warga masyarakat Ohoidertawun atas dan Ohoi Loon pada FPMK 2019 pada intinya menjaga dan melestarikan lingkungan agar tetap bersih, indah, nyaman dan damai.
Wakil Bupati Malra, Ir. Petrus Beruatwarin, M.Si, selain memberikan penghargaan dan ucapan terimakasih, Beruatwarin juga melantunkan sebuah pantun yang isinya “ gowes di Jakarta, Maluku Tenggara dan pulau Kei beda dengan gowes nusantara, dari Langgur menuju Jakarta jangan lupa Festival Meti Kei “ katanya.
Wabup berharap kebersamaan dan kekeluargaan yang dibangun dan dibina selama pelaksanaan FPMK 2019 agar lebih ditingkatkan sesuai harapan staf ahli Kemenpora RI ketika membuka Gowes sepeda nusantara di Kabupaten Malra.
Sementara itu Bupati Malra, M. Thaher Hanubun dalam sambutanya menyampaikan apresiasi dan terimakasi kepada Danlanal Tual beserta jajaranya yang mempersiapkan lokasi acara puncak FPMK bernuansa ala Bali selama tiga hari empat malam.
“ saya ucapkan terimakasi kepada Danlanal Tual asal Bali, Kapolres Malra dari Batak, Ketua PN Tual dari Jawa, Dandim 1503 Tual dari Jawa Barat, Danlanud asal Jawa, ini sebagai bukti mereka sangat mencintai daerah ini “ tandasnya.
Bupati berharap masyarakat jangan salah memahami terkait pilihan lokasi acara puncak FPMK 2019, karena Ohoi Ohoidertawun adalah tempat bersejarah.
“ Saya minta jangan salah paham soal tempat ini, kenapa tidak dibuat ditempat lain karena Ohoidertawun adalah tempat bersejarah saya bersama Forkopimda berkumpul dibawah pohon itu untuk bermusyawarah menghentikan konflik horisontal di pulau Kei dengan memakai baju Ain Ni Ain “ jelas Bupati Hanubun.
Bupati Malra menegaskan waktu itu atas kerja sama dan koordinasi yang baik bersama TNI – Polri, konflik horisontal di pulau Kei selesai hanya dalam waktu tiga bulan, sementara konflik di Kota Ambon Propinsi Maluku masih terus berkepanjangan selama empat tahun.
“ Mari kita bersama – sama mengheningkan cipta bagi semua arwah para Raja di Kepulauan Kei yang sudah meninggal “ ajaknya. ( team tualnews.com )