BNPB : Waspada Potensi Bahaya Saat Pergantian Musim

Fb img 1572262380346

Ambon Tual News – Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) RI dalam siaran pers senin ( 28/10/2019 ) yang diterima  tualnews.com mengingatkan agar masyarakat mewaspadai potensi bahaya pada saat pergantian musim dari kemarau ke penghujan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo dalam siaran Persnya, mengaku beberapah wilayah di Indonesia mengalami fenomena hidrometeorologi hingga berujung bencana.

Fb img 1572262380346

“ Bahaya yang perlu diwaspadai yaitu banjir, tanah longsor dan puting beliung pada setiap kali memasuki musim penghujan. Bencana ini termasuk bencana mematikan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir “ ungkapnya.

Kata Wibowo, pada akhir bulan oktober, beberapa daerah sudah memasuki penghujan dan pancaroba, sedangkan beberapa wilayah lain masih dalam musim kemarau.

“ perkiraan BMKG, 20 % wilayah pada bulan oktober 2019 sudah memasuki musim penghujan, 47 % wilayah pada bulan november 2019 mulai musim hujan dan 23 % wilayah akan memasuki musim penghujan pada desember 2019 “ Jelasnya.

Menurut Agus, BMKG telah mengidentifikasikan prakiraan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi dapat terjadi diwilayah Aceh, Sumatera Utara dan sebagian Sumatera Barat, sebagian wilayah Papua.

“ untuk wilayah sebagian Sumatera lainya, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku terpantau curah hujan dengan kategori rendah hingga menengah selama november nanti “ terang Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB.

Dikatakan, sebagian wilayah sudah mengalami musim hujan bahkan terjadi bencana banjir dan tanah longsor seperti di Aceh, Kalimantan Tengah dan Jawa Barat. Sedangkan beberapa wilayah yang mengalami pancaroba dan terjadi bencana puting beliung antara lain Jawa Barat dan Jawa Tengah.

“ pusat pengendali BNPB mencatat beberapa kejadian itu di Jawa Barat, Aceh dan Kalimantan. Perubahan musim dapat ditandai dengan fenomena angin puting beliung yang bersifat merusak “ tandasnya.

Sementara pantauan BNPB, beberapa daerah masih mengalami puncak musim kemarau sehingga kondisi lahan kering dan mudah kebakaran.

“ kebakaran huta dan lahan ( karhutla ) masih terjadi di Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalsel, termasuk beberapah gunung di pulau Jawa dan MTB juga alami kebakaran “ paparnya.

Kata Agus, perkembangan terkait bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung, BNPB mencatat selama oktober 2019, 57 kali puting beliung menyebabkan 1 orang meninggal dunia, 10 orang luka – luka, 462 mengungsi dan 7.425 unit rumah rusak.

“ dari jumlah rumah rusak tersebut, sebanyak 200 rusak berat (RB), 898 rusak ringan (RS ) dan 6.327 rusak ringan (RR), sementara kerusakan fasilitas umum yakni 37 fasilitas rusak mencakup 15 fasilitas pendidikan, 20 peribadatan dan 2 kesehatan “ rinci Humas BNPB.

Diungkapkan, sejumlah kejadian puting beliung ini terjadi di Jawa Tengah 21, Jawa Barat 14, Aceh, Bali, Kalsel Sulsel 4, Sumatera Utara 3, Sumatera Barat masing masing 2 kali, Banten, DI Yogjakarta, Kalbar dan Riau masing – masing 1 kali.

Sementara untuk kejadian tanah longsor, BNPB mencatat bencana terjadi 8 kali yang mengakibatkan 2 orang meninggal dunia, 73 mengungsi dan kerusakan pada 21 unit rumah ( 2 RB, 10RS, 9RR ), 3 fasilitas ( 1 pendidikan dan 2 fasilitas peribadatan ).

“ tanah longsor terjadi di Jawa Barat 6 kali, Jawa Timur 1 kali, dan Sumatera Utara 1 kali, sedangkan banjir terjadi 7 kali yang menyebabkan 1 meninggal, 285 mengungsi, 237 unit rumah terendam. Bencana banjir terjadi di Aceh 5 kali, Sumatera Barat 1 dan Sumatera Utara 1 “ jelas Agus.

( team tualnews.com )