Langgur Tual News – Kepala Wilayah Kecamatan Kei Kecil Timur ( KKT ), Kabupaten Maluku Tenggara, Viktor Renyaan, S.Sos, mengakui lokasi wisata di desa / ohoi Revav selama ini mengalami kemunduran, pasca diresmikan mantan Gubernur Maluku, Ir. Said Assegaf tanggal 1 Oktober 2017
“ Lokasi wisata Ohoi Revav selama ini yang kami pantau tidak maju, alami kemunduran, olehnya itu kami akan dorong agar setiap tanggal 1 oktober digelar event wisata budaya untuk menarik lebih banyak wisatawan, apalagi wisata budaya di Revav memiliki keunikan tersendiri seperti tarian adat dan kelompok tipa gong yang sudah dikenal luas “ Ungkap Camat KKT.
Kata Camat, pihaknya akan mendorong pemerintah Ohoi Revav untuk memanfaatkan dana desa yang dikucurkan pemerintah pusat baik ADD-ADO dan dana penyertaan modal badan usaha milik ohoi ( BUMO ) agar tempat wisata itu ditata secara baik.
“ karena tempat wisata itu tidak maju dan berkembang, maka kami arahkan untuk setiap tanggal 1 oktober diperingati sebagai puncak wisata budaya dan meti kei, sebagai bagian dari promosi dan mendorong pemerintah ohoi untuk segera mengangkat serta mempekerjakan petugas cleaning service agar lokasi wisata Revav dijaga, dirawat dan selalu bersih “ Jelas Camat KKT, Viktor Renyaan.
Camat minta agar Ohoi Revav harus membangkitkan chiri khas dan keunikan masyarakat yang dikenal dengan tipa gong, bila perlu diadakan festival kesenian tipa gong agar tempat wisata lebih dikenal luas.
“ Selama ini banyak Desa / Ohoi di KKT belum kreatif dalam mengembangkan lokasi wisata dan budaya sebagai program unggulan membangun desa “ ujarnya.
Menanggapi pernyataan Camat KKT, Kepala Ohoi Revav, Linus Rahayaan, kepada tualnews.com menyampaikan terimakasi kepada Camat KKT atas sorotan yang disampaikan.
“ Saya bersama masyarakat Ohoi Revav, sampaikan terimakasi kepada Bapak Camat KKT atas masukan yang sangat positif, memang diakui Revav adalah satu – satunya desa / ohoi di wilayah kecamatan kei kecil timur yang memiliki tempat wisata sejak louncing festival pesona meti kei 1 oktober, alami kemunduran bila dibandingkan dengan awal dibuka “ Ungkapnya.
Kepo Revav mengakui, ada berbagai problem yang dihadapi dalam pengembangan tempat wisata tersebut yakni mentalitas masyarakat dan menu makanan. “ semua orang kenal Ohoi Revav adalah kampung ikan, olehnya itu perlu kami siapkan bebagai hal bukan hanya soal menu ikan, tapi sanggar budaya tipa gong Revav yang sudah populer di Nuhu Evav “ Jelas Rahayaan.
Dirinya bertekad bersama aparatur Ohoi Revav dan masyarakat akan mengembangkan tempat wisata tersebut maju dan berkembang sama dengan lokasi wisata lainya.
Untuk menuju ke sana, Kata Kepala Ohoi Revav, Linus Rahayaan dana desa / ohoi Revav tahun anggaran 2019, sebagian dianggarkan dan diprogramkan untuk pembangunan dan penataan lokasi wisata berupa renovasi tempat wisata dan pembangunan MCK. ( team tualnews.com )